Dad Family ; 05

4.9K 519 25
                                    

Arjun berlari kesetanan tanpa henti. Han yang mengikuti arah Arjun melangkah cepat hanya bisa tergopoh-gopoh seperti ibu-ibu dikejar anjing komplek ketika membeli sayur.

BRAK

Han terjungkal tidak elit, kakinya tergilir karena tidak melihat ada kursi yang bertengger di tengah-tengah koridor.

Gelap.

"YA ALLAH!"

Han dengan kekuatan super melepar tongkat basebalnya ke kaca ruang kelas.

Pyarrr

Han terengah melihat kaca kelas seperti ada bayangan hitam yang berjalan. Ya gimana gak panik?! Matanya sudah melotot merutuki kebodohannya saat ini. Dan bisa Han lihat kaca itu pecah berceceran didekat kakinya.

Untung gak ketancep.

Tubuh Han membeku ketika suara jangkrik dan kemrusek kayak karset rusak terdengar di dalam kelas.

Tangannya terangkat dengan gemetaran menyrot papan kecil diujung pintu. Senter kecilnya berfungsi bisa Han baca di situ adalah ruang musik.

Dan tiba-tiba suara drum terdengar keras mengalun membuat Han semakin merinding.

"AWAS LO YA SETAN! GUE BUNUH LO!"

Pekik Han keras sambil bangkit dan berlari kesetanan dengan kaki terpincang. Wajahnya sudah merah menahan pipis.

Han terengah hampir kehabisan napas namun kembali dikejutkan oleh sesuatu. Matanya semakin melebar ketika di depan sana seperti ada anak kecil yang menertawainya. Kakinya sudah berusaha mengerem namun tubuhnya langsung terpental menabrak sosok di depannya.

BRAK

"AAAA TUYUL!"

Chandra menatap panik Nata yang udah jongkok sambil nahan pipis katanya. Wajah Nata udah jelek banget alias gak kuat lagi. Mau pipis di sini pun nanti malah mengundang mahluk-mahluk halus yang tambah merecoki mereka karena gak sopan.

Karena Nata gak mau ambil resiko jadi tangannya langsung geret Chandra menuju kamar mandi.

"Cuk sumpah gak tahan gue, ini arahnya ke mana anjir?!"

Chandra meringis, prihatin dengan wajah Nata yang udah kayak siluman ular.

"Na.. kok serem sih." Bisik Chandra sambil mengekori Nata jalan mengendap.

"NAH INI!"

Chandra spontan langsung mukul kepala Nata kenceng sampai sang empu mengadu. Tapi karena sudah tidak tahan lagi, Nata langsung masuk ke kamar mandi.

"Lah anjir lu ngapain masuk?"

"Na takut."

Nata melotot, yakali Chandra bakal ikut masuk ke dalam bilik kamar mandi liat dia pipis.

"Enggak-enggak."

"Gak bakal ngintip deh janji!"

"Enggak anjir sono nunggu di luar!"

"Gak!"

"Anjing! Lo tunggu di situ! Ga usah ikut masuk ke bilik!"

Chandra menganguk namun kemudian langsung menggeleng ribut. Tapi sayangnya Nata udah lebih dulu menutup pintu bilik.

"Nat anjir!"

Nata di dalam cengengesan dan langsung melaksanakan panggilan alamnya. Lega, Nata akhirnya bisa menghirup napas dengan enak.

Namun matanya langsung melotot ketika mendapati kamar mandi ini sangat kumuh dan kotor. Netranya semakin melebar ketika tangannya bergerak panik memutar-mutar kran yang gak kunjung mengalirkan air.

"Anjirr gada air, gue cebok make apa?!?!"

Nata panik luar biasa.

"NATA BURUAN!"

Nata melirik bilik kamar mandi yang pintunya digedor-gedor Chandra berulang-kali.

"Chan lo bawa air minum ga?!"

"Kenapa, lo haus?"

"Iya gue haus."

"Yaudah cepetan keluar, gelap Nata! Nih udah gue bukain teh pucuk."

Nata berdecak, cemen banget deh Chandra ini. Terus apa tadi? Teh pucuk, yakali Nata cebok make teh pucuk. Lalu dengan sebal tangannya bergerak membuka pintu bilik yang sungguh berkarat.

"Lah anjir ga bisa!" Pekik Nata.

"NATA BURUAN ITU DI DEPAN ADA ORANG JALAN NATA!"

Nata terus berusaha membuka namun semakin seret.



"AAAAA..."

BRAK


Nata terbelalak mendengar suara jeritan Haechan yang menggelegar dibarengi dengan lemparan barang-barang.

"Ayo cepet!" Nata berdesis sambil membuka engsel pintu dengan panik.

Klek

Pintu akhirnya terbuka. Nata dengan terbirit langsung keluar.

"Chandra!" Nata mencari anak itu di setiap sudut kamar mandi dengan panik.

"CHANDRA LO DI MANA ANJING!"

Demi apapun Nata udah mulai gemetaran. Apalagi tempatnya sangat pengap mengganggu pernapasannya. Kamar mandi ini cukup gede.

Namun ketika senter kecilnya menyorot sesuatu yang menggunduk aneh Nata menubrukkan punggungnya ke salah satu bilik sampai terpelanting jatuh dan berakhir menjerit.

"WAAAAA"

"NAT!"

Nata terbelalak mendapati Chandra yang bersembunyi di bawah wastafel. Tubuhnya meringkuk di sana.

"Ngapain di situ?" Bisik Nata sambil mengelus pinggangnya yang menabrak wc duduk.

"Sini Nat.."

Nata merangkak menuju ke arah Chandra sahabatnya dengan dongkol.

"Kita keluar, lari." Bisik Chandra penuh keyakinan.

Nata tiba-tiba langsung membekap mulut licin Chandra dan mengarahkan cahaya kecil menyorot dari langit-langit kamar mandi.

Chandra gak heran lagi dirinya barusan kena amuk setan. Entah datang dari mana, tapi tubuhnya tiba-tiba dilempari gayung dan alat sikat wc sampai jidatnya lecet.

"Satu... du-dua.. ti—LARI!"

"LARIIIII!"

BRUKK

"AAAAAA!"

"NATA!!!"

Tubuh Chandra menegang ketika melihat Nata terkampar di bawah undakan anak tangga karena kekencengan dan gak bisa mengerem laju larinya.

Ok guys,

say goodbye to Chandra!


btw cerita ini masih on going ya di karyakarsa, kalian bisa baca di sana okeyy karna partnya akan jauh lebih lengkap di sana😗😻 happy reading 💓🌻

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

btw cerita ini masih on going ya di karyakarsa, kalian bisa baca di sana okeyy karna partnya akan jauh lebih lengkap di sana😗😻 happy reading 💓🌻

Dad FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang