Kala Sore Hujan di Kota Kembang

21 1 0
                                    

Telingaku masih sangat baik untuk mendengar sebuah percakapan dengan nada kemarahan. Aku terpaku dengan isi percakapan itu, aku juga masih bersandar pada dinding yang sudah mulai basah karena percikan hujan. Aku berdiri di pinggir bangunan fakultas ekonomi yang tepian gentingnya sangat kecil. Bajuku juga sudah mulai basah, tapi tak aku pedulikan semua ini. Aku hanya terfokus dengan apa yang sedang terjadi pada indra pendengaranku. Aku benar-benar berada dititik depresi dalam kisahku bersama Alza. Seorang perempuan yang cukup tinggi hampir sepantar dengan Alza, dengan tatanan rambut yang begitu feminim, bentuk badan yang proporsional, dan badan yang bagus, dia sedang berbicara keras-keras kepada Alza yang hanya diam memandanginya sambil mendengarkannya berbicara.

"kenapa kamu gak bisa suka sama aku si Al ?" tanya perempuan itu yang aku ketahui namanya adalah Givanka, aku pernah melihatnya di list friend media sosialnya Alza. 

terdengar dari nadanya, tersirat bahwa perempuan ini sebenarnya kecewa dan marah kepada Alza tapi perasaannya begitu mengatmosfer tubuhnya dan disuarakan lewat mulutnya. Alza masih tetap terdiam tanpa isyarat ingin mengeluarkan kata satupun. Aku mulai dibuat bingung dengan keadaan ini. Apa yang sebenarnya terjadi dengan mereka ? ada hal yang tidak aku ketahui dari kejadian ini.

"kenapa masih diem ?" nadanya semakin tinggi dan semakin lirih.

aku mendengar Alza menghela nafasnya dan membuangnya begitu kasar.

"gue udah punya pacar Giv" datar dan tanpa nada penekanan, tak memiliki makna lebih selain memberitahu Givanka kalau Alza sudah memiliki aku.

"siapa ? apa dia lebih cantik dari aku ? aku juga cewek baik-baik kan ? aku bisa kok bikin kamu bahagia dan segala macemnya, aku cuma terlalu suka sama kamu Al, plissss aku udah gak punya logika buat pergi sekarang dari sini" kali ini sudah mulai terdengar lirih dan melemah, seakan memelas dan meminta.

aku memilih untuk pergi dari tempat itu dengan memutar arah pergiku. Aku sudah tidak mengerti dengan semua ini, meskipun ada suatu ketenangan mendengar pernyataan Alza bahwa dia mengatakan sudah memiliki pacar. Aku menghindari pertemuan dengan Alza sampai hujan ini berhenti.

-----

Hujan sudah mulai tak terdengar, aku bangun dari lelapku di pinggir mushola basement kampusku. mengucek-ngucek mata dan masih memikirkan hal-hal sebelum aku terjaga tadi sore. Jam di Handphoneku menunjukkan pukul 20.34, sudah cukup lama aku tertidur seperti gembel disini. Aku mulai memantapkan badan untuk berdiri dan bergegas untuk pulang. Keluar aku dari Basement ada suara yang memanggilku.


"Art" teriak seorang lelaki yang ku sadari asal suaranya dari belakang. seketika aku menoleh dan aku dapati Alza yang memanggilku sembari ia berjalan menuju arahku. Rasanya aku ingin lari dan menghindari dia saat ini tapi, aku masih terlalu nyaman untuk berada disampingnya, lagi pula aku sudah terbiasa pulang dengannya. "kamu kemana aja ? aku dari tadi nunggu kamu disitu" lanjutnya setelah dia sampai di depanku.

"aku tdi ketiduran di samping mushola sambil ngcharger hp Al, maaf" aku menjawabnya dengan to the point tanpa pertanyaan lebih.

"kenapa gak bilang, kan bisa aku temenin, mau pulang ?"

"iya pulang aja ya"

"ya udah ayok pulang"

-------

selama diperjalanan menuju rumahku, aku benar-benar ingin bertanya soal tadi, tapi mulutku masih diam kaku menahan semua kemauanku. Nasibku mujur, Alza mulai angkat bicara dan aku berharap semoga dia membahas kejadian dia dan Givanka tadi sore.

"Ada yang suka sama aku" kalimat pembuka langsung ke inti masalah. Benar-benar manusia tanpa basa basi.

"oh iya siapa ? wah banyak yang ngfans nih" tanggapanku seperti tak aku ketahui apa-apa tentang ini.

Waktu Yang SingkatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang