Hari ini andhara datang ke kafe seperti biasa, tak ada yang spesial tapi sudah lima hari ini seorang lelaki yang biasanya menghampiri dirinya setiap senja tak lagi datang, entah ada apa tapi dia tak memikirkan tentang hal yang semestinya tak perlu.
"Kak, besok boleh izin cuti 2 hari?." Ucap haikal pemuda yang bekerja dengannya, anadhara menoleh ke sumber suara, ia sekarang tengah duduk dibangku depan, dengan lemon tea di tangannya.
"Boleh lagian cuma 2 hari aja kan? Emang ada acara apa?." Tanya anadhara penasaran.
"Besok mau anterin adik kekosnya, kasian kalau sendirian cewek lagi, dia keterima di UGM kak, bersyukur banget." Ujarnya, wajahnya nampak berseri tapi entah hatinya bagaimana.
"Oh ya? Hebat banget adik kamu, kamu juga lebih hebat kal." Anadhara tersenyum cantik.
"Dia dapet beasiswa setelah perjuangannya selama ini, dia happy banget, katanya mau traktir makan malem besok waktu nyampe jogja." Ucap haikal, anadhara tau sebenarnya ada secuil luka yang kian melebar dihatinya, tapi haikal cukup mahir untuk menutupinya.
"Kamu ga kalah hebat kal, umur segini sudah bisa biayai sekolah adik kamu, juga bisa bikin ringan keluarga kamu, kamu hebat dijalan kamu kal." Ujar anadhara, haikal hanya tersenyum.
Ada iri dihatinya lantaran ia tak sepintar adiknya yang bisa dapat beasiswa, apalagi ekonomi keluarganya yang tak mampu untuk membiayai kuliahnya, dari pada menambah hutang pikirnya, kenapa ia tak kerja saja, kebetulan lowongan pekerjaan dibutuhkan di kafe anadhara.
Ia tak punya banyak pengalaman untuk bekerja, jadi dia sangat bersyukur bisa kerja disini, apalagi ayah anadhara yang telaten mengajari haikal tentang resep minuman juga sebagainya.
-
Pertandingan kali ini cukup banyak pesertanya, diluar ekspektasi mereka semua, untung saja mereka sudah biasa dengan hal hal yang mengejutkan seperti ini.
"Baik anak anak, ini agak diluar ekspektasi kita, ternyata klub sebelah jagoannya ganti, kita tak perlu resah dan grogi berlebihan, kita sudah siap matang dalam satu bulan terakhir, jadi apapun hasilnya yang terpenting usaha dulu kalian maksimalkan, selanjutnya serahkan pada tuhan." Ujar coach yang menambah semangat kepada mereka semua.
Pertandingan dimulai 30menit lagi, para atlet sudah siap dengan staminanya, melakukan pemanasan, menenangkan jantung yang tak karuan juga pikiran yang biasanya diluar nalar.
"Baik anak anak tinggal 10mneit lagi, untuk pertandingan pertama putra, ardana siap yang lain jangan lupa." Ujar coach tadi, ardana menyiapkan dirinya dan lainya menyemangati.
Sebuah siaran terdengar menggema, teriak penonton tak kalah heboh juga, ketika jagoannya mulai memasuki area lintasan dan siap siap untuk larinya, seperti ardana ini, sudah siap dengan jalurnya, juga lain sebagainya.
Jangan lupa disini ada kamera yang mengawasi gerakan barsha, papanya datang hari ini untuk melihat putranya bertanding, dan pasti ada beberapa kamera yang menyorotnya, seorang pengusaha terkenal yang bisnisnya sudah kemana mana, tidak mungkin kalau dibiarkan saja.
Pertandingan pertama ardana dimulai, setelah aba aba peserta melesat meninggalkan garis start, ardana berapa diposisi nomer dua, berusaha terus untuk menjadi pertama, agar tak sia sia nantinya, teriakan rekan juga coach menambah semangat baginya, hingga pada detik detik akhir ia bisa jadi yang pertama .
Teriakan riuh meneriaki ardana, juga helaan nafas untuk pengemar yang jagoannya kalah, ardana selebrasi sudah seperti atlet internasional saja, yang lainya terkekeh.
Mereka semua berjuang hari ini, lita dan fatima berhasil nomor pertama sedangkan zulfa gugur, sean, ardana berhasil juga sedangkan kalan gugur, sekarang giliran barsha untuk pertandingan terakhir hari ini, sebelum besok semi final dan lanjut menuju final.
Barsha mengambil ancang ancang, dengan start jongkok, pandanganya fokus ke depan arah lintasan, pikirannya ia coba fokusnya, detak jantungnya ia normalkan, hingga aba aba datang ia melesat meninggalkan garis start di posisi pertama.
Teriakan penggemarnya menggema, menambah stamina dirinya, hingga pada meter terkahir ia memenangkan posisi pertama, papanya turun dari duduknya, menghampiri anak tengahnya itu dan memberi selamat, jarang sebenarnya papanya datang menyaksikan pertandingannya.
"Selamat ya, semoga besok bisa juara." Ujarnya singkat dengan senyum bangga kepada putranya, barsha tersenyum, hatinya hangat ketika dapat membanggakan orang tuanya sendiri.
Sorot kamera menuju barsha, artikel berita menyebar bahwa putra tengah dari pengusaha sukses lolos babak pertama dalam pertandingan lari nasional ini.
Kadang tak sedikit hujatan juga gunjingan padanya, perihal embel embel bahwa dia anak pengusaha kaya raya, dengan alasan dia juara karena menyogok lah, kekuatan orang dalam dan lain sebagainya perihal uang, padahal mereka saja tak tahu bagaimana barsha ketika dilapangan.
Barsha tersenyum melihat sorot mata papanya yang nampak capek juga bangga dalam satu waktu, papanya pamit untuk pulang karena pekerjaan yang menunggunya datang, ia hanya mengangguk dan kembali berkumpul dengan rekannya.
"Kerja bagus semuanya, untuk kalian yang gagal, tetep semangat jangan menyerah, masih ada pertandingan lainnya, tetep optimis ya, dan untuk yang dapat lolos selamat dan siapkan untuk final berikutnya." Ujar coach dan mempersilahkan kita untuk istirahat.
Kami semua berjalan beriringan tapi beberapa nampak lesu dengan hasilnya, sudah diberitahu berapa kali kalau dalam pertandingan menang dan kalah adalah hal wajar, tapi namanya saja juga manusia ada juga rasa tidak terimanya.
"Ayo dong yang semangat, masih ada pertandingan lagi bro." Ucap ardana dengan menepuk bahu kalan dan zulfa.
"Gini aja udah loyo kalian." Tambahnya, zulfa dan kalan hanya tersenyum menanggapi ocehan ardana, yang lainnya terkekeh.
Mereka berjalan kerumah singgah untuk istirahat, sedangkan zulfa dan kalan memilih untuk pulang dan beristirahat dirumah mereka saja, kini mereka semua sudah berada di ranjang masing masing.
"Sha? Gimana sama gadis kemarin?." Tanya ardana tiba tiba yang membuat dahinya berkerut.
"Siapa?." Tanya barsha.
"Yaelah sok sok an kayak punya cewek banyak aja lo, ya itu anadhara, si pemilik cafe depan taman." Ujarnya.
"Oh dara, ya emang gimana? Enggak gimana gimana." Balas barsha, dia juga bingung dengan pertayaan ardana masalahnya.
"Ckck, proses pendekatan?." Tanya ardana lagi.
"Hah? Pendekatan? Ga tau si, emang bisa disebut pdkt ya?." Ujar barsha.
"Sha sha masih bego aja lo, ayo dong move on dari masa lalu." Timpal ardana dan memilih untuk berjalan keluar kamar saja dari pada berdebat dengan barsha .
Oh ya, kalian belum tau tentang masa lalu barsha ya? Dia seorang lelaki tampan di sekolahnya, famous dan menarik setiap kaum hawa, tapi menetapkan hatinya kepada gadis ayu dan lugu di sekolahnya, hobinya melukis banyak menjuarai perlombaan lukis dulu waktu sekolah.
Hubungan mereka berjalan sudah lebih dari tiga tahun, dan entah kenapa tiba tiba gadis tadi memutus barsha, menyerah dengan hal yang seharusnya bukan untuk putus asa, barsha bingung setengah mati, mencari alasan kesana kemari tapi jawabannya tetap sama 'kita ga bisa lagi, memang sudah begini.' Ujarnya.
Barsha sakit sekali rasanya, mereka tak ada masalah selama ini, apa gadisnya itu bosan dengannya? Tapi apa mungkin?
Bahkan sudah lebih dari 2tahun mereka tidak ada kabar satu sama lain, tapi barsha masih menaruh hatinya padanya, entah lah tapi sosoknya tak ada yang bisa menandingi sama sekali, tapi entah juga dengan anadhara.
Halo , makasih yang sudah baca sampai sini
Semoga makin suka yaJangan jadi sider dong :))))
Vote dan komen ya;)Maaf typo dan mungkin ga jelas
KAMU SEDANG MEMBACA
BARSHA || Seonghwa
Teen FictionBagaimana hatiku terbuka kalau tak patah "Sini keduniaku, tempatnya ternyaman setelah senja di atap rumah dan kamarmu." Barsha berucap. "Bukannya duniamu perihal lari dan pelarian?." Balas anadhara. -- "Kamu sama anadhara ada hubungan ya sha?." Tan...