pulang sekolah, anyaca sudah bersiap rapat bersama anggota nya yang lain di cafe seberang sekolah.
"aca barengan sama orlin sama danna atau nggak ke cafe nya?" tanya orlin yang sedang menggaet tangan danna.
"umm, duluan aja kalian, gue mau ke loker dulu ngambil rundown nya ketinggalan" jawab aca sambil membereskan bukunya.
"yaudah, gue sama orlin duluan ya ca. jangan lama lama, bu wakil!" lalu danna dan orlin langsung pergi ke cafe yang dimaksud.
ucapan danna mengundang gelengan dari aca. dasar.
selesai membereskan buku, aca menuju lokernya dan mengambil rundown yang tertinggal dan hendak menuju cafe.
tapi, saat menutup lokernya, ia di kagetkan dengan kehadiran gadis -yang aca bisa rasakan, gadis itu mirip dengannya.
"oh my god. ngagetin. lo siapa? ada perlu sama gue?" tanya aca sambil mengunci lokernya.
gadis yang ia tanyakan tadi tiba tiba mengulurkan tangannya,
"louissa adriadna, your step sister" ucapnya dengan senyuman yang tidak bisa aca artikan.
"danna, udah mau setengah jam aca nggak dateng juga. orlin jadi khawatir, aca nggak kenapa - napa kan?" tanya orlin dengan keras, hingga semua anggota yang berada disitu ikut menengok ke arahnya.
"eh, tapi iya ini udah mau setengah jam, aca belum dateng juga. danna coba telponin deh" usul jendra, si ketua pelaksana.
"ekhm, oke oke wait!" begitu diusul oleh jendra, danna langsung menelpon aca.
tidak ada jawaban.
"gak dijawab, jen. kayaknya ketiduran ga sih dia di kelas" kata danna asal dan meneguk lemon tea nya.
"yaudah bentar, gue susul dulu. lo semua tunggu sini" jendra langsung bangkit dan kembali ke sekolah.
danna yang melihat itu, berdecak kesal dan menghentakkan kakinya. selalu aca.
sampai di sekolah, jendra bergegas mencari aca ke kelasnya. tapi nihil. berusaha mencari lagi, jendra pergi ke taman belakang sekolah.
sampainya di taman belakang, bukan aca yang jendra temui, tapi rakha bersama gadis yang tidak ia ketahui namanya.
itu rakha sama siapa? batin jendra, bersembunyi di balik tembok.
"aku bakal pindah kesini, mau aku hancurin hidup cewek itu." ucap si gadis sambil bersidekap dada.
"babe, no please. kamu sendiri yang bilang, kamu cuma bakal pantau dia dari jauh, bukan nyakitin dia." pinta rakha, dengan suara yang terdengar lelah.
"i didn't say it. aku bilang, aku mau nyakitin dia lewat kamu. kamu mau kan bantu aku?" gadis itu mendekati rakha, mengalungkan tangan di lehernya.
rakha melepaskan tangan gadis itu, lalu memundurkan tubuhnya. "i'm not going to help you with that thing. aku gak punya masalah sama dia, louissa."
oh, namanya louissa. batin jendra, lalu ia dikagetkan tepukan di bahunya
"jen! ngapain? kayak lagi ngintipin orang" melihat jendra mengintip, aca jadi ikut mengintip, tapi jendra menghalangi.
"nggak, itu tadi kertas hvs gue terbang. ayo cepetan, yang lain nungguin lo!" jendra menarik tangan aca, lalu bergegas kembali ke cafe.
"pelan - pelan anjir, jen. kaki gue ga sepanjang kaki lo." keluh aca karena pegal menyamai langkah kaki jendra yang terlalu cepat.
"lagian lo lama, ngapain deh?" tanya jendra sambil masih mearik tangan aca, menyebrang.
"oh, itu. tadi ada cewe mau daftar sekolah sini, dia nanya ke gue. -eh tapi ya jen gue liat mukanya mirip gue, nama belakangnya juga, ah gatau deh. trus keterusan ngobrol sama dia. tapi abis itu dia gak sengaja numpahin air ke baju gue, jadi gue ganti baju dulu. sorry, ya." jelas aca panjang.
jendra mengangguk paham, tapi ada yang ganjal. mukanya mirip? nama belakangnya? batin jendra.
"jen? jangan bengong kita lagi di jalan. nanti aja bengongnya" kekeh aca, menyadarkan jendra dari lamunan.
"tadi, lo bilang nama belakangnya sama. emangnya nama lengkap dia siapa?" tanya jendra, ia masih penasaran.
"louissa adriadna, pacarnya rakhalion katanya" deg. astaga, mau apalagi gadis itu. jendra yang mendengarnya sontak berbalik badan dan berkata,
"jangan temenan sama dia. i beg you." tekannya pada aca. aca yang melihatnya sempat terdiam sebentar. "lah emangnya kenapa?" tanya aca penasaran kepada perkataan jendra barusan.
"pokoknya jangan, apalagi deket sama rakhalion. big no." tekan jendra sekali lagi.
aca terkekeh, menepuk bahu jendra. "iya bapak ketupel, siap!"
•
gimana part inii?
see you on the next part!
sincerely, bia (。•̀ᴗ-)✧
KAMU SEDANG MEMBACA
caraphernelia
Teen Fiction[lowercase - written in bahasa] "Aku bahagia bisa kenal, dan secinta itu sama kamu, Kha. walaupun kamu cuma kasih aku luka" "liat, bahkan semesta nggak pernah biarin kita bahagia bersama, Ca." "Selamat tinggal .. karafernelia -nya Rakha." Started on...