Jay menatap ketiga anaknya yang sibuk melahap makanan mereka tanpa mengeluarkan sepatah kata pun, sedari Jay pulang dari acara reuni nya ketiga anaknya berubah menjadi cuek kepadanya, dia sendiri pun bingung mereka tuh kenapa.
Jay memijat kepalanya yang pusing lalu mulai duduk tegap lagi, kembali menatap ketiga anaknya yang masih juga sibuk menghabiskan makan di meja itu padahal makanan Jay saja belum Jay sentuh.
"Kalian kenapasih diemin papi?"
Suara Jay mengusik telinga ketiga anaknya itu, Sunoo, Jungwon dan riki, mereka engan menjawab malah melanjutkan makan mereka.
"Kalian kenapasih! Kok diemin papi trus" Jay menatap ketiga anaknya bingung, riki yang melihat Jay mulai emosi pun menaruh sendok di sebelah piringnya lalu mengelap mulutnya.
"Papi sendiri kan yang bilang kalau makan itu gaboleh sambil ngobrol, table manner itu penting." Ucap riki lalu menaruh tisunya di piring makan nya yang sudah bersih, sedangkan Jay menidurkan kepalanya di meja makan sesekali menjedotkan kepalanya ke meja makan mereka.
"Yeah i know riki sayang, tapi kalian ini diemin papi, papi kan jadi pusing loh"
Ketiga anak itu tidak menanggapi kalimat Jay, Jay menghela nafas lalu berjalan ke salah satu maid di rumah mereka meminta makan malamnya di panasin lalu di bawa ke kamarnya, maid itu hanya mengangguk menuruti perintah Jay, Jay tersenyum lalu mulai pergi menaiki tangga lantai 2.
Ketiga anak Jay yang masih duduk di ruang makan itu langsung membuka pembicaraan.
"Kalian ngapain sih make diemin papi gitu, kasian tau" cerocos yang paling tua, Sunoo, dia menatap sini kedua adik nya yang sibuk dengan dunianya sendiri.
"Ya abis papi kalo di tanya, ayah kita siapa ayah kita siapa pasti jawabnya belum saatnya kalian tau trus" Riki mulai ikut berbicara masih sambil memainkan Nintendo Switchnya.
Jungwon yang menatap kedua anak itu mulai mendorong piringnya pelan dan memangku dagunya dengan tangannya.
"Kalian curiga ga sih?"
"Curiga apaan won??" Tanya Sunoo mengalihkan pandangannya ke arah Jungwon yang duduk di depannya.
"Curiga kalau ayah kita itu ninggalin papi, selama ini kita kan mikirnya ayah tuh meninggal tapi papi gapernah ngajak kita ke kuburan ayah bukan?" Riki yang sedari tadi masa bodo dengan pembicaraan mereka mulai menaruh Nintendonya di meja lalu menatap kedua kakanya itu.
"Tapi kenapa ayah ninggalin kita ya?, kak Sunoo dulu sempet liat wajah ayah kan? Coba ceritain wajah ayah gimana kak" Riki dan Jungwon mulai menatap anak sulung itu dengan tatapan penasaran, maklum karena ketika mereka lahir, kedua anak itu tidak sempat melihat wajah ayah mereka.
Sekedar foto pun tidak, di seluruh ruangan rumah besar ini yang mereka tempati itu sama sekali tidak ada foto Sang ayah, hanya foto Jay dan mereka bertiga.
"kaka kurang inget sama wajah ayah tapi yang kaka yakin kalau ayah itu hidungnya mancung sama rambutnya agak gondrong" kedua adik Sunoo itu mulai mengangguk paham.
"Kayaknya papi benci banget ya sama ayah? Di dinding khusus foto keluarga aja ga ada foto ayah sama sekali"
"Pastinya sih, kalo dugaan kita bener ayah ninggalin papi pasti papi bakal benci banget apalagi papi di tinggal mungkin pas masi hamil jungwon" Riki mengangguk paham dia memejamkan matanya sebentar lalu di menatap kedua kakanya.
"Gimana kalau tanya papi aja si??"
Jungwon menatap Riki dan Sunoo bergantian, mereka bertiga berdiri dari kursi meja makan lalu keluar dari ruang makan mereka dan berlari ke tangga, meninggalkan pirinh bekas makan mereka toh nanti juga maid-maid di rumah mereka akan membereskannya.
Dengan ribut mereka membuka pintu kamar Jay, pemandangan yang pertama kali mereka lihat adalah Jay yang asik maskeran sambil menonton tv, Jay yang merasa terusik dia mengambil timun yang menjadi penutup matanya itu lalu menatap ketiga anaknya.
"Lain kali kalo buka pintu kamar papi, jangan keras-keras, mahal loh itu pintu"
"Kalo mahal ngapain di beli papii" ucap Sunoo menatap Jay dengan datar.
"Karena lucu lah, jadi papi beli" Jay kembali tiduran lalu menutup matanya kembali dan menaruh timun yang tadi di atas matanya.
Sunoo, jungwon dan Riki mendekati sang papa, lalu duduk di lantai sambil menatap Jay yang masi asik tiduran.
"Kalian ngapain ke sini?? Kek minta sumbangan" Sunoo mendengus memang susah menghadapi papa mereka yang seperti ini.
"Kita mau nanya pii" Jay mengangguk pelan.
"Nanya apaan??"
"Ayah kita kayak gimana sih pih?"
Jay yang semula berbaring mulai duduk dan mengambil kedua potongan timun di matanya lalu dia makan, dia menoleh menatap ketiga anaknya yang seperti anak ayam itu, dia duduk sila menatap anaknya satu-satu.
"Ayah itu orang baik sebenernya, ayah dulu kapten basket waktu papi SMA, papi pacaran sama ayah dari kelas 10, beberapa tahun kemudian tepatnya pas papi lulus, ayah kalian ngelamar papi, pastinya papi terima trus kita nikah, tapi semenjak papi hamil Sunoo, ayah kalian jadi aneh dia keliatan kayak belom siap punya anak" Jay mengambil beberapa potongan timun lagi yang berada di piring di meja kecil sebelah kasurnya lalu ia makan.
"Setelah Sunoo lahir ayah sama papi sering berantem, akhirnya pas papi hamil jungwon, ayah milih buat cerai, papi juga setuju karena udah gatahan haduhh, abis itu papi ambil warisan trus jadi kaya, syukur syukur kalian punya orang tua kaya papi"
Ketiga anak Jay mengangguk, mendengarkan cerita miris yang papa mereka alami, pasti Jay kesulitan juga ya jadi single parent, ngurus tiga anak sendiri.
"Pih Sunoo mau tanya lagi, menurut papi, papi benci ayah ga?" Jay menatap anak sulungnya lalu mengangguk santai, membuat ketiga anaknya kaget.
"Kenapa kok kaget? Ya kalian bayangin lah! Papi ngurus 3 bocah, mana Riki dulu pas bayi gabisa diem banget kerjanya mondar mandir trus, pastinya papi kesusahan" Sunoo mengangguk pelan, Jungwon yang sedang berpikir akhirnya menatap Jay yang masih juga sibuk makanin potongan timun untuk maskernya.
"Papi ada foto ayah?" Jay yang mendengar pertanyaan dari Jungwon itu dengan otomatis dia menggeleng.
"Semua foto ayah kalian papi bakar" ucap Jay singkat, membuat ketiga anak itu tercengang.
"Yaudah deh makasih pih, kita balik kamar deh"
"Iya iya, jangan begadang kalian, kalian kalo tidur kek kebo" Sunoo, Jungwon dan Riki keluar dari kamar Jay, mereka saling menatap.
"Kita harus cari foto ayah bukan??" Riki dan Sunok mengangguk, menyetujui omongan Jungwon, mereka bertiga lari ek lantai 4 di mana terletaknya storage room yang isinya barang barang tidak terpakai milik Jay.
------
Yah, ini keknya lebih mendingan dari roomate deh aowkoakw.
Note. Riki anak angkat
Ydh salam hengeker wibu kece abiezz,,,
KAMU SEDANG MEMBACA
Single Parent
Romance[ ON-HOLD ] Keseharian Jay yang mulai berubah ketika mantan suaminya kembali lagi. Note. - boy love - HeeJayHoon story - single parent life(?) - alot of harsh word - pure ide aku