21+
Karin bangun dengan pakaian dalam saja. Sejenak, ia menatap pada pria yang menghabiskan malam dengannya.
"Menyebalkan." gerutunya.
Karin lalu berjalan menuju kamar mandi. Seakan tujuannya itu adalah sebuah gala dinner, Karin berjalan seakan ada red karpet dikakinya.
"Dia masih bisa tertidur nyenyak setelah menumpahkan spermanya padaku. Menyebalkan." sepanjang jalan menuju kamar mandi tidak henti Karin menggerutu tentang 'pria itu'.
Sambil menunggu air di bathtub penuh, Karin membiarkan tubuhnya di bawah pancuran shower.
Menikmati dinginnya air yang berjatuhan melalui kepalanya.
Dengan mata terpejam, Karin tidak menyadari pria itu berjalan menuju dirinya.
Hingga remasan pada payudaranya menyadarkan Karin.
"Oh wow, kamu bahkan mandi air dingin di pagi yang dingin ini." ucap pria itu setelah melepaskan tangannya dari payudara Karin.
"Diam, Sam."
Pria yang Karin panggil dengan nama Sam itu terkekeh, tanpa malu karena tidak memakai sehelai benang pun Sam lalu berjalan dan masuk ke bathtub yang di siapkan Karin.
Karin melempar tatapan kesal pada Sam, dengan kaki menghentak ia berjalan menuju Sam.
"Wow, wow, calm down, sayang. Kau membuat kesayanganku memberontak." kesayangan yang Sam maksud adalah payudara yang menggantung di dada Karin.
Karena sudah melepas pakaian dalamnya karin mandi dengan tubuh telanjang.
Karin tidak menghiraukan perkataan Sam, ia lalu masuk ke bathtub dan duduk dipangkuan Sam.
Sam meringis dengan perilaku Karin. Jujur saja, bokong Karin menekan kejantanannya yang sudah berdiri tegak.
"Shttt, masukkan itu Karin."
"Tidak mau!"
Ucapan sepontan Karin membuah Sam memang wajah cengonya.
Dengan tidak sabar ia mengangkat bokong Karin. Karin hanya diam dengan perlakuan Sam.
Dengan satu tangan Sam menahan bokong Karin, sedangkan tangan satunya membimbing kejantanannya memasuki lembah Karin.
Karin meringis saat dengan perlahan Sam menurunkan tubuhnya.
Saat kejantanan Sam setengah masuk, Sam langsung menghentak kejantanannya dengan keras.
"Akhhh"
Suara teriakan Karin mengundang kekehan geli pada Sam.
"Akhhh ini sangat nikmat Karin."
"Ini sakit, sialan."
Sam kembali terkekeh, tangannya lalu dengan aktif meremas payudara Karin.
Karin yang sudah terangsang mulai menggoyangkan pinggulnya.
Tidak keluar masuk, karena ini membalas perbuatan Sam.
"Shttt"
Sam berdesisi, dengan tidak sabar ia angkat bokong Karin.
Tangannya sesekali meremas pinggang Karin, melampiaskan rasa nikmat.
Karin tidak lagi bisa mengontrol nafsunya. Dengan sendirinya ia menaik dan turunkan bokongnya.
"Akhhh ahh Sam."
"Ahhh"
Karin mendesah dengan keras, apalagi tangan Sam dengan aktif memainkan kemaluannya.
"Ahhh hah ah Sam."
"Yahh ahh lepashh ahh lepaskan Karin!"
Seruan Sam di balas Karin dengan semburan hangat dari miliknya.
Sam girang hingga terkekeh. Semburan hangat milik Karin selalu menjadi kesukaan Sam sejak bersama Karin.
Hubungan mereka sudah berjalan selama 2 tahun.
Awalnya mereka hanyalah karyawan dari dua perusahaan yang berbeda.
Karena sebuah kerja sama antar perusahaan, dan kebersamaan yang makin erat hubungan mereka berlanjut hingga ranjang.
Di kamar mereka adalah partner bersetubuh, sedangkan di luar mereka tidak lebih dari sekedar rekan kerja.
Sam sendiri sudah memiliki kekasih dan Karin tidak masalah dengan itu.
Hubungan mereka murni hanya sebatas kebutuhan dan pada campur tangan perasaan dari salah satu pihak.
Tempat yang mereka tempati merupakan apartemen yang mereka berdua sewa untuk menghabiskan waktu bersama.
Karena weekend mereka menghabiskan waktu bersama saya menggunakan alasan kerja keluar kota pada kekasihnya.
"Hey jangan menutup mata mu, aku belum selesai."
"Sammy aku lelah."
Tanpa mendengar rengekan dari Karin lagi, Sam mengubah posisi mereka.
Karena gerakan Sam yang tergesa-gesa air dalam bathtub itu tumpah ke lantai.
Sam lalu mengangkat tubuh Karin. Dengan posisi berdiri ia kembali memasukkan kejantanannya dan menghentaknya dengan keras dan cepat.
"Akhhh sial. Sammy.!"
Karin tidak bisa mengontrol dirinya lagi, hentakan Sam mengembalikan gairahnya.
Dengan satu tangan ia meremas payudaranya.
Sam mencium Karin. Melumat bibir Karin dan menjelajahi isinya.
Karin juga membalas ciuman itu.
Sam lalu berjalan menuju shower di sandarannya tubuh Karin, tangannya dengan perlahan mengganti saluran air menjadi air hangat.
Gairah mereka semakin terpacu, kondisi yang sudah panas dengan di tambah air hangat.
Karin bahkan tidak henti berteriak. Tangannya meremas rambut Sam.
Sam membawa tubuh basah mereka menuju ranjang.
Saat pelepasan Sam datang, Sam mencengkram pinggang Karin.
"Sam! Akhhh sialan."
Sam kembali menumpahkan cairannya pada lembah Karin.
Sam terkekeh geli melihat wajah merah padam Karin.
Ia lalu mensejajarkan wajah mereka. Sam melumat bibir Karin yang sudah merah membengkak.
"Do you like it?"
"Suka penis mu! Damn, Sam. Kau mengeluarkannya di dalam."
Sam terkekeh, dengan gemas ia lalu menggoyang payudara Karin. "Yeah, you like my penis."
"Damn, you."
Karina lalu memejamkan matanya. Ia membiarkan Sam memuaskan dirinya dengan melumat payudara Karin.
Sesekali Karin meringis karena Sam terlalu kuat menghisap pucuk payudaranya.
"Bagaimana jika aku hamil?"
Ucapan spontan Karin membuat Sam sejenak menghentikan hisapannya. Tetapi hanya sesaat, ia kembali melanjutkan aksinya pada payudara yang membuatnya candu itu.
"Sam!"
"Calm down, sayang."
"Aku tidak bisa tenang. Bagaimana jika aku hamil? Kau tau aku tidak menyukai hubungan terikat."
"Yes, i know."
"Aku serius, sayang."
"Sam!"
"Aku sudah vasektomi."
"Hah!"
****
Kamis, 19 Agustus 2021