Welcome DALGONA
(DEKLARASI SEPEDA PANCAL PECINTA NAMJOONA)-HAPPY READING-
.
.
.Jungkook dan Namjoon pergi bersama menaiki taksi menuju stasiun kereta menuju Daegu.
Tidak mudah meminta ijin pada Pd-Nim serta managernya juga manager Jungkook. Setelah berusaha keras akhirnya mereka diperbolehkan pergi mengunjungi Im Luna.Alasan yang Namjoon berikan pada Pd-nim sangatlah jujur. Terbilang jujur maka dari itu awalnya tidak diperbolehkan tapi Namjoon tidak akan putus asa, akhirnya dia meyakinkan sang direktur dan diperbolehkan pergi selama dua hari ke Daegu. Hanya dua hari, tidak lebih.
Jungkook tentu tidak sabar untuk segera bertemu dengan Luna. Sudah lama dia tidak melihat Luna. Banyak pertanyaan yang dia ingin tanyakan setiba disana nanti. Yang terpenting adalah cepat bertemu dan memeluk Luna.Selagi menunggu kereta datang, Namjoon menawarkan Jungkook makanan tetapi anak itu menolak dengan alasan sudah makan sebelum berangkat. Pasti dia tidak sabar bertemu Luna pikir Namjoon.
Namjoon mengambil ponselnya dan mengirimkan pesan kepada Luna.
"Nanti jangan menangis, ya." Setelahnya dia memasukkan ponselnya kedalam tas yang dia sampirkan disamping tubuhnya.
Kereta datang tidak lama setelah mengirim pesan pada Luna. Jungkook mengeratkan tas ransel hitam besarnya, entah apa saja yang dia bawa dalam tas itu. Namjoon sendiri pun tidak tahu.
Mereka masuk kedalam kereta dan duduk bersebelahan.
"Sabarlah Kook, Luna tidak akan menghilang"
Jungkook menyengir "Iya sunbae hehe.""Kau menganggap Luna itu siapa? Kalian bersahabat dari kapan?" Namjoon tidak tau kenapa dia menanyakan hal itu.
"Dia saya anggap seperti adik sendiri, karena dia lebih muda dari saya walau hanya berbeda satu tahun. Dia menjadi teman pertama saya ketika kami masih kecil, saya sangat pem-" Belum selesai Jungkook menjelaskan Namjoon sudah memotongnya.
"Maaf menyela Kook, lebih baik tidak usah memakai bahasa formal ketika berada diluar agensi. Jangan terlalu kaku padaku Kook."
"Tapikan anda senior, bukankah tidak sopan?"
"Tidak apa jika bersamaku, jangan formal padaku Kook, kita sama-sama teman Luna."
"Baiklah sunbae."
"Lanjutkan ceritamu Kook tadi sampai di 'Saya sangat pem ....'"
"Hm, aku sangat pemalu sehingga aku tidak memiliki seorang teman. Luna satu-satunya yang tidak putus asa walau aku selalu mengabaikannya karena aku malu didekati orang lain apalagi perempuan, tapi akhirnya aku mau membuka suara ketika dia menarik celanaku kebawah. Dia jahil, dan akhirnya kami berteman sampai sekarang. Dia juga bilang kalau aku sangat jahil padanya, aku dulu nakal selalu mengganggu Luna hingga dia menangis tapi kalau aku didekati gadis-gadis aku menghindar dan berlindung pada Luna itu terjadi ketika SMP dan SMA."
"Kook, ini kau menceritakan tentang dirimu atau Luna sih? Ini seperti tentang hidupmu dan Luna" Namjoon tertawa sambil mengusap kepala Jungkook yang tertutup oleh topi.
"Maaf sunbae, aku terbawa suasana."
"Tidak apa, kita juga sekarang berteman, kau adalah adikku sekaligus juniorku. Apapun yang bersangkutan dengan Luna, aku akan menjadi orang terdekatnya juga."
Setelah Namjoon mengatakan hal itu, Jungkook merasakan dadanya yang sedikit sakit. Dia cemburu atau kesal pada Namjoon karena mengatakan itu, atau karena dirinya yang tidak mau disaingi oleh orang lain. Luna hanya untuknya dan miliknya. Walau dia sendiri tidak tau persis tentang perasaan itu. Yang dia tau hanyalah dia sahabat dan kakak untuk Luna.
***
"Im Luna." Jungkook segera memeluk Luna-nya ketika mereka sampai di hadapan Luna. Luna tentu senang dan juga terkejut akan kedatangan mereka berdua.
"Kalian datang tidak mengabariku terlebih dulu. Aku tidak memiliki apapun untuk dihidangkan." Andai Namjoon atau Jungkook mengabarinya dia akan pergi berbelanja ke pasar terlebih dahulu untuk makan mereka.
"Tidak apa, Luna. Ini sebagai kejutan dariku untukmu. Kau merindukan Jungkook, maka aku membawanya kemari. Jungkook, dia sangat menggemaskan." Namjoon melihat Jungkook dan tersenyum manis padanya.
"Luna, aku membawakanmu banyak oleh-oleh dari Seoul." Jungkook mengeluarkan beberapa snack dan juga barang yang sengaja dia beli untuk Luna. "Untukmu semua."
Luna menerima semua pemberian Jungkook "Ayo masuk dulu."
Akhirnya mereka pun masuk ke dalam rumah Luna.
"Maaf, hanya air putih. Nanti kalian pergi ke pasar untuk beli bahan makanan, aku yang akan memasak." Ujar Luna setelah memberikan air putih dan duduk di ruang tamu.
"Kita disini selama dua hari. Lusa baru pulang, jadi kita akan menginap dirumahmu ini. Mana kamarnya Luna?"
"Kau kan punya rumah sendiri, kenapa tidak dirumahmu saja?"
"Aku sangat merindukanmu, nanti saja aku pulang. Malam ini biarkan aku menginap, dan aku tidak ingin membiarkan laki-laki dna seorang perempuan satu rumah. Apalagi mereka baru mengenal," ujar Jungkook agak sedikit menyindir Namjoon.
"Aku bisa menginap di penginapan biasanya jika aku ke Daegu." Namjoon tau anak itu menyinggung dirinya. Dia sadar diri.
Luna melihat keduanya yang 'agak' berdebat tentang siapa yang menginap di rumah Luna. "Akan lebih baik kalian menginap saja disini. Tidur di ruang tamu ini. Jangan berdebat lagi, ayo sekarang kalian belanja ke pasar atau kalian tidak akan makan." Luna memberikan beberapa lembar uang dan juga catatan apa saja yang harus dibeli.
"Pergilah."
Pada akhirnya Jungkook dan Namjoon berdiri dan Jungkook mengambil uang dan catatan itu.
"Kita ke pasar naik apa?" Namjoon bertanya pada Jungkook.
"Jalan kaki," Luna menjawab. "Tidak jauh, kok. Butuh 8 menit saja. Jungkook tau."
"Baiklah." Namjoon keluar terlebih dahulu sebelum Jungkook.
"Im Luna, kau berhutang cerita tentang Sunbae itu padaku dan aku juga merindukanmu." Sebelum pergi dia mendekat pada Luna dan memberikan kecupan singkat di kening Luna. Luna tentu terkejut, Jungkook tersenyum lalu pergi begitu saja.
"Dasar anak kota." Luna memegang dahinya dimana Jungkook menciumnya tadi. Lalu tersenyum entah karena apa.
-----TBC-----
THANKS FOR YOUR SUPPORT
JANGAN LUPA VOTE AND COMENT DALGONA
.
.
.