II. Taehyung's Diary (Anak tunggal)

615 83 4
                                    

Senin pagi damai yang sayangnya tidak ada satupun mahluk di muka bumi ini yang menyukainya, karena sebaik dan seindah apapun kamu. Jika kamu hadir setelah Hujan penuh pelangi dengan Indomie, TIDAK ADA YANG AKAN MAU! 

Bahkan murid teladan sekelas Jeongguk Jeon, sudah terbilang siang. Ini sudah hampir pukul 11 Pagi hari dan anak muda Jeon ini masih bergelut dengan selimut. Mencari asal usul dering ponselnya yang sudah berdering 7 kali pagi ini.  

"Sialan." Umpatan yang keluar dari bilah bibir pria itu kala melihat caller ID si penelpon.

"Kim Mingyu, lebih baik kau punya hal baik untuk di katakan setelah membangunkan ku dari tidur yang sangat sulit aku dapatkan." 

"........"

Cercaan panjang Jeongguk tidak juga mendapat respon setelah kurang lebih 5 menit Jeongguk menunggu jawaban. Sekali lagi dia melihat layar ponselnya untuk memastikan jika vision nya tidak salah membaca nama pemanggil dari seberang sana. Namun tidak ada yang salah, nama yang terpampang di layar sangat jelas tertulis "Kimichin" alias temannya Kim Mingyu.

"Mingyu sialan kau-

"Maaf Jeongguk aku meminjam ponsel Mingyu untuk-

tuuttt....ttuuuut....


Jeongguk kaget, demi Tuhan dia bahkan hampir melempar ponselnya ke lantai. Kesadarannya sudah 100% kembali saat menyadari kalau yang menelponnya tadi bukan Mingyu melainkan Taehyung. 

Sebentar....

'Taehyung? kenapa dia bisa memakai ponsel Mingyu?'

"Mereka pacaran?" Monolog bodoh Jeongguk Jeon pada angin AC pagi ini.



Di seberang sana, Taehyung dengan wajah bingungnya dan sedikit masam mengembalikan ponsel Mingyu setelah sambungannya yang ke 8 ditak juga di angkat. 

"Jeongguk sialan itu tidak punya kelas di hari Senin, itu alasan yang cukup masuk akan kenapa dia berperilaku menyedihkan seperti itu." Jelas Mingyu panjang lebar agar Image teman sialan nya itu tidak hancur lebur di depan sepupunya ini.

"Kelompok kami harus mempresentasikan tugas kami 15 menit lagi Gyu... bagaimana ini." Suara Taehyung hampir terdengar parau, Mingyu menghela nafas dan mengumpat atas nama Jeongguk 10/5 detik agar pria itu terpleset di kamar mandi.

Mingyu merogoh kembali saku jasnya saat ponselnya bergetar ringan, tanda ada pesan baru masuk.

Mingyu merogoh kembali saku jasnya saat ponselnya bergetar ringan, tanda ada pesan baru masuk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*ps: abaikan time stamp Im lazy😭😭*

'Pacar? anak sialan ini sedang berhalusinasi?'

'Kampus...


Sedetik setelahnya tawa Mingyu meledak, Taehyung yang tadinya melipat wajahnya karena memikirkan nasib kelompoknya hampir memukul Mingyu. Dia benar benar tekejut, Mingyu itu tipe yang akan bertepuk tangan saat tertawa. Dan suaranya juga ya Tuhan, sebesar badannya.

Setelah berhasil menenangkan diri, Mingyu menepuk pundak Taehyung untuk menenangkannya.

"Jeongguk bilang dia sudah menuju ke Kampus, walaupun sikapnya begitu dia tidak pernah ingkar janji. Tunggu saja di kelas."

Disisi lain, Jeongguk menyambar baju apapun yang bisa di jangkaunya dan berlari menuruni tangga menuju garasi. Di saat seperti ini, dia mengutuk betapa luasnya rumah kediaman keluarga Jeon karena dia membutuhkan waktu ekstra untuk sekedar menuju ke Garasi meskipun dengan berlari.

"Aku pergi," pamitnya entah kepada siapa, itu hanya kebiasaan Jeongguk sejak kecil. Meskipun tidak ada yang mengantar ataupun menyambutnya di depan pintu rumah, dia akan tetap mengatakan hal yang sama.



"Please, please Jeongguk." Taehyung bergumam lirih sembari menonton persentasi kelompok 5 yang ada di depan kelas, setelah ini kelompok 6 yang artinya kelompoknya bersama Jimin dan Jeongguk. Taehyung menoleh ke arah pintu berulang kali, berharap kalau Jeongguk lekas sampai dan tidak membuat dia semakin khawatir. Disisi lain, Jimin tiada habis mengumpat di roomchat Jeongguk. Mengetikkan berbagai macam umpatan dan mengirimkan pesan pesan itu tanpa beban.

"Demi Tuhan, meskipun aku Atheis. Jika anak sialan itu tidak juga muncul aku-

"Jimin, jangan begitu. Mingyu bilang Jeongguk tidak pernah punya kelas di hari senin, mungkin dia benar benar lupa."

"Jangan membelanya Taehyu-


"Permisi." Bak mendapat keajaiban, Taehyung dengan dramatisnya menghapus airmata imajiner di sudut matanya kala melihat Jeongguk yang ngos-ngosan, dengan penampilan yang cukup menyedihkan berdiri di depan kelas. 


Kaki jenjang pria Jeon itu melangkah lebar menuju ke meja Taehyung dan Jimin yang ada di belakang kelas, dengan santainya menjatuhkan tubuh bongsornya ke atas kursi. Jeongguk benar-benar kurang oksigen, bagaimana tidak. Mengebut dari rumah menuju ke Kampus, bahkan dia hanya memarkirkan sepeda motornya dengan asal di parkiran. Persetan jika nantinya petugas kampus akan memarahinya, nilai akhir dari tugas ini lebih penting dari omelan panjang satpam. Di tengah-tengah kegiatannya mengais oksigen, Jeongguk merasakan jari-jari panjang nan ramping milik seseorang menyentuh tubuhnya. Hampir berteriak bak wanita, Jeongguk langsung menutup mulutnya kala menyadari jika itu adalah jari milik Kim Taehyung.


"Taehyung?"


"Kamu masang kancing nya salah Jeongguk, aku gemes pengen benerin... maaf kalau aku-


"Enggak, gapapa kok. Terima kasih, tapi lain kali cukup bilang dulu ya Tae? aku gak enak sama Mingyu."


"Mingyu?" Jimin menyela karena nama pria bodoh lainnya dari klan Kim terseret dalam percakapan 'calon' love bird ini.


'kok Jeongguk bawa bawa Mingyu?'

'MEREKA PACARAN YA?'



-Belum Tamat-


terima kasih atas perhatiannya, yak betul aku ngaret wkwkwkw. anw Bootae's second chapter alr on the way alias YAK AKU UDAH HAMPIR SIAP MENGEDIT ADEGAN HUH HAH HUH HUAHAHAHA NYA gitu. sampai jumpa minggu depan muach.

JEON'S.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang