Your misfortune

3.9K 668 90
                                    

Fourteen = Banyak cerita yang menampilkan akhir yang indah. Tapi, mengapa banyak luka pada awal cerita?








•••


- People hate liars, even though they're basically lies -

••••




Takemichi menatap lurus ke depan, dimana Toman dan Valhalla sedang bertarung dengan brutal. Takemichi merasakan sesuatu perasaan yang berbeda, mungkin karna kini dia sebagai penonton bukan peserta.

Meskipun berbeda, namun tetap sama. Ya, sama-sama mengerikan.

Melihat bagaimana mereka saling menjatuhkan dan menghajar orang di hadapannya, tampak mengerikan bagi Takemichi. Ini memang bukan pemandangan yang baru, namun perasaan ngeri itu masih ada.

Takemichi berdiri cukup jauh, dia sangat patuh untuk menjadi seorang penonton. Dalam hati, Takemichi bertanya-tanya. Apakah memukuli seseorang bisa membuat hati lebih tenang? Jika iya, mengapa dia tidak merasakan hal seperti itu? Jika tidak, kenapa mereka semua sangat terobsesi dalam menyakiti orang lain? Takemichi tidak mengerti.

Kemarin Hakkai mengatakan bahwa berkelahi membuat seseorang menjadi keren. Takemichi tidak sebodoh itu sampai percaya. Dia memang tidak tau banyak hal, tapi bukan berarti dia tidak paham akan hal itu.

Tapi bukan berarti dia berpura-pura, dia memang sempat tergiur, tapi enggak kok. Dia masih inget misi dia ya.

Takemichi menghela nafas, dia mengalihkan pandangannya saat dia melihat Ryuguji terbang karna di gaplok Hanma.

Perkelahian itu sangat hebat dan brutal. Takemichi bisa merasakan tubuhnya merinding saat membayangkan dirinya di posisi Ryuguji.

Takemichi menatap ke arah Kazutora dan Manjirou yang sedang baku hantam. Keduanya sangat fokus menjatuhkan satu sama lain tanpa memperdulikan sekitarnya. Keduanya benar-benar hebat, bagaimana bisa mereka berkelahi seperti itu?

"Loh, Takemichi?"

Merasa namanya di panggil, Takemichi menoleh, dan seketika matanya melebar tidak percaya.

"Nii......-san?"

Tubuh Takemichi perlahan bergetar pelan, dia melihat sosok di hadapannya dengan mata melebar.

Pemuda itu terlihat tersenyum dengan senang, dia berjalan mendekati Takemichi dan memeluknya lembut.

"Lama tidak bertemu, aku merindukan mu adik ku."

Takemichi menggigit bibirnya, dia tidak membalas pelukan itu, hanya diam dan berharap pelukan itu segera terlepas.

"Kenapa tidak pernah datang? Apa kau membenci kami?"

Suara yang terdengar gemetar, membuat hati Takemichi perih. Takemichi terdiam, tanganya mulai terangkat, dan membalas pelukan itu.

"Tidak, hanya..."

Takemichi memejamkan matanya, mencoba menikmati pelukan hangat yang dia rindukan.

Pelukan itu terlepas, pemuda itu menatap Takemichi yang tampak menyungingkan senyum pedih di bibirnya.

"Hiroki, siapa dia?"

Dua orang pemuda datang menghampiri mereka, mereka menatap Takemichi dengan pandangan penuh tanya.

Hiroki tersenyum. "Dia adikku, Takemichi. Dan Takemichi, mereka teman ku, Yuuta dan Tamaki."

Takemichi menunduk, dia tersenyum menatap teman-temannya 'Kakaknya'.

Madness [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang