4.

2.2K 303 10
                                    

happy reading!

;

"Ulangi!"

"..."

Tak! Tak!

"Jari kelingkingmu!"

"Punggungmu!"

"Lenganmu!"

Punggung lebar itu diketuk kecil agar lebih tegak lagi, lengan tannya juga diangkat pada busur yang benar. Taehyung sedang dilatih oleh Madam Lee, dari posisi simpuh, memberi hormat hingga meminum teh. Desisan terdengar sekilas karena ternyata dirinya masih jauh dari kata baik untuk debut menjadi calon pasangan sang Pangeran, padahal sikapnya juga tak sesembrono itu.

Dan yang paling ia rutuki adalah, sisa semalam membuatnya tak betah untuk duduk bersimpuh lama-lama, itu menyakitkan. Belum lagi rasanya jari-jarinya mengkaku dan lengannya yang mulai kebas. Astaga, apakah Jeongguk seperti ini juga setiap hari?

"Berhenti! Kau ini, lebih tegak Taehyung! Jika kau masih saja tak ada perubahan bagaimana bisa debut sebagai calon Pangeran?", Madam Lee, wanita paruh baya bernama lengkap Lee Jia itu kembali mengetuk punggung Taehyung sedikit lebih keras.

"Bolehkah saya istirahat sebentar, Ma'am? S-saya perlu ke toilet," tuturnya gugup.

Madam Lee menghela nafas kecil, "Sudah. Aku akan kembali besok, kau tak bisa mengikuti pelatihan hari ini karena kondisimu. Biar aku bicarakan ini dengan Ibu Ratu."

Madam Lee menjauh menuju sudut ruangan, membenahi tongkat dan beberapa buku. Meninggalkan tatapan bingung dari omega Kim soon to be Jeon.

"Sudah? Tapi tadi Ma'am bi-"

"Aku paham Taehyung, hormon muda Pangeran memang sedikit membuatmu kewalahan bukan?", Celetuk wanita itu sebelum benar-benar keluar dari ruang latihan dengan langkah anggunnya.

Taehyung seketika berhenti dari duduk bersimpuhnya, merebahkan tubuh lelahnya. Merah mulai naik kepermukaan hingga cuping telinganya ikut memerah, astaga ia malu sekali. Hazelnya menatap langit-langit lalu mengusak wajahnya yang semakin lama memanas.

"Malu sekali! Astaga apakah Ma'am melihat sesu—"

"Sudah selesai?"

Taehyung menegak, melupakan bagian bawahnya yang masih perih membuat ringisan keluar begitu saja. Pemuda yang baru saja menyela dengan cepat mendekat, "Ada yang sakit? Apakah Madam Lee keras sekali padamu? Aku nanti akan bicarakan ini dengan Ib—"

"J-jeongguk, tak apa. Ini hanya..... karena —karena sisa semalam," Taehyung melirih diakhir kalimat. Jemari lentiknya meremat pelan lengan Jeongguk yang sudah siap dalam posisi akan menggendongnya.

Jeongguk berkedip-kedip, sisa semalam ya?

Saat paham apa yang dimaksud sang mate, wajahnya seketika memanas hingga Taehyung bisa melihat jelas bagaimana merahnya telinga sang Alpha. Hazelnya mengedar resah, ia ikut memanas. Canggung sekali rasanya.

"A-ah, maafkan aku! Apakah Madam Lee berheti karena —itu?"

Taehyung mengangguk kaku, kedua lengannya naik melingkar keleher kokoh Alphanya. Jeongguk membawa Taehyung kembali kekamarnya dengan menggendongnya ala bridal.

Beberapa pelayan dan penjaga membungkuk hormat membuat Taehyung semakin menyembunyikan wajah merahnya, malu.

"Papa!"

Jeongguk berhenti, terdengan suara ribut dari belakangnya membuat ia berbalik. Taehyung mengintip kecil lalu menegak dan bergerak-gerak ingin turun. Itu Ga Eun yang memanggilnya.

My Prince! [KV]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang