Crush

67 9 0
                                    


Hari itu merupakan jadwal Ushijima untuk menjaga ibunya di rumah sakit. Sakit tipus katanya. Yang mengharuskan beliau untuk rawat inap selama beberapa hari. Setiap hari setelah pulang dari sekolah, Ushijima menjenguk ibunya. Dan dalam beberapa hari ini kondisi ibunya sudah membaik. Tinggal beberapa pemulihan dan beliau bisa pulang.

Setelah menerima beberapa tamu dan memastikan ibunya istirahat tidur, ia pergi ke kantin rumah sakit karena perutnya sudah lapar. Ia memilih banyak roti daging. Namun sialnya, saat di kasir, dompetnya lupa ia bawa. Dan di semua kantong pakaiannya tidak ada uang sama sekali. Terpaksa ia harus ambil dompet dulu di kamar inap ibunya.

" Bu, tolong jagain belanjaan saya dulu, dompet saya ketinggalan di kamar inap." Izin Ushijima. Dan ibu kantin mengiyakan. Belanjaan Ushijima kemudian disingkirkan ke samping meja dulu.

Kebetulan, antrean setelahnya ada Shirabu. Dokter muda yang terkenal ramah oleh siapa saja.

" Tadi dia kenapa, Bu?" Kata sang dokter sembari meletakkan camilan yang ia pilih untuk dibeli.

" Dompetnya ketinggalan katanya, kasihan mana masih muda." Ujar ibu kantin.

Shirabu tertawa mendengarnya.

" Yaudah Bu, sekalian aja ini punyanya dia dibayarin. Nanti tolong bilangin juga kalau besok-besok jangan lupa-lupa. Nanti disuntik dokter." Ujarnya jenaka.

Ibu kantin yang sedang menghitung belanjaan turut terbahak bersamanya. Belanjaannya sekarang sudah dibayar dan berpindah ke tangannya.

" Mari Bu." Shirabu pamit.

" Iya Dok, marii." Senyum ibu kantin.

Beberapa menit kemudian, Ushijima muncul dari pintu kantin. Ia sudah membawa dompet dan bersiap membayar belanjaannya.

" Berapa, Bu, belanjaan saya tadi." Ushijima bertanya.

" Ndak usah mas, tadi udah ada dokter ganteng yang bayar. Ini bawa aja." Ibu kantin memberikan kantung kresek berisi belanjaan Ushijima.

Ushijima tertegun.

" Beneran Bu? Padahal saya sudah bawa uang sekarang." Ujarnya heran sedikit kecewa. Padahal ia sudah lari-lari. Tapi ia merasa sedikit senang.

" Kata dokternya jangan pikun-pikun mas, nanti bakalan disuntik loh." Ibu kantin menambahkan sambil tertawa kecil.

Raut Ushijima memerah. Malu rasanya. Ushijima kemudian melihat isi kantungnya. Lumayan banyak, ia akan membalas budinya.

" Ibu, kira-kira ibu tau dokter siapa yang bayar belanjaan saya?" Tanya Ushijima.

" Dokter Shirabu namanya, rambutnya warna krem, ganteng pokoknya." Ibu kantin melihat ke arah kaca sebentar.

" Nah itu... Itu dokternya yang lagi ngomong ama perawat." Unjuk Ibu kantin ke arah kaca.

Terlihat seorang laki-laki imut berparas tampan sedang berbicara ringan dengan perawat. Sepertinya ia orang yang supel dan ramah.

" Dokternya single kok mas. Mau aku jadiin menantu, tapi kok ya anakku dah menikah semua." Ibu kantin menghela napas.

" Terima kasih banyak, Bu." Ushijima menunduk dan pamit pergi.

" Yaaa, yaa, aku bilang single kok langsung bablas, anak mudaaa, anak muda." Ujar Ibu kantin sambil duduk lagi.

Ushijima dengan tegas melangkah menuju Dokter pembayar belanjaan makanannya. Semakin mendekat semakin terlihat jika dokter itu semakin kecil, lebih kecil dari tubuh bongsornya.

"Dokter Shirabu?" Panggilnya.

Shirabu menoleh. Wajahnya sedikit riang. Ia mengingat orang ini.

" Ah, kamu..."

"..... yang lupa dompet tadi ya?" matanya menyipit karena tersenyum.

Mendadak Ushijima merasa wajahnya panas.

" Lalu, ada apa ke sini bertemu denganku?" Tanyanya ramah.

" Emm, aku ingin berterima kasih atas kebaikanmu." Ujar Ushijima.

" Tidak masalah, pastikan perutmu kenyang ya?" Wajahnya tersenyum lagi.

" Bisakah aku membalas kebaikanmu?" Ushijima bertanya sopan ke Shirabu. Ia tahu, uang sakunya tidak sebanding dengan gaji Shirabu, tapi tetap saja ia ingin membalas budi.

" Nanti sore, kamu mau ikut aku pergi ke kedai ramen depan rumah sakit?" Tanyanya.

Ushijima bingung. Apa tidak apa-apa, seorang dokter makan makanan seperti itu?

" Apa boleh?" Ushijima bertanya. Meyakinkan.

" Tentu saja, bagaimana?"

Tawaran yang menggiurkan. Selain murah, ia bisa dapat langsung waktu luang dari dokter. Ia kemudian mengingat-ingat. Nanti sore adalah waktu dimana ia akan digantikan oleh ayahnya yang sudah pulang kerja. Sepertinya baik.

" Baiklah. Aku juga luang." Kata Ushijima sepakat.

" Baiklah kalau begitu, kutunggu di depan rumah sakit ya nanti." Shirabu pamit dan berjalan meninggalkan Ushijima.

Ushijima menatap punggung Shirabu. Terlihat kokoh. Mungkin karena ia dokter. Ia pun segera berbalik dan menuju kamar inap ibunya. Wajahnya memerah tidak sabar menunggu sore nanti. Sepertinya sekarang ia memiliki seseorang yang ia kagumi. 

--End-- 

CrushTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang