Welcome DALGONA
(DEKLARASI SEPEDA PANCAL PECINTA NAMJOONA)-HAPPY READING-
.
.
.Hamparan rumput hijau dan sebuah pohon gingo pada halaman rumah berwarna putih terlihat sangat asri untuk dihuni. Namjoon tersenyum manis ketika dia melihat tempat tinggal teman barunya di Daegu.
"Terimakasih sudah mau mengijinkan aku mengantarmu Luna."
"Tidak apa, Namjoon-ah. Mau masuk dulu?" Tawaran Luna yang mengajaknya untuk mampir sebentar sebelum pergi di setujui oleh Namjoon dengan senang hati.
Luna membawakan secangkir teh Chamomile untuk Namjoon dan juga satu toples biskuit coklat sebagai pendamping minum teh.
Keadaannya saat ini sangat canggung, bingung ingin membahas apa karena keduanya baru mengenal. Tak lama, Namjoon memecah kecanggungan diantara keduanya dengan menanyakan apakah dia tinggal disini seorang diri.
"Awalnya aku bersama dengan nenek Im, tapi beliau sudah meninggal beberapa bulan yang lalu seminggu sebelum hari kelulusanku ..." Luna tersenyum pahit ketika mengingatnya lagi, masih ada kesedihan ketika mengingat nenek Im "... Jadi saat ini aku tinggal sendirian dan mengurus rumahnya." Luna terlihat sedikit mengenang masa-masa dia bersama dengan nenek Im dirumah ini.
"Maaf." Namjoon merasa bersalah karena telah menanyakan hal itu.
"Tidak apa." Luna tersenyum canggung kepada Namjoon yang menatapnya.
"Kau tidak curiga kepadaku kan?" Luna mengangkat kepalanya dan bergumam Huh melihat Namjoon.
"Maksudku, apa kau tidak curiga kepadaku. Mungkin kau ingin menanyakan aku tinggal dimana dan apa pekerjaanku. Mengingat dirimu tidak mengetahui siapa aku sebenarnya itu membuatku tenang dan ..." Namjoon menjeda ucapannya dan melanjutkan "... aneh."
Luna mengerutkan dahinya "Aneh bagaimana?"
"Karena kita sekarang berteman tidak ada salahnya kan kalau saling memberitahu sesuatu tentang diri kita."
"Iya."
Namjoon berdiri setelah menghabiskan teh yang diberikan Luna untuknya.
"Besok aku akan kesini lagi. Kau ada sepeda? Bagaimana kalau besok kita bersepeda santai sambil menceritakan tentang diri masing-masing untuk saling mengenal, sekalian temani aku berkeliling."
"Jam berapa?"
Namjoon tidak langsung menjawab melainkan melontarkan pertanyaan pada Luna "Kau sibuk besok?"
Luna menggeleng "Tidak."
"Bagus. Jam 3 sore bagaimana? Selesaikan saja dulu pekerjaanmu jika ada. Oh iya, boleh aku meminta nomor ponselmu?"
"Aku tidak memiliki handphone."
Namjoon mengedipkan matanya sebanyak dua kali lalu dia menganggukkan kepalanya "Oh baiklah, aku akan datang besok sore. Aku pergi, jangan diantar. Dan terimakasih tehnya."