2. Tanya

94 14 1
                                    

Sudah 15 menit tepatnya semenjak notifikasi pesan masuk yang mengabarkan bahwa Jeno sudah sampai di rumah Yona. Memang sudah menjadi kebiasaan dari kedua insan itu untuk berangkat bersama ke kampus jika keduanya memiliki jadwal yang berdekatan. Perbedaan fakultas pun tak menjadi penghalang bagi mereka. Biasanya Jeno akan mengantar Yona ke fakultas hukum terlebih dahulu sebelum akhirnya bertandang ke fakultas teknik tercinta.

Yona melangkahkan kakinya keluar dari rumah. Semuanya sudah siap, mulai dari pakaian trendi dari kepala hingga kaki yang dilengkapi totebag berwarna biru yang setia menggantung di bahu kiri sang puan. Setelah melewati pagar, Yona menemukan Jeno yang tengah bersantai di atas motornya dengan dua tangannya yang sibuk menari diatas ponsel pintarnya, entah mengetik apa. 'Mungkin lagi chat cememew nya,' begitu pikir Yona.

"Dari semua mobil yang berjejer di garasi rumah lo, kenapa si yang dipake jemput gue pasti ini si motor dekil ini lagi sih?" tanya Yona setengah hati.

Yang ditanya hanya melirik, kemudian memasukkan ponselnya ke dalam saku.

"Gini-gini si jeki juga gak kalah mahalnya sama mobil-mobil yang di garasi tau. Ah- gak deh, cewe mah gak bakal tau."

"Heh! Gak usah bawa-bawa gender ya! Walau gua gak tau harga pasaran motor, gua juga tau kali mana yang nyaman mana yang engga," debat Yona tak mau kalah.

"Emang hotel nyam-"

"Bukan nyaman begitu ege. Nih ya, kalau gua naik motor lo nih.. pertama! Rambut gua pasti rusak soalnya pake helm. Kedua! Dudukannya sempit anjir, pantat gua pegel. Yang ketiga! Ah!"

Ucapan Yona terhenti begitu saja karena tiba-tiba Jeno menyodorkan helm- eh, ralat. Memakaikan helm ke kepala Yona dengan kasar.

"Jen ah! Rambut gue udah dicatok."

"Bawel lu. Lagian nanti juga pasti dipake helmnya. Udah cepet naik!"

Akhirnya Yona mengalah. Menuruti perkataan Jeno dan menaiki kursi belakang motor Jeno walau dengan bibir yang mengerucut kesal.

Dengan itu pula Jeno melajukan motornya dengan tujuan Universitas Merdeka. Tanpa tambahan kalimat lainnya karena Jeno tak mau melanjutkan cek-cok yang baru saja terjadi.

 Tanpa tambahan kalimat lainnya karena Jeno tak mau melanjutkan cek-cok yang baru saja terjadi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Deru bunyi si jeki akhirnya berhenti juga karena si empu yang baru saja mematikan mesinnya. Kini motor sport bernuansakan jadul itu telah terparkir di depan gedung fakultas hukum tempat Yona mengenyam pendidikannya.

Yona yang sudah tak tahan, langsung turun dari motor dan melepaskan helm yang menutupi wajahnya.

"Lo sengaja ya bawa motornya pelan banget? Gua telat Jeno!" ucap Yona mengeluh kemudian langsung menyodorkan helm yang ada di tangannya ke arah Jeno.

"Lah..gue mah cuma ngikutin kata tante. Kalau bawa 'princess' Yona jangan kenceng-kenceng. Nanti terbang," ejek Jeno yang tentunya membuat Yona geram.

Rumah yang Kau TujuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang