"Selamat pagi, Kak Retta."
"Pagi, Kak Retta."
"Pagi, Kak."
"Pagi, Bosque!"
BUGH!
Mauretta memukul punggung Rama dengan botol air mineral yang dibawanya. Hanya pelan, tetapi laki-laki itu mengaduh begitu keras seperti baru saja dipukul dengan batu besar.
"Aaaaauwh!"
"Heh, lebay!" protes Andita, rekan kerja Rama. Laki-laki itu hanya terkekeh, lalu kembali melanjutkan kegiatannya— menyapu seluruh lantai restoran.
Mauretta melangkahkan kakinya menuju ruangan khusus yang ada di belakang. Ia harus melewati dapur terlebih dahulu agar bisa sampai di sana. Gadis itu meletakkan tasnya di meja, lalu mulai membuka laptop untuk bekerja.
Mauretta Vivienne Gautama, putri tunggal dari pasangan Sanjaya Gautama dan Alisha yang kini sudah berusia 24 tahun. Ia sukses membangun sebuah restoran khas Italia di Bali, juga bekerja sebagai seorang freelancer yang cukup terkenal dalam bidang desain logo. Jasa Mauretta sering dipakai oleh orang-orang yang baru saja merintis online shop, mengingat harga yang Mauretta tawarkan cukup murah. Gadis itu memang memasang harga yang tidak terlalu mahal untuk membantu orang-orang merintis usaha.
Ini adalah hari Sabtu, restoran Mauretta cukup ramai. Gadis itu sampai harus membantu di kasir karena pegawainya sibuk mengantar pesanan yang membeludak. Meski sibuk, Mauretta tetap senang melakukan pekerjaannya.
"Lumayan rame, ya, hari ini," tutur Andita. Mauretta mengangguk. "Puji Tuhan. Biar makin banyak duit kita," balas gadis itu. Lalu, keduanya tertawa.
"Sini, Kak, saya gantiin aja. Udah mulai sepi," tawar Andita. Mauretta mengamati seluruh sudut restorannya, lalu mengangguk. Benar, restoran sudah mulai sepi. Jam makan siang sudah berakhir, jadi mereka bisa sedikit bersantai.
"Ya udah, aku masuk dulu. Mau ngerjain design," pamit Mauretta. Gadis itu kembali masuk ke dalam ruangannya, lalu kembali membuka laptop-nya.
Lama Mauretta larut dalam pekerjaannya, hingga konsentrasi gadis itu harus terpecah karena ketukan pintu.
"Masuk," pinta Mauretta. Begitu pintu terbuka, muncul kepala Rama di sana.
"Bos, mau makan apa? Saya beliin," tanyanya.
Mauretta tampak berpikir. "Rice bowl dari restoran seberang aja kali, ya," tuturnya. Ia menyerahkan sejumlah uang pada Rama. "Beliin buat semuanya juga, ya, Ram."
Rama berdecak senang. "Siap, Bos. Mau yang apa, nih?"
"Ayam lada hitam. Minta bumbunya dibanyakin."
"Oke, Bos. Saya pergi dulu, ya."
Mauretta mengangguk. "Makasih."
***
KAMU SEDANG MEMBACA
TOXIC ✓ [TERBIT]
Fiksi Remaja‼️PART SUDAH TIDAK LENGKAP ‼️ ‼️ TERSEDIA DI KARYA KARSA ‼️ Pre order: 1 Agustus 2022 - 15 Agustus 2022 Ini kisah tentang Mauretta, gadis 17 tahun yang harus terjebak dalam hubungan toxic dengan Kevin, laki-laki posesif yang dominan dan pengatur.