Katty menatap pantulan dirinya di cermin lalu sedikit menata dasi-nya yang kurang lurus. Kemudian tangan-nya bergerak menata rambut, lalu beralih memakai lipgloss mahal-nya. Ia terlihat sangat cantik.
Senyum nya muncul saat anak perempuan yang kemarin menantang nya kini masuk ke dalam toilet,"Eh? Kita ketemu lagi.. Hai!" Sapa Katty lebih dulu, suaranya terdengar sangat manis.
Amel dan Dinda menatap Katty. Disini, hanya mereka bertiga. Amel balik menatap Katty dan tersenyum tak enak, mungkin mengingat kejadian kemarin.
"Kenapa diem?" Katty berpura pura memasang wajah sedih-nya."Gue nyapa kalian loh.."
Dinda berdecak lalu melipat kedua tangan nya di depan dada,"Nge fans lo sama kami makanya ngajak ngomong?!" Sahut-nya nge gas.
Katty terkekeh,"Ah.. iya! Gue nge fans banget sama kalian.." Katty pura pura memasang wajah bahagia-nya.
Dinda tersenyum remeh,"Tuh Mel, dia udah ngaku kalo dia ngefans ama kita!"
Amel tersenyum tipis,"Kak—
"Gue bukan kakak lo!"
Dinda melotot,"Eh lo kalo ngomong sama temen gue sopan sedikit!"
Katty tertawa,"Dia siapa sehingga gue harus berlaku sopan?" Ejek-nya.
Dinda melihat bahwa sekarang cuma ada dia, Katty dan Amel. Artinya, Katty sekarang sendirian, dan ia akan membalas semua perbuatan-nya disini."Lo gak pernah di ajarin sopan santun ya?!"
"Enggak, ajarin dong!"
Dinda melotot lalu menjambak rambut Katty kuat,"NIH GUE AJARIN! INI NAMANYA SOPAN SANTUN!"
Amel terkaget"Din.. kamu ngap--ngapain Kak Katty?!" Pekik-nya takut. Ia berusaha melepaskan tangan Dinda dari kepala Katty.
Katty melotot lalu balas menjambak rambut Dinda, Walaupun tinggi Dinda agak sedikit lebih darinya, itu tak menjadi masalah, buktinya tubuh Dinda bisa ia dorong sangat mudah sampai mereka berdua keluar dari dalam toilet.
Barulah sekarang kejadian ini di lihat oleh banyak orang. Dinda yang tak urung melepas rambut Katty, malah semakin menjambaknya itu membuat Katty naik darah."BITCH!" Teriak Dinda.
"SIALAN LO!" Katty menendang perut Dinda dengan kuat, gadis itu langsung terhuyung jatuh di dekat pot bunga depan toilet, murid murid berteriak heboh mendukung tindakan Katty.
Dinda terengah engah, kepala-nya pusing bukan main akibat jambakan ganas dari Katty, Ia berdiri dengan cepat dan langsung menyerang Katty lagi."Lo pikir gue takut sama lo? Hah?!" Teriak Dinda bak kesetanan.
Kuku panjang Dinda dengan sengaja mencakar bagian pipi Katty sampai mengeluarkan darah. Katty menjerit,"MUKA GUE!" Teriak-nya.
Dinda mundur saat Katty lebih memilih mengelus pipi-nya yang tergores.
Banyak anak anak yang memvideokan kejadian ini, mereka terkaget atas aksi Dinda yang lancang mencakar wajah Katty.
"Ih si Dinda gak ada kapok kapoknya!"
"Anjir Katty di cakar!"
Dinda tersenyum remeh dengan rambut yang seperti sudah tidak di keramas lima bulan lama-nya,"See? Gue menang!" Ejek-nya.
Katty menahan nafasnya dan menatap Dinda penuh dendam, ia maju dan langsung membogem pipi Dinda, yang Dinda rasa sih.. rahang nya mungkin patah, gigi samping nya mungkin roboh semua.
Dinda jatuh tersungkur di lantai, Katty sama sekali belum puas, ia menarik kerah seragam Dinda dan mengangkat tubuh cewek itu tinggi tinggi layaknya boneka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Irrepeceable
Teen Fiction"Katty, semua murid disini selalu muji lo. Gak ada satupun manusia yang nolak pesona lo!" "Yeah, i know.. Gue terlalu sempurna untuk kalian yang rakyat jelata."