TXC | 15

50.8K 4.8K 323
                                    

"Sayang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sayang."

"Retta, bangun, yuk."

"Sayang .... "

Tidur Mauretta harus terusik karena bisikan-bisikan lembut yang mengalun di telinganya. Saat Mauretta membuka mata, ia langsung mendapati sosok Kevin yang tersenyum lembut ke arahnya, sambil membawa kue kesukaan Mauretta yang sudah dipasangi banyak sekali lilin.

Mauretta mengusap matanya, lalu duduk. "Kak?" panggilnya serak.

"Happy birthday," ucap Kevin. Ia menarik Mauretta mendekat, lalu merangkul pundak gadis itu. "Make a wish dulu, terus tiup lilinnya."

Mauretta— yang kesadarannya masih baru terkumpul setengah, langsung menurut. Ia memejamkan matanya sejenak, lalu meniup tujuh belas lilin di atas kue yang dibawa oleh Kevin.

Setelah semua lilin mati, Kevin langsung meletakkan kue itu di atas nakas, lalu mencium kening Mauretta lama. "Happy birthday, Love."

Mauretta tersipu mendengar kata-kata yang Kevin lontarkan. Gadis itu memeluk Kevin, menenggelamkan wajahnya di dada bidang  yang terbalut oleh kaus hitam itu.

"Lepas dulu, terus hadep ke sana." Kevin menyuruh Mauretta duduk membelakanginya, yang langsung dituruti oleh gadis itu. "Tutup mata, ya," sambungnya. Lagi-lagi, Mauretta menurut.

Kevin mengeluarkan sebuah boks perhiasan merek ternama dengan warna turquoise-nya yang khas, lalu mengambil sebuah kalung berbandul kunang-kunang di dalamnya. Ia membuka pengait kalung itu, lalu memasangkannya di leher Mauretta.

"Done."

Mauretta kembali membuka matanya. Ia merasakan sensasi dingin di lehernya, membuat rasa penasaran gadis itu meningkat drastis. Mauretta menatap Kevin sejenak, lalu berlari menuju meja rias.

"Oh my God!" jerit Mauretta. Gadis itu meraba bandul kunang-kunang itu, lalu memutar tubuhnya, menatap Kevin tidak percaya. "Are you serious?!"

"A hundred percent, yes." Kevin tersenyum senang melihat ekspresi terkejut Mauretta. Ia tahu, Mauretta selama ini sangat menginginkan kalung itu. Ia pernah melihat foto kalung itu di ponsel Mauretta. Gadis itu juga sering membuka-tutup website resmi yang menjual kalung kunang-kunang idamannya.

"Kak .... " Mauretta berlari, lalu memeluk Kevin erat. Mata gadis itu sudah memerah, menahan tangis. "Thank you."

"Anything for you, Dear," bisik Kevin, ikut membalas pelukan Mauretta. Kebahagiaan Mauretta menjadi kepuasan tersendiri bagi Kevin.

"Kakak, kok, tahu, aku pengin kalung ini?" tanya Mauretta setelah pelukan mereka terurai. Gadis itu mengusap air matanya cepat.

Kevin hanya mengedikkan bahu sambil tersenyum misterius.

"Kamu seneng?"

"Banget," jawab Mauretta. Gadis itu sudah kembali ingin menangis, terlihat dari bibirnya yang mulai bergetar. Sebelum air matanya tumpah, Mauretta kembali memeluk Kevin erat. Detik itu juga, air mata Mauretta berlomba-lomba turun, disertai isakan yang mampu membuat Kevin khawatir.

TOXIC ✓ [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang