HAPPY READING
TINGKATKAN LAGI BENTUK APRESIASI KALIAN YA GUYS:)
Brukkkk
Simon tersentak saat pintunya terbuka dengan kencang. Dan lebih terkejutnya ia melihat Martin, ayah mertuanya sedang berdiri dengan tegak diambang pintu.
"A-ayah mertua..." ucap Simon gugup
Martin berjalan mendekati Simon, dengan wajah garangnya. Tatapannya tajam seraya ingin menakuti Simon.
"Kemasi barang-barangmu disini. Perusahaan ini, akan aku serahkan kembali pada putriku!"
Simon langsung melotot tak percaya. Ia tidak mengerti dengan ucapan Martin. Simon mencoba mencari letak kesalahannya, namun ia belum juga bisa menyimpulkan.
"Tunggu apa lagi? Kemasi saja barang-barangmu. Dan mungkin kau bisa menceraikan Elma secepatnya"
Dan lagi Simon dibuat mati bahasa oleh Martin. Mulutnya hanya terbuka tapi tidak bisa berbicara. Matanya juga melotot seolah untuk mengedip pun ia kesulitan.
"Apa kau belum sadar letak kesalahanmu?" Ucap Martin sambil mengelilingi Simon
Simon menggeleng lemah dengan polosnya.
"Videomu yang berkelahi dengan Brian sudah aku liat. Jadi aku sudah tau kebusukanmu pada anakku, Simon!"
"Ayah tapi__
"Elma juga sudah mengatakannya padaku. Sekarang kau pergi dari sini!!!" Bentak Martin dengan penuh amarah
Simon tidak bisa membela diri. Semuanya memang sudah terjadi, dan itu karena ulahnya.
Simon langsung mengemasi barang-barangnya dikantor dan memasukkannya kedalam dus kosong.
"Jangan lupa, segera ceraikan Elma!" Peringat Martin, lalu ia pergi meninggalkan Simon
Simon hanya diam sambil memasukkan barang-barangnya. Ini mungkin sudah jalannya. Hidupnya harus berakhir seperti ini.
Simon keluar dari ruangannya dengan membawa dus yang sudah terisi barang miliknya. Semua karyawan menatapnya tapi tidak berani bertanya. Simon juga acuh pada mereka, ia terus berjalan dengan lesu, tak peduli apa yang dikatakan oleh para karyawannya.
-
Laura, ia sedang berdiri sambil menatap ke arah luar dari jendela. Ia mengigit jarinya. Perasaan ia tidak enak, ia memikirkan Simon terus dari tadi. Apalagi setelah ia melihat video perkelahian Simon dan Brian. Hal itu membuat Laura khawatir.
Tiba-tiba pintu terbuka. Sosok Simon dengan pakaian berantakan dan tangan yang memegangi dus berjalan kearah Laura. Keduanya saling bertatapan. Seakan tidak ada kata yang ingin diucapkan.
Simon langsung meletakkan dus tersebut keatas meja. Lalu dirinya duduk disofa, dan memejamkan matanya sebentar.
"Simon..."
Laura berjalan mendekati Simon, lalu duduk disampingnya. Laura menatap memar yang ada diseluruh wajah Simon.
"Aku akan obati luka mu" Ucap Laura, dan hendak beranjak, namun Simon langsung menahannya
KAMU SEDANG MEMBACA
About Wedding
General FictionElma pikir menikahi seorang duda adalah pilihan terbaiknya, karena lelaki itu banyak memiliki pengalaman dalam berumah tangga. Semua berjalan baik, tetapi tidak berlangsung lama, ternyata lelaki yang dinikahi Elma masih memiliki hubungan dengan mant...