Morgan membuka kedua matanya dan menyesuaikan dengan cahaya lampu yang menyala, dia hendak menatap sekitarnya tetapi saat ingin menoleh kepalanya berdenyut nyeri membuat satu ringisan lolos dari mulutnya.
Pintu ruangan tempat dia menginap terbuka, membuat orang yang baru saja masuk tertegun sejenak lalu berseru heboh.
"Aghata!" ucap orang itu dan menghampiri gadis itu.
Orang itu meneliti setiap jengkal tubuh gadis itu, "apa yang kamu rasakan? Ada yang sakit tidak?" tanya orang itu sarat dengan nada khawatir
Morgan menatap orang itu lalu mengernyit bingung, "siapa?"
Orang itu menatap tak percaya kepada Morgan, "apanya yang siapa, ini mommy!" ucap wanita itu hampir memekik.
Kerutan di dahi Morgan semakin dalam setelah mendengar ucapan wanita didepannya ini. Mommy katanya? Heh! Yang benar saja.
"Mo.. mommy? Tapi kan mama mukanya gak kek gini." ucap Morgan
Wanita yang mengaku sebagai mommy dari gadis itu semakin menatap putrinya dengan tak percaya
"Ini mommy nak, masa kamu gak ingat sama mommy." ucap wanita itu hampir menangis
"Kenapa mom?" tanya seorang pria yang baru saja memasuki ruangan tersebut.
Wanita itu menoleh dan mendapati anak bungsunya baru saja datang, "Ga, sini sebentar sepertinya ada yang salah sama kakak kamu. Masa dia gak ngenalin mommy." adu wanita itu
Pria itu melirik kearah Morgan yang sedang di belakangi oleh wanita itu, "Lo, Lo ingat sama gue gak?" tanyanya yang dibalas gelengan kepala oleh gadis itu.
Tanpa mengatakan apapun pria itu keluar guna memanggil dokter, tak lama kemudian dia kembali bersama dengan dokter mengikutinya dari belakang.
"Dok, ini anak saya kenapa dok? Dia gak ngenalin saya." ucap wanita itu sedih.
"Tenang ya Bu, biar saya periksa dulu." dokter itupun memeriksa Morgan.
"Kamu mengenalnya?" tanya dokter itu menunjuk wanita tadi yang dijawab gelengan oleh Morgan
"Kalau yang disebelahnya?" dokter itu menunjuk pada pria yang berdiri disebelah wanita itu, lagi lagi Morgan menggeleng.
"Siapa namamu?"
"Mor.. Aghata Manuella Jordan." saat ia ingin mengatakan namanya entah kenapa yang keluar adalah nama asing yang tak pernah didengarnya sebelumnya.
Dokter itupun mengangguk, lalu menatap wanita dan pria itu. "Sepertinya putri ibu mengalami amnesia ringan, dimana dia tak mengingat apapun kecuali dirinya sendiri." ucap dokter itu.
Air mata tak mampu lagi dibendung oleh wanita itu, "sampai kapan putri saya akan begini dokter?" tanya wanita itu dengan isakan kecil membuat pria yang berdiri disampingnya memeluknya untuk menenangkan.
"Tidak akan lama, asalkan kalian membantunya mengingat sekelilingnya itu lebih bagus." jelas dokter itu yang di angguki oleh wanita yang mengaku sebagai ibunya.
Dokter itupun pamit undur diri. Wanita itu beralih menatap Morgan yang sekarang sedang bengong bak orang bodoh.
"Ini mommy nak, mommy Aileen. Mommynya Athan, Aghata, sama Agharish." jelas wanita itu
"Dan ini.. ini Agharish adik kembar kamu." ucapnya menunjuk pada pria yang berdiri disampingnya.
Morgan mau tak mau hanya bisa mengangguk kaku.
***
Seminggu sudah dia dirawat di rumah sakit, dan sudah seminggu pula wanita cantik yang mengaku mommynya itu menemaninya, sesekali pria bernama Agharish itu juga ikut menemani.
Dan hari ini dia sudah dibolehkan pulang, "ada yang ketinggalan gak?" tanya mommy
"Gak mom, udah semua kok." ucapnya tanpa rasa janggal seperti dia sudah sering mengucapkannya.
"Sini gue bantu," ucap Agharish menyimpan ponselnya disaku jaket lalu membantu sang kakak berjalan menuju mobil mereka.
"Daddy sama kak Athan mana?" tanya gadis itu dengan kernyitan di dahi pasalnya dia tak tau siapa Athan tetapi dengan mulusnya pertanyaan itu keluar dari mulutnya.
"Daddy mu masih di Brazil mengurusi pabrik senjatanya." ucap mommynya
"Kak Athan?"
Wanita itu menghela napas berat, "mommy juga gak tau dia dimana, dan hampir setiap malam mommy denger Irene menangis karna kakakmu itu belum juga pulang." ucap mommy memijit keningnya.
"Irene?" Aghata menatap ke arah Agharish meminta penjelasan
"Istrinya kak Athan." jawab Agharish yang di angguki oleh gadis itu.
Tak lama kemudian mereka memasuki mobil dengan Agharish duduk di bangku pengemudi dan mommy disampingnya sedangkan Aghata duduk di bangku penumpang.
"Oh iya, kok mommy gak pernah liat Justin jenguk kamu ya?" tanya mommy membuat Agharish menahan napasnya.
"Ck, mommy pake ingetin lagi. Ngamuk dah ini ngamuk!" batin Agharish melirik Aghata.
"Justin siapa?" tanya Aghata.
"Justin pacar kamu." ucap mommy gemes.
"Pacar? Sejak kapan?" tanya Aghata sarat dengan nada tak suka
"Udah setahun, kamu kan cinta banget sama Justin malah jatohnya cinta mati." ucap mommy antusias membuat Agharish dan Aghata ingin muntah.
"Pacar, pacar tekucing!" umpat Aghata dalam lambung
Mereka pun sampai disebuah bangunan yang begitu megah layaknya istana.
Agharish kembali membantunya berjalan memasuki rumah, padahal dirinya hanya sakit biasa bukannya lumpuh.
Saat memasuki rumahnya di sana semua pelayan sudah berbaris dan didepan mereka tiga gadis dan dua laki-laki menyambutnya dengan heboh.
"Welcome back Aghata." ucap mereka serempak membuat senyum Aghata merekah.
"Makasih semua." ucapnya tersenyum tulus.
"Tapi nanti kalau udah selesai bersihin dulu baru pulang." ucapnya lagi digantikan dengan wajah datar membuat teman-temannya dan teman-teman sang adik mencibir.
"Ayo masuk, kita makan dulu. Belum pada makan kan?" tanya mommy yang dijawab gelengan oleh mereka.
"Ya udah, ayo kemeja makan. Hari ini Tante yang masak buat kalian." ucap wanita cantik itu membuat semuanya bersorak senang.
"Sering sering ya Tan, kapan lagi coba makan masakan seorang chef kapal pesiar." ucap salah satu dari mereka.
Mommy Aghata itu hanya menanggapi dengan senyuman lalu berlalu ke dapur.
"Oh iya sini gue kenalin balik ama teman-teman Lo dan teman-teman gue." ucap Agharish
"Yang ini Marissa teman Lo dari jaman SD," ucap Agharish menunjuk pada salah satu gadis berkulit eksotis dengan senyum manis yang terpatri di wajah ayunya.
"Dan ini Kenzie," tunjuk nya pada gadis bersurai abu-abu
"Itu Citra." tunjuk nya pada gadis yang berdiri di samping Marissa. "Mereka bertiga teman baik Lo." ucapnya
"Nah yang dua itu temen gue, yang megang balon namanya Rendy dan yang rada bule namanya Arthur." ucap Agharish panjang lebar yang hanya di angguki oleh Aghata.
"Dah inget gak Lo?" tanya Agharish yang dijawab deheman oleh Aghata
"Jangan ham hem ham hem aja Lo, inget gak?" dengan gemes Aghata mencubit pipi Agharish.
"Iya~~ dah kenal kok. ihh... Gue remat juga Lo." gemesnya pada sang adik.
Agharish yang diperlakukan begitu didepan teman-temannya membuat wajahnya memerah bak kepiting rebus.
"Dih blussing, najisin Lo!" umpat Arthur membuat Agharish menendang tulang keringnya lalu menyusul Aghata kemeja makan
"Sialan Lo, ga!" ucap Arthur kesal dan menyusul yang lain kemeja makan.
***

KAMU SEDANG MEMBACA
FIGURAN? NAJIS! (Dreame)
FantasiaMorgan Calista Amadea seorang gadis berusia sembilan belas tahun yang duduk di tahun kedua bangku perkuliahan. Morgan adalah gadis cantik dengan mata yang selalu menyorot tajam, dia terlahir dari keluarga yang terpandang. ayahnya seorang pengusaha s...