3. Mahasiswa

11 0 0
                                    

Seperti yang di katakan sebelumnya, Kesibukan dari beberapa anggota salah satunya adalah beban keluarga yang merangkap menjadi Mahasiswa.

Bukan, bukan sepenuhnya beban keluarga. Namun tetap saja, ketika akhir bulan, menelfon orang rumah bagi mereka yang merantau kadang bisa lebih sering dari pada awal atau pertengahan bulan. Apalagi alasannya kalau bukan uang jajan? Ya, walaupun sudah di tahan namun tetap kekurangan.

Haikal, Rendi, Raka, Arjun, Jenan, juga Bian kini sedang berada di taman kampus. Membentuk lingkaran kecil yang nantinya akan menjadi ruang diskusi mereka. Tentu saja, volunteering.

Mereka memang berada di satu universitas, namun tidak satu fakultas. Taman ini menjadi pemersatu mereka ketika bingung menentukan tempat untuk diskusi. Mereka akan selalu datang ke sana dengan berbekal segelas minuman yang mereka bawa dari kantin fakultas masing-masing untuk menemani diskusi mereka.

"Ren, gimana? Proposal udah di tarik? " Haikal tanpa salam.

"Salam dulu bro! Biar berkah, " Bian dengan sekuat tenaganya.

"Sorry. Assalamu'alaikum teman teman sekalian. Salam sejahtera bagi kita semua. Semoga selalu dalam lindungan tuhan yang maha esa dan selalu dalam keadaan yang sehat wal'afiat"

"Waalaikumsalam warohmatulohi wabarakatuuuhhhh" Jawaban serentak dari mereka yang medengar salam Haikal.

"Langsung lah, Ren. Gimana? "

"Proposal udah gue tarik, tapi bukan gue yang megang. Uangnya udah sama Aksen, anak nya lagi kelas sekarang. Udah di itung, jumlahnya.. "
Rendi membuka tas dan mengambil buku catatan keuangan nya.

"1.600.000 pak. Ini dari 5 proposal yang kita kirim. Kalo lo mau liat detailnya, di Aksen ya. Gue cuma megang catetan pemasukan sama pengeluaran soalnya. "

"Lumayan lah. buat detail, besok di bahas sambil rapat sama yang lain aja. Trus, jen, udah jadi survei? "

Kini jeno dengan sigap membuka dan membacakan note pada ponselnya.

"Udah bro! Kemaren gue sama bang jo udah ke sana. Jumlah anak ada sekitar kurang lebih 40 orang. Pantinya emang gak gede banget, fasilitas nya juga sederhana. Kunjungan bulan depan masih aman, jadi udah fix gue masukin list kunjungan kita bulan depan. Buat panti yang kedua, gue nemu sih di sekitar situ juga kalo kita mau 2 kunjungan. Kemaren gue sama bang jo tanya tanya juga, tapi katanya udah ada kunjungan bulan itu. Sekitar tanggal 8/9an. Bisa aja kalo kita mau tetep ambil tapi di beda tanggal, tapi balik lagi ke anggaran kita dulu sih, "

"Nah bener tuh. Kalo kata gue sih, misalkan dana di bagi 2 kekecilan, mending satu kunjungan gilir aja. Sisanya buat panti tetap."
Arjun memberi tinggapan dan sarannya.

"Soal keputusan kita tarik besok lah ya, biar yang lain juga denger. Gue juga kan harus ngasih tau bang Dimas dulu. Sekarang gue mau denger laporan dulu aja, biar besok gak terlalu banyak makan waktu. Biar dipake waktunya buat lain.
Trus, gimana web, Bi? Udah mulai nge-share poster rekomendasi tujuan? "

"Udah kal, udah mulai dari hari senin. Tapi blm banyak juga si yang komen. Baru masuk sekitar 12 apa 15an komen gitu. Lo belom liat postingannya pak? Jangan jangan lo gak pantau akun kita nih. "

"Sibuk bos, ini juga buru-buru setengah jam lagi ada kelas. Sorry deh, abis ini gue liat. Kalo bisa abis share apa-apa di kirim aja linknya ke grup. Lanjut, Rak. Lo udah bikin undangan buat panti nya? "

"Udah kal, udah gue ketik. Tinggal masukin nama panti sama tanggal pastinya aja. Mungkin besok abis rapat langsung gue cetak kalo udh di tentuin. Biar bisa secepatnya di kirim. " Jawab Raka dengan tanang.

"Yaudah bagus. Cukup deh kayaknya. Masih ada yang mau di sampein gak? Gue mau langsung ke kantin dulu nih isi perut sebelum kelas. "

Tak ada jawaban dari mereka. Hanya sesekali saling melempar tatapan antara satu sama lain untuk memastikan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 18, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Velunteer; Rumah SahabatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang