"adek bener jadi liburan sendiri ke desa?" tanya seorang wanita paruh baya yang sedang duduk di depan lemari kayu dengan pintu yang terbuka.
yang ditanya mengangguk yakin, "iya, ma, lagian adek juga udah lama gak kunjung ke desa." jawabnya.
sang mama menghela napas panjang, "adek hati-hati ya disana, kalo butuh apa-apa bilang ke mama atau minta tolong ke pakde." katanya yang dibalas anggukan oleh sang anak.
pintu kamar diketuk, mengalihkan atensi keduanya, "adek udah siap belum?" tanya sang kakak sembari menyembulkan kepala dari balik pintu.
Jendral mengangguk, "udah kak, bentar lagi adek turun." jawabnya, "oke deh, kakak tunggu di bawah ya." setelah itu bisa di dengar derap langkah kaki yang semakin mengecil.
"inget lho, harus hati-hati, setiap mau melakukan kegiatan jangan lupa baca doa dulu, jangan ngerepotin pakde terus." kata sang mama saat mereka tengah berjalan menuruni tangga.
Jendral mengangguk, "iya ma, iya." katanya
"lho, ada Jordan juga." kata mama saat melihat figur lain bersama anak tertuanya.
yang merasa tersebut namanya tersenyum lalu mengangguk, "pagi tante." sapanya.
"halah kamu ini, dibilang panggil mama aja kok masih dipanggil tante mulu." kata mama sembari memukul pelan lengan Jordan.
"belum terbiasa, tan." jawabnya yang mengundang gelak tawa dari ketiga manusia lainnya.
mama tersenyum, "ini kamu berangkat sekalian nganterin adek berarti?" tanya nya.
Fathan mengangguk, "yaudah ma, kita berangkat dulu." pamitnya.
"iya, iya. adek nanti kalo udah sampai hubungin mama ya." Jendral hanya mengangguk sebagai jawaban.
tidak membutuhkan waktu yang lama, akhirnya mereka tiba di terminal, "inget kata mama tadi ya, jangan bandel di sana." kata Fathan pada sang adik.
"iya kak iyaaa, udah ya adek berangkat dulu. bang Jo, titip kakak sama mama sebentar ya." Jordan yang mendengar itu hanya mengacungkan jempolnya sebagai jawaban.
saat ini Jendral sudah tiba di desa yang dia tuju, perjalanan hanya memakan waktu tempuh sekitar lima jam, tetapi cukup untuk membuat sekujur tubuhnya pegal akibat terlalu lama duduk.
akhirnya Jendral memutuskan untuk jalan kaki menuju rumah pakde yang tidak terlalu jauh dari terminal, sebenarnya bisa saja naik angkot agar lebih cepat, tapi dia masih terlalu lelah untuk duduk lagi.
karena ketidakhati-hatiannya, Jendral yang sedang berjalan keluar dari sebuah gang tidak menyadari kehadiran sepeda yang tengah melaju menuju ke arahnya, "eh... eh... oleng! oleng!" teriak yang mengendarai sepeda.
tabrakan pun tidak dapat dihindari, membuat keduanya jatuh tersungkur, "aduh, maaf mas, aku ndak sengaja." kata sang pengendara sepeda, segera bergegas bangun dan membantu Jendral berdiri.
"iya gapapa, tadi gua juga gak nengok kanan kiri dulu." kata Jendral sembari membersihkan pakaiannya yang terkena tanah kering.
"walah, bajune jadi kotor begini, maaf ya mas." katanya lagi, Jendral tertawa dibuatnya, "iya gapapa seriusan, tapi kalo emang lo masih ngerasa bersalah mending bantuin gua nyari rumah pakde gua." kata Jendral.
helaan napas terdengar dari sang lawan bicara, "iya wes tak bantuin, nama pakdenya mas siapa?" tanya nya, "pakde Didit, kenal gak? kalo gak salah inget rumah dia di deket deket sini." yang ditanya mengangguk cepat.
"oalah pak rw nya sini, ya jelas kenal, siapa to yang ndak kenal, ayok wes tak anter." katanya sembari menuntun sepeda miliknya.
Jendral dengan segera mengikuti anak tersebut, "nama lo siapa?" tanya Jendral.
"Julian, panggil aja Juju, anak desa sini suka panggil aku begitu." jawabnya.
"salam kenal, Ju, gua Jendral."
Julian tersenyum, "salam kenal juga, mas Jendral."
starting with,
and
KAMU SEDANG MEMBACA
friday i'm in love, woohwan
Random⌕ 박정우 x 소정환 saat hari jumat membawa warna baru ke dalam hidup mereka. warn! boys love an alternate universe © tokkinbby 24.O8.21 ― ?