[ 4 ]

71 8 2
                                    

"sudah tidak ada yang ingin ditanyakan lagi kan anak-anak?" Tanya Risti dengan senyum manis andalannya.

"tidak ada bu." Jawab murid kelas A serempak.

"Baik, jika sudah bisa dipahami kalian boleh istirahat. Tetapi yang belum selesai mencatat yang ada di papan tulis tolong catat terlebih dahulu." Ujar Risti mulai membereskan barangnya.

"Baik ibu!" Lagi, kelas A termasuk Helen dan Nisa menjawab dengan kompak.

Risti kembali tersenyum. "Kalau gitu ibu permisi." Wali kelas itu pun melangkah keluar kelas.

"Jadi???" Belum ada 3 menit ibu Risti keluar kelas tetapi Helen sudah mulai mengintrogasi Nisa.

"Ha..h?"

"Explain."

Nisa terkekeh pelan. "Iya-iya Lia, jangan galak gitu dong." Ucap Nisa sambil menjatuhkan bibirnya kebawah.

"Hmm, kamu buat aku penasaran lagian." Jawab Helen dengan sedikit jengkel.

"Ya gitu deh! Aku kan tadi pas mau ke kelas lewat lapangan basket—"

Helen menaikan satu alisnya bingung. "hm? Kamu ngejauhin arah kelas?" Intrupsi Helen.

Nisa yang tidak ingin ada kesalapahaman pun menutup bibir menggunakan jarinya.

"Aku masih bicara."

Helen pun mengangguk dan mulai mendengar cerita dari sudut pandang Nisa tadi pagi.

"Sebenarnya aku datang dari pagi-pagi buta! Untuk berkeliling sekolah ini, makanya sekalian aku lewat lapangan basket." Jelas Nisa sambil menatap Helen serius. Tetapi ia tidak menjelaskan yang sebenarnya.

"Aku gak nyangka ternyata banyak yang lagi main dilapangan itu, yaudah dengan pedenya aku lewat gitu aja. And who know's? Kalau salah satu dari pemain basket itu gak sengaja ngelempar bola kearah ku dan tubuh aku gak tau lagi lemes jadi kaki ku tersandung dengan kaki yang lainnya." Lanjut Nisa sambil menatap kakinya yang terasa nyeri.

"Terus dia samperin aku dan langsung di gendong ke uks lalu aku di urut disana, pas aku udah selesai diurut juga dia maksa buat nganterin aku ke kelas dengan embel-embel tanggung jawab karena udah buat aku keseleo. Tamat deh." Jelas Nisa panjang lebar.

Helen menatap Nisa dengan pandangan kecewa. "Dan itu si cewe yang gendong kamu tadi?" Tanya Helen memastikan.

Nisa mengangguk sebagai jawaban. Helen terdiam entah memikirkan apa.

Melihat Helen yang terdiam Nisa pun bersuara.

"Kamu gak istirahat?" Tanya Nisa.

Helen terdiam cukup lama.

"Lia?"

Helen menggeleng tersadar. "Ah iya! Kamu mau nitip apa?" Tawar gadis itu.

Nisa menggeleng. "Gak usah repot-repot."

"Kamu harus makan loh!" Omel Helen seperti ibu Giana.

Nisa pun terkekeh gemas.

"Yaudah deh aku samain kayak kamu aja, kamu mau beli apa emang nya?" Tanya Nisa.

Helen berfikir sebentar.

"Hmm oke deh! Tunggu 10 menit ya, aku bakal cepet kok." Ujar Helen sebelum meninggalkan Nisa sendirian di kelas.

Nisa menggeleng pelan, sambil tersenyum, padahal pertanyaannya belum dijawab. Helen sangat perhatian dengan nya dari dulu.

| 🐰 |

"Ibu roti isi nya 2—"

Brugh!

Tukar JiwaWhere stories live. Discover now