2 - BALAS DENDAM

30 6 0
                                    

Saatnya pulang, Wahyu menghampiri Adam yang baru saja keluar dari kelas.

"Oi, mau kemana lu." Wahyu merangkul pundak Adam, dia ingin menghajarnya di belakang sekolah, dia kali ini tidak bersama teman-temannya, dia ingin sok jantan dengan melawan Adam sendirian padahal dia tidak sadar dirinya sedang melawan harimau yang akan menyerangnya ketika dia sudah mengganggunya.

"Lo ngapain." Adam mendorong tubuh Wahyu.

"Urusan gue ama lo belum selesai ya." Segera Wahyu menarik tubuh Adam dan membawanya ke belakang sekolah yang sepi, Adam tidak memberontak sama sekali, dia sepertinya sudah tau apa yang akan dilakukan Wahyu terhadap dirinya, dia juga mempunyai rencana untuk Wahyu.

Wahyu membawa Adam ke gudang sekolah, disana tempatnya cukup seram, banyak kursi dan meja terbengkalai.

Setelah sampai disana dia mendorong Adam sampai tersungkur dilantai.

"Ah, berani banget ya lo." Adam berdiri dan berjalan mendekati Wahyu, lalu dia meninju wahyu dengan beberapa pukulan, Wahyu tak bisa melawan karena Adam yang terus memberi pukulan-pukulan tanpa henti.

"ARGH, GA ASIK BANGET ANJING." Adam sangat kesal, lawannya sangat lemah, padahal yang dilakukan Adam itu cuman sebagai pemanasan, dia pikir Wahyu tidak akan sampai pingsan jika hanya ditinju beberapa pukulan.

Terpaksa Adam menunggunya sampai Wahyu terbangun, selagi menunggu Adam mencari tali dan mengikat Wahyu di kursi.

"Oi bangun." Dia menampar-nampar pelan wajah Wahyu berkali-kali.

"Ck, lama banget ni anak bangun." Tamparan terakhir sangat keras sampai Wahyu terbangun.

"Bangun juga lo." Adam mencengkram pipi Wahyu, saatnya bermain-main dengan tubuhnya.

"LO APAIN GUE BANGSAT." Wahyu memberontak, berusaha melepaskan dirinya dari kursi.

"Padahal tadinya gue mau ampuni lo, udah gue kasih kesempatan loh." Dia mengeluarkan pulpennya dari dalam tas.

"Hehe." Dia menyeringai, kemudian menusukkan ujung pulpen itu ke telapak tangan kiri Wahyu.

"AARGGGHH, LEPAS ANJING. LO APAIN TANGAN GUE BANGSAT." Teriak Wahyu dengan penuh rasa sakit ditangannya, napasnya memburu dan urat-urat ditangannya semakin terlihat.

"Masa gini doang lo teriak si, lemah banget." Kemudian dia menusukkannya lagi disisi lainnya.

"BERHENTI GA LO BANGSAT!"

"HAHAHAHA, enak banget teriakkan lo, tapi gue kurang puas si, masa iya ditusuk pulpen aja lo teriak, masih enak lo satu sekolah ama gue, kalau ngga keknya gue udah bunuh lo sih."

Kemudian Adam menusukkannya lagi, hingga terbentuk pola angka, angka 2 di tangan kanan dan ditangan kiri angka 0, yang artinya Wahyu merupakan korban ke 20 Adam, apakah sedikit? Yah maklumi saja dia baru merasakan sensasi menyiksa orang saat dia baru masuk SMA dan dilanjutkan mencari korban hingga sekarang dirinya sudah kelas 12.

Wahyu tak henti-hentinya berteriak kesakitan dan berusaha terlepas dari ikatan.

Setelah kedua telapak tangan membentuk pola lobang-lobang, Adam mengeluarkan silet didalam sakunya, kemudian dia menyilet mengikuti pola-pola tadi, tangan  Wahyu mulai bercucuran darah yang banyak, erang demi erangan keluar dari mulutnya, Wahyu kesakitan tetapi berbeda dengan Adam, dia menyeringai puas.

Brak

Terdengar dari luar suara benda terjatuh, siapapun yang menyaksikan kejadian itu berada dalam masalah besar.

Adam penasaran hingga dirinya berjalan keluar gudang.

"Sejak kapan lo nontonin pertunjukan gue, hmm?" Adam menaikkan dagu Tara dengan jari telunjuknya.

ADAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang