11 || Maaf

814 157 11
                                    

"Papa?" Lisa yang baru turun dari tangga terkejut ketika melihat Taeyong duduk sambil membaca koran di ruang tengah. Taeyong menoleh dan tersenyum.

"Kemari, papa ingin bicara" ucap Taeyong. Lisa pun mendekat dan duduk di sofa panjang. Sementara Taeyong duduk di single sofa.

"Bagaimana hubunganmu dengan Yoshi? Apa anak itu memperlakukanmu dengan baik?" Tanya Taeyong. Lisa terdiam tidak tahu harus menjawab apa.

"Tidak usah takut Lisa, katakan saja pada papa" ucap Taeyong.

Akhirnya Lisa menceritakan semuanya dan bagaimana hari-harinya. Lisa juga menceritakan bagaimana Yoshi berubah menjadi lembut tapi juga menyebalkan membuat Taeyong tersenyum kecil.

"Ternyata dia memang tidak bisa merubah jati dirinya yang asli" ucap Taeyong.

"Apa maksud papa?" Lisa bingung dengan apa yang Taeyong katakan.

"Yoshi itu sebenarnya anak yang sangat lembut dan baik nak. Tapi ada beberapa hal yang membuatnya menjadi dingin dan tempramen. Salah satunya adalah kesalahan papa" ucap Taeyong dengan wajah sendu.

*Flashback On*

Yoshi dan Taeyong berdebat di rumahnya. Mereka mendebatkan masalah pelepasan alat medis di tubuh Seulgi, ibu Yoshi. Selama 1 tahun Seulgi terbaring lemah dengan bantuan alat medis di tubuhnya. Wanita itu mengidap penyakit pernafasan.

"YOSHI TIDAK INGIN MAMA MENINGGALKAN YOSHI PA!"

"Yoshi, dengarkan papa. Mama menderita nak. Papa tidak tega melihat mama kesakitan dan harus dipasang banyak alat medis"

"TIDAK PA! JIKA PAPA MELEPASKAN ALAT ITU, YOSHI TIDAK BISA MEMELUK MAMA LAGI"

"Yoshi-" Yoshi pergi dari hadapan sang ayah dan langsung masuk ke dalam kamarnya.

Taeyong memijat pangkal hidungnya. Putranya itu sangat menyayangi sang ibu. Bahkan saat sang ibu sempat koma, Yoshi selalu mengajak ibunya berbicara dan menceritakan apapun.

Taeyong mengerti perasaan putranya. Tapi, di sisi lain, Ia juga tidak tega melihat istrinya harus menderita. Kata dokter, sebenarnya istrinya sudah meninggal dan hanya dibantu alat medis untuk bertahan.

Seulgi sendiri bahkan meminta untuk melepaskannya saja. Tapi Yoshi tidak rela kehilangan ibunya.

Karena waktu yang tidak banyak, diam-diam Taeyong pergi ke rumah sakit dan meminta dokter untuk mencabut semua alat di tubuh istrinya termasuk alat bantu pernafasan.

Sayangnya Yoshi mengetahui rencana itu. Ia menyusul ke rumah sakit namun terlambat. Saat tiba di ruangan dimana ibunya dirawat, Yoshi mendengar hembusan nafas sang ibu untuk yang terakhir kalinya.

Kaki Yoshi melemas namun tetap berusaha melangkah mendekati ibunya.

"Mama...."

"MAMA BANGUN MAAA"

"MAMA JANGAN TINGGALKAN YOSHI....MAMA SUDAH BERJANJI MA..."

Taeyong menahan air matanya ketika mendengar tangisan pilu dari putranya itu. Taeyong hendak menenangkan Yoshi namun tangannya di tepis.

"SAMPAI KAPANPUN AKU AKAN MEMBENCI PAPA!"

Mulai saat itulah Yoshi berubah. Tidak ada Yoshi yang bersikap baik dan lembut. Hanya ada kasar, dingin dan tidak peduli pada apapun yang ada.

*Flashback off*

"Papa berharap dengan adanya kau bisa membuat Yoshi kembali seperti dulu" ucap Taeyong penuh harap.

Let's Talk About Memories✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang