Bab 2

21 4 6
                                    

Selamat Membaca

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Selamat Membaca

Matahari telah menampakan wujudnya, sinar mulai menyeruak ke segala ruangan, seorang laki-laki mulai terusik dari tidurnya.

Ketika sang mentari telah bersinar. Dia arahkan sedikit pandangannya ke arah samping, semuanya tampak sepi dalam ruangan tersebut.

Segera ia bergegas mengambil handuk untuk segera mandi, mungkin ia sudah merasa tidak nyaman dengan bau badannya setelah bercinta dengan wanitanya.

Dua puluh menit telah berlalu, ia segera menuju ke meja makan. Tampaknya di meja makan pun juga sepi.

"Ke manakah semua orang-orang yang berada di rumah ini," batin sang laki-laki pecundang tersebut.

Ia segera melahap semua sarapannya, dan ia mulai melangkah ke ruang keluarga. Laki-laki itu sedikit terkejut dengan kehadiran para keluarganya.

Ayah Mama adik dan para sepupunya, Zidan meneliti setiap wajah-wajah mereka semua yang berada di ruang keluarga, ada raut wajah tegang kecewa dan marah.

“Ayah Mama, Gita minta maaf jika selama Gita menjadi menantu ayah dan mama, Gita tidak bisa menjadi menantu atau istri yang baik buat keluarga mama,” ucap Gita membuat semuanya semakin kecewa.

“Apa apaan ini Gita” ucap Zidan sedikit membentak.

“Mas," panggilnya kepada sang suami dengan nada yang amat sangat pelan

"Gita minta sama mas, tolong ceraikan Gita mas,” jawabnya dengan sedikit bergetar menahan air matanya

“Tidak bisa Gita, kamu apa-apaan sih,” sanggah Zidan menolak permintaan sang istri.

"Aku tidak akan meminta cerai jika tanpa sebab dan alasan yang kuat," gumamnya.

“Kamu selingkuh mas, dan ini bukan kali pertama kamu main di belakangku,” gumam Gita menahan sedikit emosinya.

“Apa buktinya sayang,” tanya Zidan

Tanpa banyak bicara Gita langsung saja menunjukkan segala barang bukti perselingkuhannya yang telah berhasil Gita kumpulkan.

Dan yang lebih parah, Zidan pernah melakukan zina dengan sepupunya sendiri.
Memang laki-laki yang buta akan nafsu saja, tidak memandang mana saudara atau bukan.

“Jika memang tidak bisa di pertahankan lagi, biar ayah yang akan mengurus segala proses percerainmu nak, maaf kan ayah dan mama yang gagal mendidik Zidan untuk bisa menjadi suami yang baik buat kamu,” ucap ayah Zidan dan di setujui oleh sang mama.

"Terimakasih ayah, tapi Gita mohon hak asus anak jatuh di tangan Gita,” dan di balas anggukan oleh ke dua orang tua Zidan.

“Tidak bisa ma yah, Zidan tidak mau pisah sama Gita”

“Kamu jangan bodoh Zidan, kamu itu salah dalam hal ini, amat sangat salah tidak usah membela diri."

"Karena, tidak akan ada yang mau membelamu dalam masalah seperti ini” ucap sang ayah dengan nada emosinya.

Bukan InginkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang