pasar malam

387 91 35
                                    

"itu rame-rame ada apa, Ju?" tanya Jendral saat mereka berjalan melewati pasar, karena ini sore hari jadi biasanya pasar akan sepi, tapi kali ini justru sangat ramai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"itu rame-rame ada apa, Ju?" tanya Jendral saat mereka berjalan melewati pasar, karena ini sore hari jadi biasanya pasar akan sepi, tapi kali ini justru sangat ramai.

"itu lho, nanti ada pasar malem, mas Jendral mau ta kesana?" tanya Julian sembari melihat kerumunan orang yang tengah mempersiapkan banyak hal untuk nanti malam.

langkah Jendral berhenti, membuat Julian dengan segera ikut menghentikan langkahnya, mata keduanya bertemu, "lo mau kesana?" tanya Jendral.

Julian memandang Jendral penuh tanya, "lho kok malah tanya aku, kan tadi aku yang tanya ke mas Jendral." katanya.

Jendral tersenyum, membuat detak jantung Julian berpacu lebih cepat, gawat! senyum itu tidak baik untuk jantungnya! "kalo lo pergi, gua pergi." katanya.

"k-kalo emang mau yaudah kita pergi bareng aja." katanya sedikit terbata, semburat merah muda terlihat menghiasi kedua pipi berisi itu, cahaya matahari sore hari ini mungkin menyamarkan semburatnya, tapi Jendral tetap dapat melihat itu dengan jelas dari jarak sedekat ini, dan menurutnya itu sangat lucu.

senyum kembali terbentuk di bibirnya, lebih lebar dari sebelumnya, "yaudah jam tujuh siap-siap ya, nanti gua jemput." katanya, Julian hanya mengangguk sebagai jawaban.

seperti janjinya tadi, tepat pukul tujuh malam Jendral sudah duduk manis diatas motor pakde, menunggu Julian keluar rumah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

seperti janjinya tadi, tepat pukul tujuh malam Jendral sudah duduk manis diatas motor pakde, menunggu Julian keluar rumah.

"maaf mas, nunggu lama yo?" tanya Julian, Jendral menggeleng, "baru lima menit." katanya.

bohong, sudah hampir setengah jam dirinya menunggu Julian, beruntung dia tidak sendiri, ada banyak nyamuk kelaparan yang menemaninya disini.

"ayo deh langsung berangkat aja, takutnya makin kemaleman nanti." kata Jendral sembari menstater motor tua itu.

"walah rame bener lho, kirain bakal lebih sepi kalo datengnya lebih malem." kata Julian saat mereka tiba di pasar malam itu.

"kamu belom pernah ke pasar malam ya?" tanya Jendral yang baru saja memarkirkan motor, yang ditanya menggeleng, "udah pernah, cuma waktu kecil dulu, sekarang yo udah lupa sama suasana pasar malem." jelasnya, lalu tersenyum hingga menampilkan deretan giginya yang rapi.

Jendral tertawa melihat Julian saat ini, "kenapa kamu senyum-senyum gitu?" tanya Jendral.

Julian menunjuk-nunjuk Jendral, yang ditunjuk memasang muka bingung, "mas Jendral lucu bilangnya kamu-kamu, padahal sebelumnya pake lo-gua." jelasnya.

mulutnya membentuk huruf o kemudian tersenyum, bahkan Jendral tidak sadar jika dirinya barusan mengucapkan kata kamu dibanding lo.

keduanya tidak banyak menghabiskan waktu untuk bermain permainan yang ada disana, mereka lebih memilih untuk berkeliling mencari makanan.

"minumnya habis yo, aku tak beli dulu bentar." kata Julian dengan bangkit dari duduknya, sebelum dirinya mulai berjalan, satu tangannya digenggam Jendral, "a— gua aja yang beli, lo duduk disini." katanya.

Julian menggeleng, "wes ndak papa, mas Jendral tunggu sini bentar yo." katanya sembari melepaskan genggaman tangan Jendral dan mulai berjalan menjauh.

Jendral terdiam ditempatnya, merenungi apa yang baru saja hampir dia ucapkan, 'aku.' kata-kata itu hanya dia gunakan untuk keluarga tua, untuk lebih menghormati mereka, sedangkan untuk yang muda dia biasa menggunakan 'lo-gua.' sangat aneh rasanya jika tanpa paksaan dirinya selalu menggunakan kata-kata 'aku-kamu.'

tak lama Julian kembali dengan membawa dua botol air mineral, saat jaraknya semakin dekat, Julian bisa melihat Jendral tengah bersama seorang gadis disana, sebenarnya Julian masih ingin berdiri disini lebih lama tetapi setelah melihat ekspresi tidak nyaman milik Jendral dengan buru-buru dia segera berjalan kembali.

Julian tidak mengeluarkan kata-kata melainkan menatap penuh tanya pada sang gadis, "ada apa ya, mas?" tanya sang gadis yang membuat Julian mengerutkan keningnya, "harusnya aku lho yang tanya begini, kamu ngapain berduaan sama pacar orang? nempel-nempel begitu, ndak liat apa kalo dia ndak nyaman?" katanya.

dengan segera gadis itu menatap Jendral, senyum kikuk menyambutnya, "apa iyo sudah ada pacar? ndak percaya, kamu pasti ngibulin aku to." kata sang gadis.

Julian menatap sang gadis tajam, "aku pacarnya."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 18, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

friday i'm in love, woohwanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang