Prolog

17 0 0
                                    

"Nah, selamat datang." Ucap seorang wanita paruh baya dengan senyuman menawannya.

"Bagaimana? Kamu suka?" Kali ini adalah pria paruh baya yang berucap.

"Suka sekali paman, bibi. Rumah ini benar-benar indah." Seorang gadis berumur sepuluh tahun terlihat senang, ia mengedarkan pandangan ke seluruh penjuru rumah barunya. Tak henti-hentinya dia menampakkan senyum lebar dan penuh kebahagiaan.

"Anakku yang manis dan cantik, mulai sekarang jangan panggil paman dan bibi lagi ya? Sekarang ubah panggilannya menjadi papa dan mama."

"Baik pam- ah maksudku, papa dan mama." Gadis itu tersenyum senang lalu memeluk kedua orang tua barunya.

Wanita paruh baya tersebut bernama Lilian, sedangkan pria paruh baya itu bernama William. Mereka adalah sepasang suami istri yang harus menghadapi sebuah kenyataan pahit. Yaitu, mereka tidak bisa memiliki anak. Semua cara sudah mereka lalui, tapi hasilnya nihil. Tidak ada perkembangan yang signifikan dari proses-proses yang mereka jalani.

Hingga suatu hari, mereka memilih untuk mengadopsi anak. Dan dari sana, mereka menemukan sebuah kebahagiaan.

Sayangnya itu merupakan kebahagiaan bagi mereka, bukan kebahagiaan untuk anak yang mereka adopsi.

"Sayang, mau bermain petak umpet bersama mama dan papa?"

-homesweethome-

Home Sweet HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang