BAGASKARA

4 1 0
                                    

Bagas menyentak tangan Cecil."Gue gak mau nerima barang itu!" Suara-nya begitu kesal dan mata-nya melotot kuat kuat.

Seharian ini ia di ganggu dengan para dayang- dayang Katty yang di suruh untuk memberi Bagas hadiah atas jasa-nya kemarin."Ya trus mau apa?! Bilang bege!"

"GAK MAU APA APA!" Teriak-nya lagi kesal."Bilangin ke bos lo si kucing itu, kalo gue gak mau nerima barang apapun dari dia!"

"Bukan-nya bersyukur udah di kasih gratisan sama Katty malah—

"KENAPA GUE HARUS BERSYUKUR?!" Balas-nya sengit sampai matanya sangat tajam. Mungkin jika di ibaratkan, kepala bagas sudah mengeluarkan asap banyak.

Cecil mendesah."Ayo dong terima Gas, gue nanti yang di omelin sama Katty!" Paksa-nya lagi dengan mendorong sebuah barang besar yang terbungkus paper bag dengan kasar.

Bagas menyentak untuk yang kesekian kali-nya."Gak usah gangguin gue! Gue gak butuh apa apa!" Cowok itu mengambil tas-nya lalu keluar kelas.

Belum sampai di luar kelas, badan-nya menabrak seorang gadis.

"AWWW PALA GUE!"

Bagas mengusap kening-nya kasar."Duh.. kalo jalan tuh—

Ternyata si ratu sekolah yang ia tabrak. Katty menatap Bagas sewot, hendak marah namun ia tahan mengingat ia punya hutang pada Bagas."Bagaskara..." Ujar Katty dengan nada pshyco nya.

Bagas mendelik,"Minggir gak lo!" Sentak-nya lalu memindahkan badan Katty agak ke samping.

Katty menahan tangan Bagas dengan senyum."Well, nerima barang dari gue apa susah-nya sih? Tinggal lo terima trus kalo lo gak suka lo bisa buang setelah-nya, yang penting lo terima!"

"Sumbangin tuh barang ke orang yang lebih membutuhkan! Gue gak mau nerima pokoknya!" Kekeuh cowok itu lalu hendak keluar kelas lagi.

Katty lagi lagi menahan tangan Bagas."Empat orang udah gue suruh buat nganterin barang yang beda hari ini, bahkan duit pun lo tetep gak mau terima, well untuk yang terakhir kali.. gue tanya sama lo." Katty berujar pelan tapi menusuk.

"Lo mau apa, Bagaskara?"

"Gue. Mau. Lo. Gak. Usah. Gangguin. Gue. Begini." Tekan-nya pada setiap kalimat sambil menunjuk nunjuk wajah cantik Katty.

Katty terkekeh."Itu gak ngebuat utang gue lunas sama lo."

"UDAH UDAH CING, LO GAK PUNYA UTANG AMA GUE! GUE KEMAREN IKHLAS NOLONGIN LO! KALO TAU LO BAKAL BEGINI.. GAK BAKAL GUE TOLONGIN BIAR LO DI MAKAN AMA TU PREMAN PREMAN!" Nafas Bagas sampai terengah engah menatap Katty kesal.

Katty terkekeh."Oke, kalo suatu saat lo butuh apapun itu, gue bakal kasih. Tapi, sesuai ucapan lo.. utang gue udah lunas bukan?"

Bagas tanpa menjawab pertanyaan Katty langsung menghilang dari hadapan gadis cantik tersebut. Cecil menganga tak percaya, sial tu bocah udah di baikin malah sok gak mau nerima kesal-nya dalam hati.

Padahal, tak tanggung- tanggung yang Katty beri. Gadis itu memberikan Bagas sepatu juga jam tangan dari Brand ternama di Paris. Yah, kalau di total total sih harganya bisa menyentuh tuju belas jutaan.

Fantastic!

Hanya demi seorang yang Katty bahkan tidak kenal, ia beri. Hitung-hitung amal sedekah, juga ia tak mau jika harus punya hutang buda pada siapapun.

••••••••••••

Bagas disini, di dalam perpustakaan mempelajari materi yang akan mendatang. Sedikit lagi, ia akan naik ke kelas dua belas, jadi ia harus mempersiapkan nya baik baik, ia tak mau beasiswa ini sia sia.

IrrepeceableTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang