1. Karsa dan Alasannya

120 63 118
                                    

"Karsa gak bisa pergi mah, kayanya Karsa juga kurang sehat." –Karsa.

"Jadi cowok jangan manja, kamu Cuma panas doang bukan kanker." – Della

--

"Karsa ini masih tanggung jawab papa." –Karsa.

"Kalau bukan karena nenek kamu, papa gak mau urusin kamu sampe sekarang." –Agra.

--

"Bang gua nebeng sampe gerbang ya, motor gua tiba-tiba rusak." –Karsa.

"Gak, motor gua gak mau dinaikin lu." –Sagara

--

"Aban Kalsa disini aja kan. Sama Cena." –Shena.

"Hm, iya sayang." –Karsa.

--

"Gua. Capek."

"Gua disini, jangan pergi please."

Karsa memegangi kepalanya yang berdarah, cairan merah itu mengalir jatuh melewati pipnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Karsa memegangi kepalanya yang berdarah, cairan merah itu mengalir jatuh melewati pipnya. Tetesannya telah mengotori sekitar pundaknya. Mata lelahnya menatap lurus kearah jendela rumah yang cukup besar. Dibalik jendela itu terlihat sebuah keluarga bahagia lengkap dengan kedua orang tua dan dua anak mereka, mereka makan bersama dan tertawa.

Karsa menunduk sebentar dan menghela nafas lelah sebelum melangkah memasuki rumah tersebut. Langit sudah gelap, namun sepertinya bukan hal penting bagi mereka jika Karsa tidak dirumah saat jam makan malam. Karena keberadaannya tidak pernah dianggap ada.

Kakinya melangkah memasuki rumah, kemudian berhenti diruang makan, niatnya hanya ingin mengambil segelas air karena tenggorokannya yang terasa sakit. Namun ternyata kehadirannya membawa aura tidak baik disana.

"Kotor banget lu." Ucap Sagara selaku anak pertama. Tatapannya memindai tajam Karsa dari ujung kepala sampai kaki, kemudian bangun dari posisinya dan berjalan kearah wastafel untuk mencuci tangan.

Setelah itu Sagara berjalan menghampiri Karsa, berdiri didepan lelaki tanpa ekspresi itu kemudian tersenyum sinis.

"Udah ketemu temen-temen gua ternyata," Ucap Sagara kemudian memukul kencang luka didahi Karsa yang membuat Karsa meringis. Setelah itu Sagara pergi sambil tertawa ringan tanpa merasa bersalah.

Kini ruang makan itu hanya tersisa Karsa, Della sang mama, Agra sang papa, dan Shena adik kecil kesayangannya.

Anak berumur 5 tahun itu turun dengan tiba-tiba dari kursinya yang cukup tinggi, kemudian berlari kencang kearah karsa.

Ketika sudah berdiri didepan Karsa, gadis itu menangis kencang melihat kondisi abang kesayangannya. Ia segera memeluk kaki sang abang yang masih mengenakan celana abu-abu tersebut.

"Aban kenapa?" Tanya Shena dengan air mata yang terus mengalir. Karsa tersenyum tipis kemudian berjongkok dihadapan Shena.

Tangannya terulur ingin menyentuh kepala Shena, namun belum saja tersentuh Shena sudah ditarik mundur dengan paksa oleh sang papa, Agra.

Karsa || Hiatus. Karsanya Koma <3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang