36

7K 794 85
                                    

Hyunsuk menatap Jihoon yang sibuk di dapur sambil menopang dagunya di meja makan.

Jihoon benar-benar membuat kan makanan yang Hyunsuk mau tanpa banyak alasan, walaupun Jihoon harus ke minimarket depan gedung apartemen mereka.

"Yang, mamah sehat ?" Tanya Jihoon dan di balas hanya anggukan kepala semangat dengan senyuman manis sampai mata menyipit dari Hyunsuk.

"Syukur lah." Jawab Jihoon sambil tangannya sibuk mengaduk-aduk tumis sayur dan daging yang Hyunsuk inginkan.

Hyunsuk reflek menelan ludahnya pelan saat aroma masakan Jihoon menguar dengan semerbak nya.

"Sayur nya udah mateng, tapi nasi nya belum." Jelas Jihoon sambil menatap Magicom membuat Hyunsuk memanyunkan bibirnya sedikit.

Jihoon menoleh lalu terkekeh pelan.

"Jangan cemberut." Ucap Jihoon sambil mendekatkan wajahnya pada wajah Hyunsuk yang masih memanyunkan bibirnya.

"Abisnya lama." Ucap Hyunsuk sambil menatap jam yang ada di dekat lemari pendingin di dapur Jihoon.

Waktu sudah menunjukkan pukul lima sore.

Jihoon mulai masak dengan terlambat karena mereka terlalu lama melepaskan rindu di sofa ruang tamu, bahkan Jihoon sampai tidak sadar kalau ponselnya jatuh.

"Ya sabar."

"Kamu bilang, aku pulang nya jam enam.. ini udah jam lima." Rengek Hyunsuk membuat Jihoon langsung memeriksa nasi di Magicom lalu menghela nafasnya pelan.

Mungkin sebentar lagi nasi nya matang.

"Iyaa makan dagingnya dulu nih." Jihoon menyendokan sayur tumis itu pada Hyunsuk yang ada di meja makan membuat Hyunsuk terlonjak senang.

"Tapi aku tuh mau nasi hun." Ucap Hyunsuk membuat Jihoon menganggukkan kepalanya mengerti dan paham.

"Iya paling lima menit lagi mateng." Jelas Jihoon sambil menatap jam di tangan kanannya.

Hyunsuk menerima garpu yang di sodorkan Jihoon dengan wajah cemberut membuat Jihoon tertawa pelan.

"Yang.." Hyunsuk mendongakan kepalanya menatap Jihoon yang menopang dagunya menatap lekat Hyunsuk.

Hyunsuk mengerjap matanya menatap Jihoon yang tersenyum manis kearah Hyunsuk.

Hyunsuk meringis pelan ingin menangis.

Rasanya seperti sudah lama sekali tidak melihat Jihoon tersenyum manis menatap nya lekat.

Padahal baru beberapa hari.

"Jangan pernah mikir yang aneh-aneh lagi ya yang." Jelas Jihoon sambil menggenggam tangan Hyunsuk yang bebas lalu mengusapnya pelan.

"Aku sayang sama kamu." Ucap Jihoon lagi membuat Hyunsuk terdiam menatap Jihoon yang tersenyum dengan lekat.

"Terlepas dari kita sama-sama karena baby, aku tetep sayang kamu, mau kita udah nikah, terus nanti baby udah lahir.. jangan pernah berpikir aku bakal ninggalin kamu karena baby udah lahir." Jelas Jihoon membuat mata Hyunsuk berkaca-kaca menatap lekat Jihoon yang menarik nafasnya panjang.

Jihoon pikir wajar jika Hyunsuk akan berpikir negatif tentang hubungan mereka karena memang mereka bersatu karena bayi yang ada dalam kandungan Hyunsuk.

Bukan karena kemauan mereka.

Tapi Jihoon janji dan bisa pastikan kalau Jihoon tidak akan meninggalkan Hyunsuk sendiri setelah bayi itu lahir.

"Jihoon."

"Aku tau kamu pasti mikir nya gitu, nanti kalo baby udah lahir aku tetep sama kamu apa engga, aku jawab sekarang.. tetep sama kamu, selamanya yang.." jelas Jihoon membuat hati Hyunsuk menghangatkan.

Partner (Hoonsuk) (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang