Prologue

7.9K 664 12
                                    

Author's Note:

Kita bertemu lagi teman-teman! Cerita ini adalah sekuel dari The Story That Got Twisted. Melihat banyak kekecewaan kalian, aku tertawa sambil memakan keripik kentangku.

Kenapa kalian tidak membaca kode-kode tersirat di sana? Aku juga ngerasa cerita itu gantung. Tapi kalau aku paksa selesaiin satu buku, ceritanya bakal terlalu melebar and I don't really like it.

Aku lebih suka cerita yang stay in its place tanpa ngelebar kemanapun. Aku ngegantungin cerita itu bukan karna alasan. Karna dari awal konsepnya udah kebagi jadi dua buku.

But yeah, you guys wouldn't know it since all the secrets laying in my draft lmao. By the way, sekuel ini harusnya keluar tahun depan tapi aku janji kasih kado natal kemarin, kan. Jadi aku percepat kasihnya akhir tahun ini.

Enjoy the show, peeps!



~~~~~•••~~~~~



Ruangan itu terasa gelap. Sangat gelap. Hanya ada seberkas cahaya yang masuk lewat sela gordyn yang tak tertutup rapat. Selain sedikit cahaya, di dalam ruangan itu juga ada seorang pria.

Dia Nathan.

Nathan Argana, pria yang sudah setengah tahun lebih mencari keberadaan Lynnea Adelard dan putranya, Jerome Argana. Dia hampir mendapatkannya kemarin.

Seminggu yang lalu, Nathan mendapatkan berita. 15 tiket first class atas nama Lynnea Adelard, Arthur Avian, dan juga Jerome Argana. Lalu jet pribadi milik Adelard dan Avian yang terbang kedua kota berbeda.

Total ada 17 kota di bumi. Nathan tentu tidak bodoh. 17 destinasi dari ujung ke ujung dunia, tersebar di semua benua. Pasti ini cara pengalihan Lynnea.

Tapi Nathan tak mau membuang kesempatan. Dia terus mencari ke seluruh tempat itu. Walau pada akhirnya sesuai perkiraan Nathan. Tidak ada hasil yang didapat.

Sekarang di sini Nathan. Di dalam kamar apartemennya. Tangan kanannya memegang figura yang menghiasi meja tidurnya. Foto dirinya bersama Lynnea dan bayi Jerome saat mereka baru pulang dari rumah sakit.

Lynnea dan Nathan yang tersenyum lalu Jerome di dalam dekapan Lynnea dengan kening berkerutnya. Seakan bingung melihat kedua orangtuanya yang terus tersenyum lebar.

Ibu jari Nathan mengusap pigura itu. Entah kemana lagi Nathan harus mencari Lynnea dan putranya. Wanita itu seakan tenggelam dan menghilang.

Di tangan kanan Nathan ada satu benda lainnya. Satu-satunya peninggalan bayi Jerome yang ia dapatkan. Kain popok yang malam ituJerome gunakan sebelum mereka pergi.

Paginya, ketika Lynnea pergi membawa Jerome dari Nathan, satu-satunya yang tersisa hanyalah kain popok yang semalam Jerome gunakan.

Wangi bayi itu masih tercium saat Nathan membawa popok itu. Namun sekarang sudah pudar. Menyisakan hanya kain popok itu saja dengan kenangan yang ada. Sampai detik ini, Nathan tidak mencuci kain itu. Bau bayi Jerome hilang begitu saja termakan waktu.

"Apa sekarang gigimu sudah tumbuh, Jerome? Apa sudah mulai berdiri?" Nathan bertanya pada pigura di hadapannya.

Mungkin sudah saatnya Nathan berhenti mencari mereka. Empat bulan lebih Nathan tinggal bersama Lynnea. Dia cukup mengenal Lynnea.

Lynnea bukan tipe yang bisa dipaksa untuk membicarakan atau membuka sesuatu. Beri dia waktu hingga akhirnya Lynnea akan muncul dan mengatakan semuanya. Nathan rasa itu jalan terbaik.

Ia akan berhenti mencari Lynnea. Sampai wanita itu akan datang kepada Nathan dengan semua penjelasannya. Nathan akan menunggu waktu itu.

Saat ketika Lynnea datang membawa putra mereka dan terbuka pada Nathan.

The Story That Got Changed [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang