Do'a Terbaik

14 3 0
                                    

Tringgg.. Tringg..

Bel pulang sekolah berbunyi seluruh siswa keluar dari kelasnya masing-masing.

"Pulang bareng yuk" Ajak Arumi

"Gue udah dijemput kayaknya deh"

"Tumbenan lo dijemput, hm yaudah kalo udah sampe kabarin ya"

"Iya"

"Dadahh"

Dihari itu Mira memutuskan pulang bersama jemputannya karena Ia sangat ingin buru-buru sampai rumah, entah apa yang akan terjadi.

"Hari ini kenapa dijemput ya?" Tanya Mira heran

"Saya cuma disuruh Ibu tadi"

Sepanjang perjalanan Mira bingung karena jarang sekali Ia dijemput oleh orang suruhan bundanya.

"Kok rame ya" Tanyanya lagi

"E.. Itu" dengan suara pelan

"Ada apa dirumah?" Tanyanya sekali lagi

Karna tidak menjawab Mira memutuskan turun didepan gang dan lari melihatnya sendiri.

"Stop disini"

Menit itu detik itu juga rasanya jantungnya terhenti, tidak ada tenaga sama sekali. Rasa lelah, kesal, kecewa, dan marah semuanya menjadi satu. Tidak bisa melakukan apa-apa dan hanya air mata yang keluar ditiap langkahnya menuju rumahnya.

"Siapa yang meninggal?! Ini bohongkan?" Teriaknya sambil menunjuk bendera kuning yang nempel didepan rumahnya

"Siapa yang meninggal?!"

"Bunda ini siapa yang meninggal?!"

"Siapa yang meninggal?!"

Tangisnya makin deras sampai semua orang menengok ke arahnya. Tidak tau apa yang harus dilakukan, Ia segera mengambil handphone dan menelfon Arumi.

"Arumi.." dengan suara serak nangis

"Lo kenapa Mir?!" Dengan suara panik mendengar tangisan Mira

"Bilang sama gue, lo kenapa?!"

Tidak ada jawaban dari pertanyaan Arumi, lalu Ia memutuskan untuk langsung datang ke rumahnya.

"Lo tunggu gue dirumah, gue kesana sekarang"

...

Hari itu adalah hari terburuk bagi Mira, Ia kehilangan sosok cinta pertamanya yaitu ayahnya. Sosok yang menjadi alasan Ia bertahan sampai sekarang untuk kedepannya meraih gelar dokter.

Mira memasuki rumah dan segera mencari bundanya untuk menanyakan apa yang sebenernarnya terjadi.

"Kenapa bunda ga kasi tau Mira?!"

"Kamu lagi sekolah Mira"

"Kalo Mira boleh milih, Mira gaakan sekolah dihari itu. Lebih baik Mira ngabisin waktu Mira sama ayah"

Ia sangat tidak terima akan kepergian ayahnya karna yang Ia tau selama ini ayahnya baik-baik aja.

"Kenapa bunda kenapaa?!"

"Kenapa ayah ninggalin Mira!"

"Mira bentar lagi lulus SMA dan bakal kuliah kedokteran kayak yang bunda sama ayah mau"

Semua perkataan Mira tidak berhenti dihari itu dan semuanya belum ada yang terjawab.

"Nanti bunda kasih tau, sekarang kamu ganti baju, pergi mandi, dan bersih-bersih dulu"

"Mira mau ayah bangun, bunda!!"

Mira hanya menangis sambil memeluk ayahnya yang sudah terbaring tertidur untuk selamanya. Semua air matanya jatuh dihari itu. Tidak ada orang yang siap kehilangan orang yang sangat Ia cintai dihidup ini.

Walaupun begitu "Kita ini manusia, hanya sebuah tanah yang diberi nyawa. Dunia sementara, akhirat selamanya".

to be continued

Way of LifeWhere stories live. Discover now