Prolog

155 3 0
                                    

Nee watashi to ikite kureru?
Hey, would you live with me?
--------------------------------------------------------
Jam berdentang tujuh kali. Murid-murid segera masuk ke dalam kelas. Tak terkecuali aku. Sambil terburu-buru, dengan sepatu belum diikat rapi dan rambut yang acak-acakan, aku berlari melewati koridor barat sekolah.

Aku memasuki ruang kelas. Terlihat teman-temanku masih biasa-biasa saja. Guru belum masuk. Pelajaran pertama hari ini adalah kesenian. Segera aku membenarkan tali sepatuku dan mulai membaca novel yang aku bawa.

Tiga puluh menit berlalu tetapi guru kesenianku belum juga memasuki ruangan kelas. Tiba-tiba wakil kepala sekolah memasuki kelasku dengan seseorang. Aku bertanya-tanya, siapakah dia?

"Anak-anak, mulai hari ini guru kesenian kalian diganti dengan Bu Sophia, dikarenakan Bu Yatmi sudah mengajukan surat pensiun dan disetujui. Demikian anak-anak semua. Pelajaran bisa dimulai." Setelah menjabat tangan Bu Sophia, Pak wakil kepala sekolah meninggalkan kelas kami.

"Baik selamat pagi anak-anak. Perkenalkan nama saya Sophia Julina. Bisa dipanggil Bu Sophia. Saya tinggal 1 km dari sini. Ada yang mau ditanyakan?" Sapa Bu Sophia dengan ramah.

"Umurnya Bu Sophia berapa bu?" Tanya Kristine.

"Umm, berapa ya? Tebak berapa deh."

Aku yang semenjak tadi membaca novel mulai memperhatikan dia. Bu Sophia ini bisa dibilang pendek, mungkin sekitar 150an cm. Rambutnya hitam panjang sebahu. Kulitnya putih bersih dengan tahi lalat di dagu. Ada lesung pipit yang menghiasi pipinya. Ketika dia tersenyum, kelihatan manis sekali. Aku menebak dia pasti berumur sekitar 30an tahun.

"25!" "24!" "30!" "35!" Seru teman-temanku.

"Hehe. Aku masih berumur 20 tahun kok. Jadi masih muda banget ya? Hahaha." Katanya sambil tertawa kecil.

Eh buset, 20 tahun? Berarti hanya selisih 3 tahun dengan kami semua. Setelah semua itu, bahkan dia tidak cocok disebut sebagai guru untuk kami. Dia lebih cocok dipanggil "Kakak".

***

Pelajaran hari ini sangat menyenangkan. Bu Sophia mengajak kami semua untuk bernyanyi. Aku kehilangan nafsuku untuk membaca novel.

Bu Sophia lalu memerintahkan setiap orang untuk mencari lirik lagu yang mereka suka. Sambil menunggu kami selesai, dia berjalan ke belakang, tepat di depan mejaku. Tiba-tiba secara tidak sengaja dia menyenggol bukuku dan dengan suara "Gubrakk", buku-bukuku sukses jatuh ke tanah.

Teman-temanku menengok ke belakang sebentar, lalu melanjutkan mengerjakan tugas. Aku mendengus pelan, takut Bu Sophia mendengarnya. Aku lalu merunduk dan memunguti bukuku.

Ketika tanganku hendak mengambil novel "Diary of A Wimpy Kid" yang berserakan di lantai, ada tangan lain yang menyentuhnya. Ternyata Bu Sophia membantuku membereskan bukuku yang jatuh.

"Maaf ya tadi kesenggol. Aku bantuin bersein ya. Namamu siapa?" Tanyanya.

"Rizky, Bu." Jawabku.

"Oh Rizky. Kamu suka baca novel ya? Ini novelmu banyak banget."

"Iya Bu, lumayan buat ngisi waktu luang."

"Wah 'Diary of A Wimpy Kid'! Aku suka banget ni novel. Aku udah beli 5 seri lho!"

"Serius Bu? Kapan-kapan tukeran novel ya?"

" Siap deh, Riz."

Ketika aku hendak mengambil novel yang tersisa di lantai, tangan Bu Sophia menyentuh tanganku. Kami berpandangan. Melihat Bu Sophia sedekat ini, dia jauh lebih manis daripada melihatnya dari jauh. Sejenak lalu dia tersenyum yang membuatku menjadi salah tingkah. Aku buru-buru mengambil buku itu, dan tak sengaja menjatuhkan buku yang lain. Apes deh.

Bu Sophia membantuku lagi memunguti buku-bukuku yang berserakan. Mungkin dia heran karena aku tidak membawa satu buku pelaran pun.

"Makasih Bu, udah dibantu beresin bukunya." Kataku.

"Iya sama-sama. Lagipula tadi kan yang jatuhin aku. Hehe."

"Eh Bu Sophia masih muda kok udah jadi guru?"

"Ya gitu deh. Sekolahku cepet baget. Umur 16 tahun aku udah lulus SMA. Sekarang jadi guru deh."

"Oh gitu. Kayaknya enggak cocok deh dipanggil Bu. Dipanggil Kak Sophia ya? Hehe."

"Jangan panggil aku begitu!!" Katanya sambil melengos pergi meninggalkan mejaku. Saat sedang marah, Bu Sophia kelihatan lebih manis.

Pelajaran hari ini bertema: "Seorang murid yang berdelusi dengan guru mudanya yang manis."

***

Hello guys! Penasaran dengan kelanjutan ceritanya? Tunggu ya. Aku masih mikirin kelanjutan ceritanya. Oh ya, kalau ada kritik/saran/komentar, silahkan. Aku nunggu komentar kalian demi kelangsungan ceritaku. Oke see you!

Dead EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang