Suara Laksana Angin Teduh

50 1 0
                                    

Art sekarang menginjak semester ke-3 sejak ia kuliah di kampus ini. Mata kuliah yang dia ambil terhitung padat hingga berjumlah 24 sks. Tanpa disadarinya banyak sekali matakuliah yang berbobot 3 sks. Bila 1 sks nya adalah 50 menit maka 150 menit dan itu artinya 2 jam setengah dia harus mengikuti kelas. Jadwal kuliah yang padat, apalagi waktu kuliahnya rata-rata dalam seminggu adalah jam 7 pagi kemudian kosong di siang hari dan di lanjut kuliah sore jam 3. 1 minggu berjalan cukup baik. Di minggu ke-2 Art mulai males masuk kelas dan beberapa mata kuliah sudah di catat ada 1 kali absen karena telat bangun atau telat yang berlebihan. Minggu ke-3 Art tidak menghadiri satu kelaspun. Art mulai jenuh dengan keadaan kampus.

Kejenuhan Art bukan tanpa alasan. Salah satunya adalah jadwal kuliahnya yang cukup banyak jam kosong mengakibatkan dia malas untuk menunggu kelas sore setelah pagi sekali dia mengikuti kelas. Alasan lain, Art mulai tidak nyaman dengan pertemanan di kampusnya. Art merasa teman-temannya kurang respect dan begitu akademis sekali. Dianggapnya sudah tidak sejalan dengan Art. Art mulai meninggalkan perlahan teman-temannya ini yang kebanyakan adalah perempuan-perempuan rajin yang selalu memikirkan masalah nilai akademis dan IPK. Art yang memiliki sikap tidak begitu suka dengan orang yang selalu mempermasalahkan akademis mulai merasa bosan dengan mereka hingga akhirnya dia males kuliah dan jarang sekali terlihat di kampus. Bukan karena Art merasa dirinya kurang pintar namun sama derajatnya antara orang pintar dan kurang pintar itu tidak ada batasan, karena rejeki dan jalan hidup seseorang sudah digariskan oleh Tuhan tinggal manusianya yang mau berusaha atau tidak. Itu menurut Art.

Art banyak bermain di kampus lain. Bersama teman-temannya di luar kampusnya. Ada yang berteman sejak SMA, lalu dikenalkan dengan teman-temannya. Lalu teman Art saat SD. Art menambah banyak relasi di waktu kejenuhannya ini. Hingga Art lupa, bahwa dia bukan mahasiswi di kampus temannya berkuliah itu. Tapi kenyamanan saat Art berada disitu membuatnya betah tiap hari menyinggahi kampus lain.

Sudah 1 minggu Art tidak pergi ke kampusnya. Art berpikir di minggu ke 4 ini Dia harus masuk kuliah.
----

Pagi itu Art terlihat buru-buru setelah memarkirkan Artic. Art berjalan sedikit lebih cepat dari biasanya. Tepat lurus pandangan Art di depannya ada seorang lelaki mengenakan jaket jeans duduk sambil merokok. Art terus memandanginya. Begitupun sebaliknya. Sampai jarak mereka semakin dekat, Art berbelok dan meninggalkan pandangan lelaki itu. Art terus berjalan menuju fakultas.

Seusai kelas, Art turun dan berjalan menuju warung Bu Asih yang berada di samping kampus yang artinya Art harus melewati parkiran motor. Saat Art berjalan di sepanjang parkiran, Art melihat lelaki yang tadi pagi ia lihat duduk sambil merokok. Art melintasinya dingin saja.

Ke esokan harinya. Hal yang sama terjadi. Ketika Art selesai memarkirkan Artic dan Art berjalan menuju fakultas, lelaki yang sama dia lihat dan dilintasinya. Hal tersebut berlanjut hampir satu minggu. Bertukar pandangan hampir setiap hari. Terjadi saat ingin masuk kelas dan setelah kelas usai lelaki ini selalu ada di tempat yang sama.

Lama-lama Art mulai merasakan ada kekaguman kepada lelaki tersebut. Dilihatnya semakin sering di pikirkannya lelaki ini. Saat malas menyerang Art terpikir untuk harus ke kampus karena berharap akan bertemu lelaki ini dan seusai kelas Art akan bersemangat dan segera berlari menuju fakultas sastra untuk melintasi parkiran supaya dia bertemu dengan lelaki itu.

Art tidak mengiyakan bahwa dia menyukai lelaki itu. Namun setiap malas kuliah, Art tiba-tiba terpikirkan untuk segera harus ke kampus karena bila tidak maka hari itu kesempatannya untuk bertemu lelaki itu akan hilang. Hal itu dibiarkan dan menjadikan kebiasaan hingga semster 3 berakhir. Perasaan bahagia selalu meliputinya ketika melintasi lelaki itu.

Suatu ketika Art sedang berjalan memasuki gerbang kampusnya. Dari jauh terlihat lelaki itu sedang duduk bersama teman-temannya di dudukan parkiran motor. Untuk saat itu Art berkata dalam hati "ternyata hari ini kamu ada" Art menghela napasnya panjang dan mengeluarkan perlahan dengan senyuman yang sangat tenang. Pertanda hatinya seperti dibawa terbang oleh malaikat dan terbang mengelilingi langit menembus awan sangat bahagia. Dilintasinya lelaki itu.

Waktu Yang SingkatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang