5

65 8 1
                                    

(Haruto pov)

Drrrt..drrt..

Aku tersentak ketika ponselku berdering, segera aku mengambil ponselku di saku. Lalu mengeceknya. Namun bukannya nama, malah nomor yg tak dikenal kudapati. Tanpa berlama-lama ku tekan tombol hijau.

"Yeoboseyo?" ucapku.

Hingga muncul lah suara lembut seorang laki-laki. "Nde yeoboseyo" ucap seseorang yg tak kukenal ini.

"nuguya??"

"Aku Lee eun-soo"

"Lee eun-soo?. Bagaimana kau bisa mendapatkan nomor teleponku?" tanyaku bingung

"Entah, sepertinya aku lupa. Apa aku bisa berkenalan denganmu?".

Aku diam, kurasa ada yg aneh dari si penelpon yg tiba-tiba saja ingin mengajakku berkenalan. Tapi.. Ya sudahlah apa boleh buat. Aku pun berinisiatif menerima tawaran berkenalan tersebut.

"Aku, haruto" Jawabku

"Haruto? , nama yg bagus. Bisakah kita berteman?. Aku sedang mencari seorang untuk menjadi teman ku, bisakah?"

Aku terdiam lagi untuk beberapa saat, entah kenapa jantungku tiba-tiba berdetak dengan cepat saat mendengar suara lembutnya. Aneh, kenapa jadi begini?

"hey!!"

"Ah!, ba-baiklah. Aku bersedia menjadi temanmu"

"Kamsahamnida, haru-ssi. Jadi, apa aku boleh menghubungimu, setiap hari??"

"Nde..." ucapku dengan tersenyum tanpa bisa dilihat oleh laki-laki yg bernama Lee eun-soo itu. Tanpa disengaja, aku mendengar suara tawa dibalik telepon tersebut. Suara siapa itu?

"Mianhae, apa kau sendirian atau bersama seseorang disana?" Tanyaku curiga.

"Ah! ,, ti..tidak ada siapa-siapa. Aku hanya sendiri"

Aku diam lagi, merasa aneh dengan sikapnya.

"Baiklah haru-ssi, nanti lagi teleponnya ya?. Annyeong."

Tut...tut..tut..

Seketika telepon pun terputus. Aku hanya bisa memandangi ponselku cukup lama, hingga berlanjut menyimpan nomor laki-laki yg bernama Lee eun-soo itu. Aneh, siapa dia sebenarnya?

(Author pov)

"Kajja, aku ingin pulang"

Haruto terkejut ketika junkyu mengagetkan nya berselang tak lama ia menelpon tadi. Tampak laki-laki manis itu berjalan meninggalkan haruto.

(Skip).

Di rumah besar kim terlihat sangat sepi, walaupun terlihat beberapa pelayan yg sibuk membesarkan rumah mewah ini, tetap saja terlihat sepi. Sedangkan tuan besar kim kini berada diluar negeri untuk menjalankan perusahaan terbesar miliknya yg bernama  kim corp. Bagi junkyu, hidup sendiri itu sangat lah menyedihkan. Tanpa ada kedua orangtua yg selalu ada bersamanya. Sejak kecil, ia dirawat oleh baby sister. Dan ketika dewasa, ia hidup bersama pelayan-pelayan dirumahnya. Untungnya ia tipikal anak yg mandiri. Jika ditanya, kemana ibunya?. Tentunya ia hanya bisa mengatakan ibunya kini berada di surga.

"Junkyu aghassi, ada tamu yg mencari anda" ucap shin ahjumma seraya membuka pintu kamarnya lebar-lebar, hingga menampakkan sosok jeongwoo.

"Jeongwoo~ya?" desis junkyu tersenyum. Dengan cepat jeongwoo menghampiri junkyu dan duduk disebelah junkyu

"Bagaimana?, kau sudah menghubunginya?" Tanya jeongwoo tak sabaran.

"Oh iya aku lupa" Runtuk junkyu sambil menepuk dahinya, segera ia bergerak meraih ponselnya di meja, lalu jari-jarinya bergerak mencari nama penelpon. Hingga akhirnya berhenti di nama 'watanabe haruto'.

Apakah kalian tau siapakah  yg menghubungi haruto pada masa itu?. Ya, itu adalah junkyu sendiri yg menyamar menjadi lee eun-soo . Inilah salah satu ide yg diberikan oleh jeongwoo pada junkyu, yaitu berpura-pura menjadi lee eun-soo. Awal melakukan rencana ini, junkyu selalu menahan tawa geli ketika menelpon haruto, karna ia bisa membayangkan bagaimana ekspresi wajah haruto saat itu.

"Tersambung!" gumam junkyu syok ketika teleponnya diangkat oleh haruto. la menaruh jari telunjuknya dibibir, mengisyaratkan diam. Jeongwoo mengangguk, lalu ikut mendekatkan telinganya ke ponsel junkyu agar ia bisa mendengar ucapan laki-laki itu.

"Yeoboseyo?" ucap haruto diseberang telepon.

"Nde, yeoboseyo haru-ssi, apa aku mengganggu mu?" tanya junkyu dengan menahan kekeh. Namun segera diperingatkan oleh jeongwoo untuk jangan ketawa.

"Tidak, aku bahkan tidak sibuk"

"Jongmal?, kau sedang apa?"

"Duduk. Dan kau?"

"Aku juga"

"Hmm... eunsoo-ssi? "

"Nde, ada apa?"

"apakah kita pernah bertemu sebelumnya?"

Junkyu terdiam sejenak. Ditatapnya jeongwoo mengisyaratkan ia harus jawab apa?.
Jeongwoo mengangguk mengisyaratkan ia harus jawab Ya.

"N..nde. Kita pernah bertemu" Kembali junkyu berucap pada teleponnya.

"Sungguh? Kapan?"

Lagi-lagi junkyu diam dan menatap jeongwoo, bingung. Jeongwoo pun mulai membisikkan sesuatu di telinga junkyu.

"Ah,, aku pun sudah lupa. Pokoknya kita pernah bertemu." Ucap junkyu

"Hmm.. Begitu ya?, bagaimana kalau kita bertemu?" Tawar haruto.

Junkyu membulatkan matanya. bertemu?' pikirnya.

"Ah~ se..sepertinya tidak" Gugup junkyu sambil menggigit jari jempolnya. Bagaimana tidak? Dia sedang mengerjai haruto. Apa jadinya kalau ia bertemu dengan haruto?

"Wae?"

"Kau baru saja kenal denganku, bagaimana bisa secepat ini kau mengajakku bertemu?"

"Sebentar saja, tak apa jika aku hanya melihatmu sebentar"

Junkyu diam sejenak untuk berfikir, sampai jeongwoo memberi isyarat lagi akhirnya ia pun menyetujui.
"Ah nde, arraseo. Dimana?"

"Di dekat sungai han"

"Baiklah, aku akan kesana"

"Nde"

Tut..tut... Tut..

______________________

Tbc
Jan lupa vote💜

my bodyguardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang