BAB 3! Sesuai janjiku karena ada delay panjang untuk upload bab 2 dan 3, ini aku barengin deh upload nyaa hehe.
Semoga suka dan enjoy! Happy Reading, Peeps <3
*
"The moon lives in the lining of your skin." - Pablo Neruda
*
03
"Selamat siang. Dengan Celine disini, ada yang bisa saya bantu?"
"Ini aku."
Celine memandangi layar ponselnya sekilas mendengar suara berat yang terakhir didengarnya lusa lalu itu "Ya, Tuan Steward. Ada yang bisa saya bantu?" jeda terjadi selama beberapa detik setelahnya, disusul sayup-sayup suara tawa pria dan wanita yang sepertinya sedang bergurau dengan Christian.
"Apa Andreas benar-benar tidak bisa kembali hari ini? Aku sedang bersama teman-temanku sekarang."
"Sepertinya begitu, Tuan. Penerbangan dari Winnipeg ditunda karena hujan badai yang tengah melanda seluruh kota." balas Celine pelan. Takut-takut jika atasannya itu akan mulai mengomeli dirinya untuk sesuatu yang berada di luar tanggung jawabnya. Benar saja, suara erangan kesal terdengar samar sebelum akhirnya rentetan umpatan dilontarkannya dengan amarah yang menggebu.
"F**k you Winnipeg! Dasar kota sialan, tidak berguna! Beraninya dia membatalkan rencana berhargaku hari ini!"
Bahkan saat Celine hanya mendengarnya melalui ponsel, ia dapat merasakan kehadiran Christian di dekatnya. Merasakan amarah membaranya yang begitu pekat saat sebuah rencana tidak berjalan sesuai dengan keinginannya.
"Apa alasannya tadi? Cuaca buruk? Seperti apa?"
"Saya belum mengetahui dengan pasti tentang itu, Tuan. Sa-"
"Belum tahu? Kau seharusnya tahu tentang itu, Celine. Kau adalah seorang sekretaris. Kau harusnya tahu tentang apa yang sedang terjadi."
Celine menutup bibirnya saat Christian kembali melanjutkan omelannya.
"Jika kau tidak mengetahuinya, apa yang akan kita katakan pada klien nanti saat kita bertemu." Christian berdecak kesal "Ayolah, Celine. Bekerjalah dengan serius."
Pandangannya tertuju pada Ed yang tiba-tiba membuka pintu ruangannya dan menyerahkan tiga buah tanda terima yang harus ditandatanganinya. Jari telunjukanya terarah pada ponselnya, mengisyarakatkan bahwa ia sedang sibuk berbicara dengan seseorang di seberang sana.
"Aku akan tiba dalam sepuluh menit. Turunlah ke basement saat aku memintamu."
"Baik, Tuan."
"Tinggalkan saja jasnya. Ganti dengan kemeja putih dan kaus putih polos."
Celine mengangguk "Akan saya siapkan."
Panggilan diakhiri secara sepihak setelahnya. Tidak ada kata terima kasih. Yang ada hanyalah sebuah perubahan rencana seperti biasa. Yang harus dituruti oleh Celine meski harus terus mengusap dadanya menyabarkan diri.
*
Suasana basement di salah satu gedung perkantoran yang berada di 57th street, yang dijuluki sebagai tempat berkumpulnya aset para triliuner, nampak dipadati oleh setiap mobil yang berbeda setiap menitnya. Setiap karyawan yang hendak berjalan masuk ke dalam lobby, maupun yang hendak beranjak pulang, menghentikan langkah mereka terkejut melihat seorang pria dalam balutan kaus abu berlengan pendek tengah bersandar di pintu mobilnya dengan sebatang rokok di sela-sela jarinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
That Bastard's Obsession
Romance21+ [FOLLOW SEBELUM MEMBACA] "Aku bukan seorang pelacur!" Celine menundukkan wajahnya dan membiarkan tetes demi tetes air mata membanjiri wajah merah padamnya sesaat setelah kata-kata itu keluar dari bibir pucatnya. Rasanya setelah semua yang terjad...