1K 143 38
                                    

~Tiga~

'Xiao'

Setelah menyelesaikan kegiatan makannya, Aether menyuruh si hybrid untuk kembali ke kamar. Aether yang sudah selesai mencuci piring, membersihkan meja, membersihkan diri, dan menyikat gigi kembali ke kamarnya. Dia cukup terkejut melihat sang hybrid yang tergeletak (baca ; merebahkan diri) di atas lantai kamarnya.

"Um... Apa yang kau lakukan?" Aether berjalan ke atas kasur, tawa kecil lolos dari mulutnya melihat si 'kucing' itu benar-benar seperti kucing sekarang.

"... mencoba untuk tidur?" Hybrid itu membuka matanya.

"Kenapa tidak di kasur?" tanya Aether kembali, membuka selimut dan memberikan ruang di sampingnya. "Um, kasurku tidak luas—tetapi rasanya cukup untukmu juga."

"..." Hybrid itu menerjapkan matanya mendengar tawaran dari sang 'tuan'. Dia pikir, itu bukan hal yang sopan. Hybrid itu lantas kembali membaringkan tubuhnya, "Tidak. Tidak apa-apa, aku di sini saja."

"Tetapi di sana dingin," Aether mengerutkan alisnya. "Kemarilah, di bawah selimut lebih hangat."

"Sudah kubilang, aku tidak apa-apa."

"Err... ini perintah?"

Si pirang itu tidak menyangka bahwa mendengar apa yang diucapkannya, hybrid itu langsung berdiri dan membaringkan tubuhnya di sebelah Aether. Whoaah, dia benar-benar kucing besar penurut akan 'perintah'.

Aether tertawa kecil, lalu menyelimuti hybrid di sampingnya itu. Aether tidak menyangka dibanding rasa canggung, tidur dengan seseorang di sampingnya membuatnya merasa nyaman—apalagi dengan hybrid yang kini menerjapkan matanya cepat dan agak mengerucutkan bibirnya; terlihat kikuk.

"Jadi," Aether membalikkan tubuhnya, menatap lelaki di sebelahnya. "Aku belum tahu namamu. Siapa namamu?"

"..." Hybrid itu menatap mata Aether, lalu menjawab, "... QL-10283"

"QL—apa?"

"QL-10283, itu namaku," jawab sang hybrid. "Mereka menyebutku begitu, jadi itu namaku."

"..." Aether menurunkan alisnya. Dibandingkan sebuah nama, bukankah itu terdengar seperti kode? Apakah hybrid ini tidak memiliki nama yang 'sebenarnya'? Si pirang itu menghela napasnya, mencoba mencairkan suasana, "Namamu... sangat unik. Aku harus berusaha untuk mengingatnya, hehe. Apa tadi? QL-10...?"

"..." Hybrid itu terdiam sejenak melihat sang tuan yang terlihat kesusahan. Dia akui, dia sendiri merasa bahwa 'QL-10283' bukanlah namanya—dia bahkan tidak ingat siapa nama aslinya, darimana asalnya, dan siapakah dirinya dulu.

Ia lalu teringat sesuatu. Bukankah dia sudah terikat oleh 'orang-orang' itu? Seharusnya, QL-10283 bukanlah labelnya lagi.

"Kau... boleh memberiku nama."

"Eh?" Aether menolehkan kepalanya.

"Kau kelihatan kesusahan," hybrid itu berkata. "Panggil saja aku dengan sebutan lain. Toh kau adalah tuanku sekarang."

"A—ah, maksudmu... aku harus mencarikanmu nama baru?"

"Kalau itu mempermudahmu, silahkan saja."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 31, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Black Panther《XiaTher Fanfiction》Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang