2. 𝓴𝓸𝓴𝓸

4.2K 617 358
                                    

Cahaya matahari masuk kedalam sebuah ruangan, Inui membuka matanya perlahan lalu berusaha mengingat kembali kejadian yang semalam.

Dia ingat, semalam Inui diculik oleh beberapa orang berbadan besar dan salah satu dari mereka menyuntikkan sesuatu ke lehernya. Inui refleks meraba lehernya.

"aw"

Inui merasakan nyeri pada satu titik, mungkin orang itu menyuntikkannya disana. Tubuh Inui masih sangat lemah karna kejadian semalam, apalagi Inui sempat menerima pukulan di perutnya sebelum pingsan total.

"gue dibawa kemana lagi?" gumam Inui saat melihat sekeliling nya.

Nampak seperti kamar tidur pada umumnya, tapi ini sangat mewah dan banyak sekali barang-barang mewah terpajang sampai kaos yang Inui kenakan juga kaos mahal seharga gaji nya 2 tahun.

"Masa ada sih orang kaya nyulik gue yang yatim piatu terus miskin begini? Siapa coba siapaa?!"

"Gara-gara hutang? Perasaan hutang gue cuma sama operator kartu sim hp"

Inui memasang wajah kesal, kepalanya terus berpikir kenapa ada manusia yang mau menculiknya. Padahal wajah Inui biasa saja, tinggi nya juga minimalis, dan keahlian nya juga sedikit.

"Apa yang diharepin dari gue sih anjir lah"

Inui bangkit dari kasur dengan hati-hati, tubuhnya masih sakit tapi tidak sesakit semalam. Inui berjalan menuju pintu keluar tapi saat ingin melangkah keluar Inui dihalangi beberapa pria besar lainnya.

"apasih?" sinis Inui

"Tuan Inui, anda tidak boleh keluar sebelum Tuan Besar datang"

Inui mengangkat sebelah alisnya, sebenarnya siapa sih pemilik rumah ini?

"Maksudnya? Setelah kalian nyulik gue terus ngurung gue didalem kamar ini gue gak boleh makan gitu? gue laper bangsat"

Inui mendorong pria berbadan besar itu dan melengos menuju dapur, tidak terlalu sulit menemukannya karna hanya sekitaran 12 meter dari kamar tempat ia tidur.

Inui membuka kulkas yang berisi berbagai macam bahan makanan, Inui tersenyum melihat bahan makanan sebanyak ini. Tangan nya gatal ingin memasak banyak dari semua bahan ini.

"Wuih ini mah bisa bikin lebih dari 10 menu" celetuk Inui

"Jangan dihabiskan Tuan, Tuan Besar akan marah jika bahan makanan habis tiba-tiba" ucap seorang maid yang kebetulan ada di dapur juga

Inui tidak menghiraukan ucapan maid tersebut, ia mengeluarkan semua sayuran dan daging dari kulkas dan langsung membuat makanan yang sudah terpikirkan di otaknya. Maid yang disebelah Inui mendadak bingung, ingin menghentikan pria disebelah nya tapi takut.

(sebenernya ini rumah siapa sih)

krieet

Suara pintu depan terbuka lebar, Inui masih tetap fokus memasak. Orang-orang didalam langsung membungkuk hormat kepada pria tinggi dengan rahang tegasnya berjalan dengan angkuh.

"Selamat Datang, Tn. Hajime"

Pergerakan Inui langsung terhenti mendengar nama yang familiar ditelinga. Mata nya beralih pada lelaki tinggi yang tak jauh darinya, mata Inui membulat dan lantas menjatuhkan sepiring berisi udang crispy buatannya.

Kepalanya menunduk, bibirnya terbuka karena tidak menyangka bisa melihat lelaki tinggi yang berjarak beberapa meter darinya.

"Kenapa..."

Pria yang dipanggil "Tn. Hajime" menghampiri Inui yang hanya menunduk di perbatasan dapur-ruang makan. Dia menyentuh bahu Inui.

plak

Semua orang di rumah itu terkejut melihat Inui menampar tuan rumah nya.

"Koko, kita udah selesai. Kenapa kamu seret aku lagi kedalam kehidupan kamu?"

"Jawabannya sederhana kok, aku masih cinta sama kamu, Inui Seishu."

"Bohong"

Koko mencengkram rahang Inui lalu menatap matanya yang hampir menangis, tapi Koko tidak peduli. Inui berusaha melepaskan cengkraman Koko yang sangat kuat.

"Persetan sama cinta, gue cuma pengen hidup bebas brengsek!" sarkas Inui, Koko melepas cengkramannya

"Gara-gara lo-- gara-gara lo gue kehilangan Kak Akane bajingan!"

Inui mengepalkan tangannya kuat-kuat sampai buku jarinya memutih, dia sudah muak. Inui sudah lelah dengan semua yang terjadi di kehidupannya. Mulai dari kehilangan keluarganya, sampai dia harus tinggal di pinggir jalan selama sebulan, jika Takemichi tidak menolongnya mungkin dia tidak akan bersekolah.

"Terus gue harus apa? berdoa agar kak akane bisa bangkit lagi kuburnya?" ucap Koko sinis

"Anter gue pulang"

"Gak bisa"

"Gue bilang, anterin gue pulang. GUE MAU PULANG BANGSAT! PUNYA KUPING KAN LO!" Bentak Inui, dia sudah tidak tahan melihat Koko didepannya.

"Haahhh berisik banget deh~ mau gue bungkam pake penis gue?"

Tiba-tiba muncul sosok lain dari belakang Koko, sejak kapan pria itu datang. Inui kebingungan, tapi dia harus tetap pulang untuk memberi makan kedua kucingnya.

"Sokap lo?"

Orang itu tertawa

"Hahahah lo serius gak tau gue? Tau Bonten gak?"

"gak"

Orang itu tertawa lagi

"Ahaha ko, lucu juga cowok lo. Gak pernah nonton tv ya?"

Inui menggeleng, memang dia tidak pernah menonton tv dia hanya menonton tv saat ada acara festival-festival.

Semuanya terdiam

"ck, lama lo"

Inui ditarik secara paksa menuju kamar tempat tadi ia terbangun. Tentu saja Inui memberontak minta dilepas tapi cengkraman Koko pada lengan Inui begitu kuat sampai-sampai ingin mematahkan lengan Inui.

"Ko, Koko! Lepasin!"

Ceklek

Setelah mereka berdua masuk Koko langsung mengunci pintu dengan rapat, Inui berusaha menggapai kunci yang Koko pegang.

"Ko, lepasin brengse-khmmpp"

Koko langsung meraup bibir Inui dengan ganas. Inui mendorong tubuh tinggi Koko sekuat tenaga tapi percuma. Koko memeluk pinggangnya sangat erat.

(kalian terserah mau anggep disini Inui yang mana)-see you next chapter😘

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(kalian terserah mau anggep disini Inui yang mana)
-
see you next chapter😘

𝐛𝐨𝐧𝐭𝐞𝐧-'𝐤𝐨𝐤𝐨𝐧𝐮𝐢'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang