"You deserved to be pinned on the wall bc you re such an art, Pupps." -Jeongguk Jeon.
"I like the idea to go in between you and the wall." -Taehyung Kim.
-KookV compilation-
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Jimin."
"Diem dulu Tae, aku lagi nggaris nanti melenceng!"
Taehyung menghela nafas, dia bosen. Mereka sebenernya lagi kerja kelompok, iya Kerja (Jimin) Kelompok (Taehyung, Jimin dan Jeongguk)
"Ini kemana lagi deh si Jeongguk, udah sejam juga belum dateng." Gerutu Jimin sambil melirik jam di tangan kirinya. Jeongguk dan Jimin satu kelas, sedangkan Taehyung harus mengulang mata kuliah ini karena dia sempat abses beberapa bulan karena alasan klise.
dia bencibelajar, demi Tuhanotaknyatidakmenerimasegalajeniskosakatabaru di jurusankuliahnya yang terkenal sulit.
"Jimin~" rengek Taehyung sekali lagi, Jimin dengan kesal memelototin pria itu seolah berkata.
kaulebihbaik diam jikatidak punya hal bagusuntuk di ucapkan.
Tapi Taehyung tetaplah Taehyung, dia tidak menggubris nya.
"Aku ingin pacaran."
"Sudah ku katakan berapa kali, terima saja Bogum atau si siapa itu pria dari departement store di dekat kampua kita yang wajahnya kecil."
"Tidak, mereka terlihat seperti pria bermasalah."
"Satu-satunya yang bermasalah itu kau sialan."
Taehyung kembali cemberut, memainkan ponselnya dalam diam. Kim Taehyung itu terkenal akan ke-easy going-an nya, dan dia sangat ramah ditambah dia juga tampan dan manis. Banyak yang tertarik untuk mendekatinya, namun selalu bisa di pukul mundur oleh keberadaan singa macam Jimin di belakangnya. Iya, Jimin itu sahabat Taehyung sejak kecil. Taehyung itu tidak polos, dia hanya bodoh dan gampang di manipulasi. Jimin selalu emosi jika sudah menyangkut Taehyung dan para kekasihnya -soon-to-be-his-ex-
"Pacaran saja sana dengan anak Tunggal kaya raya." Cetus Jimin asal, yang sayangnya dia tidak tahu kalau Taehyung mendengarkannya dengan seksama.
"Benar, aku jadi tidak per-
"Permisi."
Ketukan di pintu kelas memutus percakapan kedua pria itu, seorang pria lainnya berperawakan tinggi dan cukup besar menjulang di tengah tengah pintu kelas mereka.
"Jeon sialan Jeongguk, amat sangat tidak tepat waktu." Sinis Jimin sambil berkacak pinggang, pria Jeon itu amat sangat menyebalkan dimatanya. walaupun mereka cukup dekat, tapi pria Jeon memang sangat menyebalkan.
"Hehe, maaf Jim. Aku sedikit sibuk, dan hey aku membawa makanan ini sudah waktunya jam makan siang kan."
Sebenarnya itu sogokan, Jeongguk sedang tidak memiliki banyak energi untuk berdebat dengan Jimin. Dia serius dengan kata sibuk yang di katakannya, sebagai anak tunggal tuntutan yang dia dapat dari Ayah dan Ibunya cukup menyekik kebebasannya. Di umurnya yang 23 Tahun, Jeongguk sudah terbebani dengan tanggung jawab sebagai Wakil Divisi sektor pembangunan tambang perusahaan Ayahnya yang berada di EUA. Sangat jauh bukan, untungnya teknologi bisa meringankan jarak. Sehingga dia masih bisa melanjutkan Kuliahnya di tanah kelahirannya, Korea.
"Hei Tae, kenapa diam?" Jimin menyenggol bahu Taehyung yang sejak kehadiran Jeongguk tidak terdengar keluhan serta kecerewetannya tentang pacaran seperti beberapa menit yang lalu.
Sambil memandangi kotak makanan yang sedang di tata pria asing yang baru di temuinya hari ini, Taehyung terlihat merajuk. Jeongguk sempat melirik ke arah pria Kim itu namun tidak terfikir olehnya untuk bertukar kata.
"Sial, kau tidak bisa makan makanan pedas." Pada akhirnya Jimin sadar setelah melihat raut menyedihkan Taehyung. Semua makanan yang di bawa oleh Jeongguk tergolong jenis makanan pedas yang cukup populer di kalangan remaja seperti mereka.
Jeongguk paham, dan dengan sigap meraih ponsel dari sakunya. menjauh beberapa meter dari dua pria itu dan berbicara dengan seseorang di seberang telponnya.
"Maaf, aku tidak tahu kalau....
"Taehyung, Kim Taehyung."
Jeongguk tersenyum saat menyadari dia dan Taehyung belum bertukar nama sejak awal.
"Jeon Jeongguk, senang berkenalan dengan mu Taehyung." Selesai dengan kalimatnya, Jeongguk lantas berniat menjabat tangan Taehyung. sedangkan di sisi lain, Taehyung cukup merasa aneh. Ini tidak biasa, remaja seumuran mereka tidak bertukar nama dengan cara formal seperti ini.
"Gguk, ini bukan pertukaran nama antar Kolega perusahaan. Kebiasaan buruk mu itu benar benar." Sindir Jimin saat melihat adegan payah perkenalan Jeongguk dan Taehyung.
"Tidak apa-apa Jim, ini keren kok. Aku merasa seperti pria penting, hehehe." Kekehan kecil Taehyung cukup menarik netra kelam Jeongguk untuk terus menatap wajah mungil pria di depannya ini. sampai akhirnya dia melepas genggaman tangan itu karena ponselnya berdering nyaring.
"Gedung utara, lantai 4 ruangan nomor 9."
"Siapa?" tanya Taehyung yang entah kenapa tidak bisa di tahannya.
"Delivery service, aku memesan makanan yang tidak pedas. kau bilang tidak bisa makan pedas kan?" Jelas Jeongguk singkat, yang hanya bisa di maklumi Jimin dengan gelenga kepala dan Taehyung yang bengong karena ini tidak pernah terjadi kepadanya.
Bukan, bukan makan makanan tidak pedas yang tidak pernah Taehyung dapatkan. Tapi perlakuan tidak terduga pria asing yang baru beberapa detik lalu bertukar nama dengan Formal dengannya.
"Aku keluar sebentar, sepertinya pihak delivery service cukup kesusahan menemukan ruangan ini. Jim, makan saja dulu dan Taehyung tunggu aku."
Keduanya hanya mengangguk, Jimin melepas kaca mata yang sejak tadi di pakainya dan mulai duduk di depan seluruh makanan gratis di depannya dengan liur yang hampir menetes ke lantai. Taehyung masih berdiri tegak di depannya, entah apa yang di pikirkannya Jimin tidak mau ambil pusing untuk sekarang.
"Jim, Jeongguk itu punya saudara?"
Sangat tiba tiba, Jimin hampir tersedak dibuatnya.
"Dia anak tunggal, kalau kau berfikir untuk memacari saudaranya lu-
"AKU MENEMUKAN ANAK TUNGGAL KAYA RAYA JIMIN."
TBC
Yak betul, ini aku dapat inspirasi dari twit yang aku ss di atas hakhakhalhak. masih TBC, semoga aku tidak labil jadi rabu nanti aku up chapter selanjutnya ahay, see you next time synk. muach