-*-Winter melihat dengan sayu ke arah Karina, merasakan manisnya pautan bibir gadis itu telah membuat seorang Winter candu sehingga ingin kembali menciumnya.
"Pelan-pelan atur nafasnya dulu.." Karina mengusap pelan kepala Winter lalu memeluknya dengan erat.
"Ma-maaf" Winter menghadap ke arah lain, pipi dan juga telinganya merona merah sebab dia merasa malu.
Walaupun sedikit susah berpelukan di dalam mobil tidak berarti menggentikan Karina untuk memeluk erat Winter, sehingga menimbulkan kehangatan dalam dingin anginnya malam, beserta bintang-bintang yang menyaksikan dua gadis cantik sedang di mabuk kasmaran.
"Kamu tau.. kamu udah buat aku ngga percaya, karena pertama kalinya kamu mau untuk nyium aku tanpa paksaan" Karina mendengar jelas suara debaran jantung Winter dalam posisinya saat ini.
"Saya bingung harus merasa bahagia atau sedih mendengarnya" Winter mengusap-ngusap pelan punggung Karina.
Karina tertawa kecil. "Win.. jangan pulang aja gimana, tetep kek gini sampek pagi mau kan" Karina berdiam diri di ceruk leher Winter sambil mencium harum tubuh itu.
"Hah.. nanti kalo pak satpam disini ngeliat kita gimana,terus dia mikir kita buat yang aneh-aneh gimana,dan kalo pak satpamnya mergok kita dibilang maling gimana?" Karina menggeleng sambil memainkan rambut Winter.
"Aku yang akan jelasin kalo kamu itu punya Karina, jadi ngga boleh ada yang larang-larang kalo kamu lagi sama aku, ngerti?" Winter pun hanya mengiyakan omongan Karina.
"Tapi sejak kapan, saya kasih kamu hak buat bilang saya itu punya kamu?" Karina langsung mencubit lengan Winter.
"Aw aw iyah iya ampun-ampun" Winter tersenyum dalam diam entah mengapa ketika Karina kesal membuatnya merasa senang.
"Minjeong-ah~" Karina melepaskan pelukannya dan kembali menatap mata Winter. "Kamu masih inget syarat aku yang ketiga itu ngga?" Karina mencari jawaban atas pertanyaannya disana.
Disaat Karina mengatakan itu Winter mengingat kembali ucapan yang dia lontarkan beberapa minggu yang lalu.
Winter mengangguk pelan dan tersenyum simpul padanya "Tentang itu aku mau kamu ngga usah buat"
"Saya tau dan ngga berhak buat itu jadi kamu jangan khawatir oke, kita eng-ga akan pernah punya hubungan apapun itu namanya" Winter memberikan senyum palsu sambil melepaskan tangannya dari pinggang Karina dan kembali ke posisi awalnya.
Karina pun ikut tersenyum tetapi entah mengapa saat Winter mengucapkan kalimat itu seakan membuat dadanya ikut sesak.
"Ka-kamu bener kita ngga mungkin, hah.." Karina menatap ke arah kaca jendela yang ada di samping.
KAMU SEDANG MEMBACA
MENGPASRAH (HIATUS)
Non-Fiction(GxG Area Fanfiction Winrina 18+)📌 Cerita antara dua gadis remaja yang saling menyukai satu sama lain tapi bedanya yang satu tidak mau memperlihatkan rasa sukanya di karenakan dia gengsi dan juga dingin tetapi yang satu lagi sangat manja dan juga s...