"Mak, Sura minta doanya, Mak, ya" ucapnya lirih saat berpamitan dengan Mak.
"Tanpa kamu mintapun, Mak akan selalu mendoakan kamu, Sura. Sekarang, berangkatlah kamu ke tempat di mana kamu merasa bintang itu bisa kamu gapai. Berangkat dengan hati-hati, jangan pernah lupakan Tuhan mu, Sura" kata Mak sambil mengusap kepala kecil anaknya itu.
"Iya, Mak. Sura berangkat sekarang. Assalamualaikum".
Sura melangkahkan kakinya dengan ragu dan berat. Ia tidak tega jika harus meninggalkan kampung halaman tercinta ini. Namun, takdir tak bisa membuat dirinya diam.
Kini, punggung anak laki-laki itu sudah tak terlihat. Ia benar-benar pergi. Tanpa sebuah kepastian kapan ia akan kembali.
***
Kisah ini bukan kisah yang diperuntukkan untuk anak sultan..
Terkecuali, jika Kalian bisa memahami bagaimana senangnya hidup menjadi orang menengah kebawah. Maka, kisah ini ku persembahkan untukmu.Selamat membaca!
(Sabtu, 21 Agustus 2021)
KAMU SEDANG MEMBACA
Di bawah Atap Rumbia ( ON GOING )
Teen FictionLayaknya anak-anak pada umumnya, Dermatari juga memiliki ribuan mimpi yang sayangnya tidak bisa ia wujudkan untuk selamanya. Meski begitu, Dermatari tahu Tuhan tidak pernah ingkar. Dermatari juga tahu bahwa takdir selalu bisa diubah kecuali takdir k...