[ 1 ]

129 15 0
                                    

"ayo dong nak bangun, kamu gak lihat sekarang sudah terang menderang seperti ini?" ujar ibu rumah tangga itu lembut.

Wanita berumur itu melangkah kearah jendala kamar sang anak, dibukanya tirai dan jendala secara bergantian.

Setelah itu ia kembali kesebelah ranjang anak bungsunya. Mengelus pelan pipi sang anak kesayangan.

"Julia Helen Hardian." panggilnya dengan tegas kali ini.

"Eunggg..." respon anak gadisnya itu dengan malas.

"Helen, kamu gak mau kan telat dihari pertama mu kesekolah?" Ucapnya sambil menatap anak gadisnya itu.

"5 menit maaa~" jawab sang putri sambil menaiki selimut kelinci itu keatas kepalanya.

Ibu 3 anak itu pun akhirnya menggelengkan kepalanya pasrah lalu keluar dari pintu bewarna merah muda cerah itu.


Mama muda itu melangkah menuruni anak tangga dan tanpa sengaja berpapasan dengan anak sulungnya.

"Belum bangun ma si adek?" Tanya anak pertama dari keluarga Hardian.

Gelengan pasrah pun jawaban dari sang ibu.

Jonathan Wirda Herdian hanya terkekeh melihat wajah pasrah mamanya.

"Mama sarapan duluan ya sama kakak? Biar abang aja yang bangunin adek." Tawar Wirda sambil merangkul sang mama menuju dapur.

Sedangkan Julian Hana Zulfa, wanita muda itu lagi-lagi pasrah mengikuti arah tarikan sang anak sulung.

Setelah tiba dimeja makan Wirda dengan sigap mendudukan Julian secara gentle.

Sambil tersenyum tipis jari lentik Wirda bergerak mengisyaratkan sang mama untuk tetap diam dibangku.

"ABANG! Jonathan Jester Herdian!" Panggil Wirda dengan sedikit berteriak.

Dengan cepat muncul lah remaja laki-laki lainnya dari bilik kamar mandi.

"APA KAK?" Teriak laki-laki itu balik.

"Sssttt kak! Jangan teriak-teriak gitu dong, masih pagi ini." Tegur mama Julian dengan lembut.

Werdi terkekeh malu, lalu ia mengangguk paham.

"Sebentar!" pekik anak tengah Herdian, Jonathan Jester Herdian.

Jester dengan cepat menghampiri sang kakak dan mamanya dimeja makan.

Alisnya terangkat seakan ia sedang mengatakan 'Kenapa sih?'.

"Udah selesai mandi kan?" Tanya Wirda basa-basi.

Jester hanya mengangguk malas sambil mencoba mengeringkan rambutnya yang masih basah dengan handuk kecil bergambaran wortel.

"Gih bangunin adek." Suruh Werdi sambil memindahkan nasi goreng yang sudah ia buat tadi ke atas piring.

"Ya ampun... Kirain ada apa." Ujar Jester dengan sedikit jengkel.

Julian yang melihat interaksi kedua anak laki-lakinya itu hanya bisa terkekeh gemas.

Jester pun memilih berlari pelan ke lantai 2, agar ia bisa tiba lebih cepat diatas sana.

"Jangan lari-larian loh Jester!" Sekarang gantian, Jester yang di tegur oleh Julian.

| 🦋 |

"Semua sudah disiapin kan kak?" Chaerunissa mengangguk semangat.

Kedua orang tuanya yang melihat itu seketika tersenyum gemas.

Tukar JiwaWhere stories live. Discover now