Part 18

2.3K 288 4
                                    

Lynnea memeluk putranya erat. "Mama pergi dulu, Sayang," ujar Lynnea sambil mencium pipi Jerome.

Hari ini Lynnea, Nathan, dan beberapa asisten mereka akan ikut untuk menemani menemui Jaquezz. Seorang ahli waris Karen dahulu dan dua orang pengawal kepercayaan Adelard.

Nathan juga meminta Alex untuk menjaga si kecil Jerome dengan penjagaan ketat di rumah Adelard serta Alan, si jenius kutu buku kepercayaan Nathan itu tengah pergi bersama Marroquín. Bersiap di suatu tempat untuk membantu rencana mereka.

"Jeyom ikut," pinta Jerome pada Lynnea.

"Tidak, Jerome. Jerome bersama Paman Alex, okay? Bye bye, sweetie." Lynnea mengusap kepala Jerome sambil mencoba menenangkan putranya.

"Setelah ini kita beli banyak dino. Kau mau, Jerome?" Nathan juga ikut memberikan tawaran pada putranya karena wajah anak itu menunjukkan jika ia kan menangis.

"Jeyom ikut, Jeyom ikut!"

Tangis itu pecah. Dia merengek dan lebih parah sampai meraung. Entah apa yang terjadi pada Jerome. Bibi Mary pun tidak bisa menenangkan si kecil Jerome hingga membuat Nathan dan Lynnea terhalang untuk pergi.

"Baiklah! Mainan Papa, Jerome mau?" tawar Nathan setelah memutar otak keras lalu mengambil Jerome dari gendongan Bibi Mary.

Dia menangis sesunggukan hingga hidungnya memerah. Air matanya juga deras jatuh. "Mainan Papa, hiks, hiks," isak Jerome sambil meminta mainan milik Nathan.

"Di mana barbel kecil milikmu yang selalu kau bawa itu, Alex?" tanya Nathan pada Alex.

"Barbelku? Untuk apa?" tanya Alex berbalik dengan bingung.

Barbel berukuran 1,5 kg yang entah kenapa selalu Alex bawa kemanapun ia pergi. "Bawakan saja sekarang," pinta Nathan.

Mendengar perintah atasannya, Alex langsung berhambur mengambil tas gym di dalam mobilnya. Satu tas cukup besar dan tampak sangat berat jika diangkat. Untung Alex memiliki badan tegap dan besar jadi tas itu terlihat cocok dengannya.

Ketika tas itu diletakkan di atas lantai ada suara dentuman benda dari dalam tas dengan lantai. Nathan mendekati tas itu dan berjongkok di depannya. "Aku pinjam dulu ya," bisik Nathan pada Alex.

"Lihat, Jerome, ini mainan seperti punya papa," tunjuk Nathan sambil membuka zipper tas Alex, menampilkan berbagai jenis barbel berwarna biru dan merah di dalamnya.

"Mainan papa!" tangis Jerome sudah terhenti.

Menyisakan isakan kecil namun ia berfokus pada barbel-barbel kecil yang ada. Jerome mencoba turun dari gendongan Nathan dan membuka tas berisi berbagai dumbbell tersebut.

"Ini milik Paman Alex. Kau harus meminjamnya dan bermain dengan Paman Alex di rumah," jelas Nathan pada putranya.

"Paman, pinjam." Jerome sudah mendongak pada Alex sambil mengangkat dumbbell berwarna biru miliknya.

"Boss, kau serius memberikan dumbbell sebagai mainan putramu?" tanya Alex bingung.

Lynnea menggeleng pasrah melihat tingkah putranya. Jangan-jangan umur 5 tahun nanti, ia melihat Jerome sudah bermain di ruangan gym karena kebanyakan bermain dengan Nathan.

"Tidak apa-apa. Dia menyukainya. Hey, lihat? Dia bisa mengangkat dua dumbbell sekarang!" pekik Nathan senang saat putranya mengangkat dua dumbbell berwarna biru secara bersamaan.

"Hati-hati. Jangan sampai jatuh, nanti terkena kakimu, Jerome."

Lynnea memperingati putranya dengan mengambil salah satu dumbbell di tangan Jerome dan kembali meletakkannya di dalam tas. "Papa pergi dulu, ya?" ujar Nathan pada Jerome. Namun yang didapatinya sang anak cuek dan sibuk membuka isi tas olahraga Alex.

The Story That Got Changed [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang