Act 12. Screwed Up

322 85 27
                                    

Suasana seketika hening. Mereka berenam membeku di tempat dengan mata tertuju pada sesuatu yang terjatuh dari pohon itu, yang terlihat seperti gumpalan gelap tidak beraturan karena bayangan kerimbunan pohon di atasnya. Tercium bau busuk anyir menyengat yang membuat mual dari sesuatu itu hingga keenam orang itu langsung menutup hidung dan memalingkan wajah darinya.

Mendadak sesuatu itu menggeliat pelan, membuat mereka berenam tersentak dan kembali memfokuskan pandangan padanya. Geliat yang semula pelan perlahan menjadi semakin jelas dan suasana menjadi semakin terasa mencekam. Jaemin, Jeno, dan Yangyang bergegas mendekati Renjun, Mark, dan Haechan dengan langkah sehening mungkin.

Geliat pada sesuatu itu berhenti, dan sesuatu itu mulai terlihat membesar. Keenam orang itu menahan nafas. Bukan, bukan membesar, melainkan merentang.

Sesuatu itu merentang membentuk dua tangan dan dua kaki yang panjang dan kurus sambil bergerak mengambil posisi membentuk manusia yang berjongkok dengan tubuh condong ke depan ke arah enam orang itu, satu tangan menapak tanah untuk menopang tubuh dan tangan yang satu lagi berpangku pada lutut.

Kemudian sesuatu itu mengangkat kepalanya dan menampilkan wajahnya yang hitam gosong seperti terbakar dengan kulit terkelupas di sana-sini. Kedua matanya membelalak menatap enam orang itu dengan seringai lebar yang menampakkan gigi-giginya yang runcing.

Mereka berenam terkesiap dan spontan melangkah mundur.

".....apa itu....?" bisik Yangyang, kepanikan dan ketakutan terdengar jelas dalam suaranya seraya dia bersembunyi di balik badan Jeno.

Tak ada yang menjawabnya, semua masih menatap sesuatu itu tanpa mengalihkan pandangan mereka. Bukannya mereka tidak mau, tapi mereka semua waspada karena bisa saja terjadi sesuatu ketika mereka tidak melihatnya. Itu juga yang membuat mereka tidak langsung lari walaupun ingin.

Renjun memucat, menjadi putih seputih-putihnya. Ini adalah salah satu skenario terburuk yang pernah dibayangkannya, yang keburukannya sekarang menjadi bertambah lima kali lipat karena 5 orang yang saat ini ada bersamanya.

..... sssrrrreeeekkk ...... sssrreeeeekkkkkk .....

Terdengar suara seperti sesuatu yang berat diseret di permukaan tanah, asalnya dari arah ujung parkiran yang mengarah ke bagian belakang sekolah. Renjun langsung melirik ke arah itu diikuti oleh Mark dan Jeno, sementara Jaemin dan Haechan tetap mengarahkan pandangannya pada sesuatu yang ada di depan dan Yangyang langsung memejamkan mata, menolak untuk melihat apapun.

........ ssrrreeeeekkkk ......... sreeeeekkk ........ sssssssrrrrrreeeeeekkkkkk ........

Suara seretan itu terdengar semakin dekat, namun kali ini sumber suaranya lebih dari satu, seperti beberapa barang yang diseret bersamaan.

....... sreeeeekkkkk ......... srrreeeekkkkkk ...... sssrrreeeeeekkkkk ........ssssrrrrreeeeeekkk ......... ssssssrrrreeeeeeeeeeeekkkkkkkk .......

Kali ini beberapa suara seretan muncul dari arah ujung parkiran yang dekat dengan pintu gerbang depan. Renjun ganti melirik ke arah sana diikuti oleh Haechan, sementara Yangyang akhirnya membuka matanya dan ikut melirik sedikit ke arah yang dilirik oleh Renjun dan Haechan. Hanya Jaemin yang tetap menatap sesuatu itu tanpa berpaling sedikitpun.

Seiring dengan semakin dekatnya suara-suara seretan itu, bau busuk anyir yang memenuhi udara juga tercium semakin pekat. Dari dua arah tersebut mulai terlihat beberapa makhluk berwujud manusia berkulit hitam legam yang bergerak mendekat dengan menyeret tubuh mereka di tanah. Keenam orang itu pun semakin merapatkan diri pada satu sama lain.

"Mau coba lari?" bisik Jeno.

"Ke mana?" tanya Haechan sambil berbisik juga.

"Ke dalam gedung?"

Shh, I Heard Something... | MarkRenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang