TXC | 18

41.7K 4.5K 278
                                    

Sudah tiga hari sejak Mauretta mengakhiri hubungannya dengan Kevin, selama itu pula ia menghindari laki-laki itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sudah tiga hari sejak Mauretta mengakhiri hubungannya dengan Kevin, selama itu pula ia menghindari laki-laki itu. Kevin terus saja datang ke rumahnya, berusaha menghubunginya hampir setiap detik, dan mengirimkan pesan-pesan permintaan maaf. Akan tetapi, tak ada satu pun yang Mauretta hiraukan. Bahkan, gadis itu membawa masuk kunci yang biasa diletakkan di dalam pot agar Kevin tidak bisa masuk tanpa sepengetahuan dan seizinnya.

Saat ini, Mauretta sedang bersantai di ruang tengah sambil menonton serial Netflix di laptop dan ditemani kripik kentang kesukaannya. Gadis itu berdecak kesal karena ponselnya terus saja berbunyi, siapa lagi pelakunya kalau bukan Kevin.

Karena ponselnya benar-benar tidak berhenti, Mauretta akhirnya mematikan benda pipih itu, lalu melemparnya ke sofa. Baru lima menit gadis itu merasa tenang, ia harus kembali terganggu dengan gedoran keras di pintu rumahnya.

TOK TOK TOK!!

"Retta!"

Mauretta tak menggubris suara Kevin yang terus memanggil-manggil namanya.

"Retta! Keluar sebelum Kakak jebol pintu rumah kamu!"

"Dih? Ngancem," cibir Mauretta. Gadis itu melangkahkan kakinya menuju kamar, lalu menutup pintunya keras-keras. Biar saja Kevin berteriak seperti orang gila di depan rumahnya.

Sayangnya, setelah Mauretta masuk ke dalam kamar pun, ia masih bisa mendengar gedoran pintu. "Apa gue panggilin satpam aja, ya?" gumam Mauretta. Gadis itu melipat bibirnya ke dalam, lalu menyalakan kembali ponselnya untuk menghubungi satpam kompleks. Setelah nada sambung kedua, terdengar suara dari seberang sana.

"Halo, Pak. Saya Retta, dari nomor 172. Minta tolong, di depan rumah saya ada orang gila, dari tadi ngetuk pintu rumah saya terus. Tolong diusir, ya, Pak."

" .... "

"Iya, Pak. Sangat meresahkan, saya agak takut jadinya. Makasih, Pak. Malam."

Mauretta langsung mematikan sambungan teleponnya, lalu terkikik puas. Beberapa saat kemudian, Mauretta bisa mendengar ada sedikit perdebatan di depan rumahnya. Tak lama, rumah gadis itu kembali sepi dan tenang.

"Gini, kek, dari tadi!" ucapnya sebelum kembali menonton.

***

"Ret."

"Hm."

"Masih kucing-kucingan sama Kak Kevin?" tanya Aurel penasaran. Mauretta mengangguk singkat, masih fokus menyalin jawaban PR milik Aurel. Selama dua hari kemarin, Mauretta tidak masuk sekolah. Gadis itu masih belum mendapatkan cara keluar dari rumah tanpa bertemu dengan Kevin. Baru hari ini ia mendapat ide cemerlang, meski harus berkorban dengan bangun subuh.

"Terus, kok, lo bisa keluar rumah? Gimana caranya?"

"Gue berangkat jam empat pagi."

"ANJIR!" Aurel tergelak. "Sumpah lo?!"

TOXIC ✓ [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang