2. Rantau

17 0 0
                                    

Minggu sore tadi, jakarta terguyur hujan. Suasana kost yang sepi di ikuti rintikan suara hujan di luar menjadi latar suasana kegiatan remaja dalam kost satu itu.

Haikal, mahasiswa semester 4 itu sedang memperhatikan layar leptop nya yang memperlihatkan sederet tulisan yang beberapa jam lalu ia ketik. Mata nya masih terfokus namun fikirannya terus berputar untuk mencari inspirasi lain yang akan ia tuangkan dalam tugasnya tersebut.

Sudah pukul 7 malam. Tangannya tidak berhenti menjejali creckers kedalam mulut nya guna menahan lapar. Namun seperti nya ia tetap harus pergi ke angkringan nasi goreng di persimpangan depan sana.

Kini fokusnya berpindah pada handphone ditangannya. Lalu sibuk mencari satu kontak dan menekan tombol hijau disana. Sekian detik telfon terhubung, Lalu tak lama terdengarlah sahutan suara wanita di saberang sana.

"Apaa? "

"Dimana neng? "

"Di kost-an lah, "

"Laper gak? " Tanya haikal sembari sibuk menutup toples creckers nya.

"Belom sih, kenapa? "

"Nasi goreng yoo! Gue jemput nih, "

"Emang udah gak ujan gitu? "

Dengan cepat haikal membuka pintu kost nya dan menengadah kan kepalanya ke langit memeriksa turunnya hujan.

"Udah nggak tuh, udah reda. Gue jemput ya! Lo tunggu depan, "

Panggilan diputuskan secara sepihak. Tidak menunggu persetujuan dari lawan bicaranya, Haikal Dengan cepat kembali masuk ke kamarnya, memakai jaket lalu mengambil dompet serta kunci motornya.

Kurang dari 5 menit, haikal sudah sampai di depan gerbang hitam kost wanita. Tanpa menunggu lama keluarlah sosok yang sudah ia hubungi sebelumnya, Adinata. Ia keluar dengan pakaian rumahan dengan jaket yang bertengger di lengan kirinya.

"Percuma bawa jaket kalo gak di pake mah, "

Terlihat raut ekspresi yang sedikit kesal di wajah Adin, namun ia tidak membantah kalimat Haikal dan segera memakai jaket yang ia bawa itu. Matanya menatap Haikal tajam, namun bibirnya seperti tertarik grafitasi dan terjun bebas ke bawah sana.

"Ngapain si lo ngajak gue keluar ujan ujan gini? Lagian gue blm jawab 'iya' lo udah otw aja, "

"Ya maneh di ajak juga mau mau aja kan? Ini buktinya tetep keluar nyamperin gue, "

Tanpa memperpanjang perdebatan mereka, Adin langsung duduk di motor Haikal. Menurutnya membalas dan menolak Haikal hanya akan membuang-buang waktu. Sebab ia tau, menolak pun tidak ada gunanya. Haikal akan tetap memaksanya ikut ke persimpangan depan jalan sana.

-

"Bang nasi gorengnya 2 ya, 1 pedes 1 sedeng. Makan sini. Minumnya teh manis anget 2"

Tempat duduk di pojok ruangan itu menjadi pilihan mereka. Duduk saling berhadapan dan langsung mengelap meja di hadapannya dengan tisu yang di sediakan.

"Lo ngapain si ngajak gue? Kenapa gak ngajak Arjun atau Jenan aja coba? " Pasalnya, Arjun dan Jenan adalah orang yang berada satu kost-an dengan Haikal.

Adin masih tetap tidak terima jika waktu rebahannya di ambil begitu saja oleh Haikal. Walaupun dia juga harus tetap makan, namun Adin akan memilih menghabiskan sisa waktu weekend nya dengan berleha-leha di atas kasur dan memesan makanan menggunakan aplikasi antar.

"Ya ngapain juga gue harus ngajak dua sosok itu keluar? Lagian kalo ada manusia normal kenapa harus milik spesies aneh kyk mereka si? Coba deh lo pikir, kalo gue makan berdua doang sama salah satu dari mereka, apa kata abang nasi gorengnya coba? Diihh gue sii mikirinnya aja udah geliii duluan Diin, " Haikal menggedikan badannya ngeri.

Velunteer; Rumah SahabatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang