Bab 3

18 6 14
                                    

Selamat Membaca

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selamat Membaca


Nandin melihat sang mama berada diambang pintu. Nandin berlari kearah sang mama untuk menghindari ayahnya, gadis itu berlari kencang sambil menangis tersedu-sedu.

Gita melihat gadis mungilnya seperti ketakutan, langsung saja memberikan pelukan hangat sambil mengusap kepala sang anak untuk menenangkan buah hatinya.
Tak seharusnya Nandin melihat situasi yang mencengkam seperti ini. Ini tidak baik untuk psikolog anaknya.

Nandin Keysha Azzahra gadis mungil berusia tujuh tahun.
Masa usia dini seperti dua tahun, enam tahun hingga tujuh tahun adalah masa-masa anak-anak mengalami perkembangan yang pesat, mulai dari segi fisik, emosional, pengetahuan, hingga kemampuan.

Maka dari itu Gita amat sangat menjaga kondisi anaknya, cukup dia yang terluka bukan anaknya.

"Sayang, tenang ya, mama disini sama Nana," ujar Gita.

"Nana tidak mau sama ayah, ma," gumam Nandin sambil berbisik kepada sang mama.

"Nana, itu ayahnya Nana. Tidak akan ada Nana di dunia ini, tanpa seorang ayah," ucapnya selembut mungkin untuk meyakinkan sang anak.

"Tapi--tapi ayah suka marah-marah sama mama," lirihnya.

Ini hal yang paling Gita takutkan, Gita takut Nana merekam semua kejadian pertengkaran yang ia lihat.

Bertengkar di depan anak juga dapat menimbulkan beragam dampak negatif lainnya pada anak, yaitu:

1. Membuat anak stres

Sebuah penelitian terbaru mengungkapkan bahwa pertengkaran orang tua yang disaksikan oleh anak bisa menyebabkan peningkatan produksi hormon stres anak.

Bahkan bayi pun bisa terkena efeknya. Saat tertidur, bayi bisa merekam suara-suara keras dan teriakan di sekelilingnya. Selain mengganggu tidurnya, suara-suara yang keras ini juga bisa mengganggu perkembangannya.

2. Membuat anak cemas dan berisiko mengalami depresi

Melihat kedua orang tuanya sering bertengkar bisa membuat anak lebih mudah cemas, bahkan depresi. Hal ini berkaitan dengan pikiran negatif yang berkembang di dalam pikiran anak dan kekhawatirannya kalau-kalau pertengkaran ini akan berujung pada perceraian kedua orang tuanya.

Ketakutan anak terhadap perpisahan orang tua sangat berasalan. Saat orang tua bercerai, anak biasanya akan ikut salah satu orang tua, dan ini bisa membuatnya kehilangan sosok ibu atau ayah.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 08, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Bukan InginkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang