Into a Jasper. || [CHENJI]

The Third Night

[Into A Jasper]

》》》●《《《

Aku ingin menceritakan sebuah kisah kelam yang pernah aku dan Jasper lewati sekitar 3 tahun yang lalu.

》》》》》Throw Back 》》》》》

Saat itu, aku barusaja kembali dari bakti sosial yang diselenggarakan kampusku.

Hujan deras mengguyur Seattle, memang sudah biasa terjadi mengingat nama lain dari kota ini adalah kota hujan... namun sialnya aku lupa membawa payung saat itu.

Sojeong dan beberapa temanku telah pergi dan meninggalkan aku dan beberapa orang seangkatanku dihalte.

Pukul menunjukan jam 12 tengah malam, bus yang menuju rumahku tinggal 1 dan itu yang terakhir.

Kupikir malam itu aku akan tidur di kampus jika saja Jasper tidak melaju dengan mobil Tesla merahnya itu berhenti dihadapanku.

Aku begitu mengenal mobil berwarna mencolok ini karena ibunya Jasper, aunty Na begitu tergila gila dengan mobil merah itu.

Bahkan melihat mobilnya saja aku bisa mendengar suara Aunt Nana menggema mengulang kata Sexy berkali-kali.

Huh, sungguh ikonik.

Tak berapa lama, Jasper keluar darisana dengan tubuh dibalut kaos putih dan celana se lutut yang membuat lelaki itu terlihat dua kali lebih tampan dan jankung.

"Hey!"

Aku tersenyum menyambutnya "Apa yang kau lakukan disini?" Tanyaku saat itu.

Pria jankung itu terkekeh, ia meraih tanganku dengan begitu lembut lalu menuntunku menuju pintu mobil samping kemudi.

Saat itu aku mengingat dengan sangat jelas bola mata berbeda itu menatapku dengan penuh cinta.

Aku tahu Jasper menyukaiku sejak kami berdua masih TK, kupikir lelaki kecil sepeeti Jasper takkan menganggap serius hal itu namun ternyata aku salah.

Ia semakin menyukaiku...

Semakin dalam dan menjadi menakutkan.

Jujur saja setiap kali melihat senyum Jasper aku ketakutan. Ia sepeerti akan mengurungku di ruang sempit dan tak bercela sedikitpun.

"How's your day" ucapan Jasper membuatku kembali ke dunia.

Aku mengerjap, terkekeh lalu menatap pria tampan itu.

Senyumnya begitu tulus namun aku sedikit tak menyukainya.

"Cool, aku melakukan banyak kegiatan menyenangkan tadi bersama anak-anak panti" ucapku jujur

Saat itu kulihat dia tersenyum lagi, senyum yang begitu mirip dengan ibunya dan matanya menyipit sama seperti ayahnya.

Saat itu aku tak tahu apa-apa soal kehidupan paman Jeno dan aunt Nana. Kupikir mereka hanyalah keluarga kecil biasa yang harmonis, namun hari demi hari berlalu dan Jasper semakin mencurigakan.

Ia selalu pergi entah kemana setiap tengah malam.

Kupikir keluarga paman Jeno adalah keluarga penyembah sekte aneh seperti di film-film namun kenyataannya lebih buruk dari itu.

Mereka adalah pembunuh.

Tidak, maksudku bukan mereka namun Aunt Nana dan Jasper.

Mengerikan.