2

2.2K 284 121
                                    




Kini Jay menatap pria di depannya yang sibuk melihat seisi ruangan Jay itu.

"Jangan pegang foto itu." Ucap Jay dengan datar ketika pria itu mencoba menyentuh frame yang berisi foto dirinya dan keluarga kecilnya itu.

"Santai saja Jongseong, aku ini kan Suamimu bukan begitu?"

"Lebih tepatnya mantan suami." Pria itu terkekeh pelan lalu mendudukan dirinya di kursi yang ada di depan meja Jay.

"Jangan basa-basi, katakan apa yang kamu mau? Duit? Rumah?"

Pria itu menggeleng lalu menggengam tangan putih Jay, senyum terpampang di wajah pria itu, dia mengusap pelan tangan Jay lalu menatap Jay dengan lembut.

"Aku mau kita kembali bersama sayang"

Jay membulatkan matanya lalu menarik tangannya dengan cepat, dia menyemprot tangannya menggunakan sanitizer lalu menatap pria di depannya lagi.

"Kembali bersama? Bercandaan macam apa itu Tuan Lee Heeseung??"

"Setelah semua yang kau lakukan ke pada ku? Meninggalkan aku? Membiarkan aku mengurus kedua anak ku sendiri tanpa ada sosok seorang ayah??"

Pria bernama Heeseung itu menggeleng, lalu berdiri memeluk tubuh Jay dengan erat, sedangkan Jay hanya mematung membiarkan Heeseung melepas rindu yang dia tahan bertahun-tahun karena tidak bertemu dengan Jay.

"Aku bisa perbaiki itu Jay, kamu mau nerima aku lagi kan? Di saat itu aku belum siap menjadi seorang ayah, maafin aku"

"Walaupun kamu belum siap jadi Ayah ga seharusnya juga kan minta cerai? Kita bisa belajar bareng-bareng jadi orang tua yang baik? Aku juga di situ belum siap jadi papa tapi aku lakuin buat anak-anak aku, soal nerima kamu atau ngga aku masi bimbang, aku bisa aja nerima kamu tapi gatau deh anak-anak bakal nerima kamu atau ngga"

Jay melepaskan pelukan mereka lalu mulai kembali duduk di kursinya.

Sedangkan Heeseung sibuk menatap bingkai besar yang terpampang di dinding ruangan Jay, dia menunjukan raut bingungnya.

"Jay kamu nikah lagi??"

"Engga? Setelah kita cerai aku ngurus anak-anak di bantu sama bunda"

"Trus anak cowo yang rambutnya blonde ini siapa?" Jay menatap Heeseung lalu kembali menatap layar handphonenya.

"Anak yang aku temuin di box depan rumah, kalo udah ga ada urusan, kamu pulang aja, aku juga mau pulang" Jay berdiri dari kursinya lalu mulai mengambil tasnya.

"Aku anterin mau?"

"Ga usah, aku bisa pulang sendiri kok" Jay berpamitan dengan Heeseung lalu mulai pergi keluar dari kantornya, otaknya kebingungan, bertemu dengan mantan suaminya itu bukan hal yang bagus, Jay jadi ingat masa-masa dimana dia yang stress karena di tinggal Heeseung.

Jay berjalan dengan cepat tanpa melihat situasi, pikirannya benar-benar berantakan, dia tidak bisa berpikir dengan jernih sekarang.

Bugh

Dengan tidak sengaja tubuh Jay menabrak seseorang yang lebih tinggi darinya, dia mendongak ke atas menatap pria itu yang juga menatapnya, dengan cepat Jay mundur lalu mulai membungkuk.

"Maafkan aku tuan, maaf telah menabrakmu" lelaki itu tersenyum lalu berdehem pelan.

"Tidak apa-apa, Saya maklumi kelihatannya juga kamu sedang banyak pikiran, butuh tempat cerita??" Jay menatap lelaki yang lebih tinggi darinya itu, dia pikir sepertinya laki-laki ini bisa membaca perasaannya, Jay mengangguk pelan.

Single Parent Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang