Bukan Senja Lagi, Namun Sudah Sampai Pagi Hari

23 0 0
                                    

Sudah 2 tahun Al ninggalin aku disini dengan hadiah terbaiknya yaitu Gisha. Seorang laki-laki yang memang secara fisik hampir mirip sama Al tapi sifatnya 180 derajat beda banget. Gisha lebih atraktif, ekspresif, lebih terbuka dan lebih perhatian. Sama sih perhatiannya kaya Al, cuma kalo Al lebih dipendem dan dilakuin langsung kalo Gisha di omongin dulu kalo masih ga nurut baru di lakuin. Tapi dari semua yang udah terjadi sejak senja itu sampai saat ini aku merasakan bahwa Tuhan begitu baik mengirimkan dua orang lelaki setelah ayahku untuk ada di hidupku. 

Pagi ini Gisha sudah siap di depan rumahku dengan motor peninggalan Al. Masih selalu teringat saat keluar rumah kalau ngeliat motor itu, meski udah 2 tahun yang lalu tapi tetep aja kenangan terbaik yang gak pernah mau aku hilang sedikitpun. Gak jarang aku masih nangis di depan Gisha tentang kenangan aku sama Al, hebatnya dia gak pernah merasa marah sedikitpun. Dia sadar akan kehadirannya disini adalah karena Al, dan gisha menerimanya dengan sangat tulus. Gisha yang sudah senyum ke arahku membuat langkahku berubah menjadi lari kecil ke arahnya. 

"udah lama nunggunya ?" tanya ku "eh selamat pagi  Gisha (sambil senyum selebar mungkin)" lanjutku sambil menyapanya.

"gak kok, gak begitu lama hehe, selamat pagi juga putri Al" jawabnya dengan senyum yang juga melebar. Aku selalu suka dengan senyumnya Gisha. Terkadang aku tidak bisa menggambarkannya begitu detil tentangnya, tapi kalian akan begitu menyadarinya bila kalian mengerti akan alur cerita ini. 

"besok 2 tahunannya Alza, kita ke pemakaman yuk buat nengok dia......" ajakanku kepada Gisha untuk berziarah ke makam Alza dengan nada memelas.

"iya ayo ayo, masa ke Alza aja gak boleh, kapanpun pasti ditemenin kok kalo mau ke Alza. mau cerita apa disana ?" jawaban Gisha membuat aku merasa nyaman dan tersenyum lebar dibelakangnya sambil melihat wajahnya di kaca spion.

"banyak dong yang diceritain, apalagi cerita kamu :)" 

"ahahaha gak usah kamu ceritain, Alza udah cape denger cerita aku tiap malem tentang kamu"

"bohong kamu mah, kamu kan jarang ngobrol sama Alza, wuuuuuuu"

"yey kata siapa, kamu yang so tau, aku suka ngobrol kok"

----

Setelah beberapa bulan aku tidak menjenguk Alza, akhirnya aku ada didepannya sekarang. Kulihat Gisha sedang berjalan menuju keluar pemakaman, sepertinya mau beli minum atau apa karena hari ini memang sangat panas sekali. Aku masih belum percaya bahwa orang yang pernah ada disamping raga ini, yang dulu sama sekali tak aku kenal, hingga aku bisa mendengar kata sayang dari mulutnya, aku tidak pernah berfikir bahwa dia akan meninggalkan aku lebih cepat dari yang aku kira. Kali ini aku benar-benar ada di titik lemah dari beberapa kali kunjunganku sebelumnya di depan makam ALza.

"kenapa kamu harus ngajak aku kenalan Al ? ini udah tahun ke 2 kamu ninggalin aku disini. Kamu emang ngasih hadiah terindah yang pernah aku terima selama aku kenal kamu, tapi aku juga gak bisa bohongin perasaan aku sendiri, aku masih gak nyangka kamu udah gak akan bisa aku liat lagi. kalau andai waktu itu aku tau kalau malam itu malam terakhir aku sama kamu, aku gak akan pernah ninggalin kamu nunggu aku di Kantin, gak pernah berkurang sedikitpun perasaan aku sama kamu, masih sama seperti pertama aku nge-iya-in aku suka sama kamu Al. Kamu pasti denger cerita aku setiap malem kan, bahkan kalau aku lagi berantem sama Gisha. Al, kalo ada kalimat yang bisa ngegambarin perasaan aku sekarang, aku pengen banget ngungkapinnya. Semua campur aduk disini (sambil memegang dada dan tanpa aku mau, aku udah netesin air mata) sekali aja kamu dateng ke aku, di mimpi pun gak masalah dan kalau emang kamu dateng di mimpi aku, aku pengen aku ga mau bangun dulu sampai rasa kangen aku beres "  aku berhenti bicara dan sekarang aku jatuh berlutut di samping makam Alza, aku nangis senangis-nangisnya. dan tiba tiba saja ada dua tangan yang megang pundak aku dan mengisyaratkan kalau aku harus berdiri. Gisha memang selalu mengerti tentang ini, sekalipun dia menggantikann Alza, dia tidak pernah sedikitpun meminta balasan perasaan yang sama seperti aku ke Alza.

"udah ya, Alza lagi mau istirahat dulu, mending sekarang kita ke kampus, kamu kan ada kelas jam 3 Art, kalo gak ngampus mau dimarahin Alza ?" suaranya terdengar hangat dan benar-benar membuat telinga ini sangat tenang. Aku berdiri dan mengikuti isyaratnya. Aku berpamitan kepada Alza dan janji sabtu sore ini aku akan mengunjunginya lagi.

-----

Pagi ini memang benar-benar pagi yang bikin ngantuk, hujan semalam udah bikin mata ini lengket banget gak bisa buat di buka. Sambil berkedip dan ngucek-ngucek mata, aku sedikit terganggu dengan pandangan di depanku. seperti seorang lelaki sedang berdiri dan membawa sesuatu di tangannya dan pandanganku semakin jelas, ohhhhhh GIshaaaaa :'). Kali ini aku dibuat terharu olehnayaaaa...

"Selamaaaat ulang tahuuuuun Art kesayangan Alza... selamat panjang umur, selamat bahagia, selamat tambah dewasa dan selamat segala-galanya" ucapan lelaki yang sudah membuat hari-hariku semakin berwarna sejak dua tahun lalu.

aku hanya tersungkur di kasur sambil menguatkan badanku untuk bangun dan duduk.

"tiup lilinnya doooooong, ayok bangun jangan tidur aja ih" lanjut Gisha sedikit memaksa sekarang.

"iya iya ini bangun... makasih ya Gish, kamu gak pernah lupa sama ulang tahun aku hehe" suaraku terdengar berat sehabis bangun tidur, hehe

"berdoa dulu sebelum ditiup yok"

tiada hari tanpa sebuah senyuman bersama lelaki ini, aku hanya terlalu bahagia dengan hadiah Alza. Mulai saat ini aku benar-benar mantap hatiku untuk memberi porsi yang sama rasa sayangku kepada Gisha...

"Gish,, aku boleh berdoa langsung gak ?"

"boleh dong, kenapa harus dilarang ?"

"Ya Allah, terimakasih Engkau masih memberiku waktu untuk hidup di Bumi-Mu yang serba megah ini, memberikanku seseorang yang menyayangiku, meski salah satunya sudah di sisi-Mu namun biarkan aku untuk tetap bersama orang yang menggantikannya. Terimakasih atas kebahagiaan yang sudah Engkau berikan melalui lelaki yang ada didepanku saat ini. Aku menyayanginya sama seperti aku menyayangi lelaki yang sudah ada di sisi-Mu. Setelah ayah dan ibuku, aku benar-benar mohon untuk Engkau juga menjaga lelaki ini Tuhan. amin"

-----








Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 02, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Waktu Yang SingkatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang