< akashi >

393 65 6
                                    

malam itu seluruh anggota bonten berkumpul. pemandangan yang jarang sekali terlihat karena biasanya masing-masing dari mereka memiliki aktivitas tersendiri—entah itu menjalankan misi dari sang bos atau sekedar bersenang-senang.

alasan utamanya adalah karena koko yang sudah menyebarkan berita kepada para petinggi lain tentang apa yang ia lihat bersama sanzu tadi pagi.

"sanzu, jangan lupa melaporkan misimu besok."

sanzu tersentak saat mikey berucap. ah, ia terlalu sibuk melamun hingga kalimat sederhana dari mikey saja mampu membuatnya terkejut.

"ah... oh, baik..."

anggota bonten yang lain menatapnya aneh. tak terkecuali ran dan rindou.

"apa dia habis menelan obatnya?"

rindou bertanya pada sang kakak.

"entahlah, kurasa sejak pagi tadi sanzu tidak bisa fokus sama sekali."

"yah, mungkin ia terkejut akan memiliki saingan untuk mendapat perhatian bos."

kalimat dari kakucho mampu membuat ran terkekeh. tidak salah memang. karena selama ini yang selalu menuntut untuk diperhatikan oleh mikey hanyalah sanzu. jika (nama) benar-benar memiliki hubungan khusus dengan bosnya itu, wajar jika perhatian yang diinginkan sanzu akan dibagi dua atau bahkan akan didapat sepenuhnya oleh (nama).

"rasa kagumnya kepada bos sangat freak sampai terkadang membuatku merinding."

kokonoi pun ikut menimbrung dalam percakapan. sepertinya menjadi kesenangan bagi mereka untuk menggosipkan rekan sendiri.

"tolong berkaca. kau sendiri sangat freak terhadap uang."

"kau juga memerlukan uang dariku."

"yah, tidak salah sih."

"mikey, apa malam ini tidak ada misi?"

pertanyaan dari (nama) berhasil membuat percakapan mereka terhenti. fokus para anggota bonten kini teralihkan ke interaksi sang bos dengan 'sepupu-nya' itu.

mikey menoleh dan menatap (nama).

"tidak, kenapa bertanya?"

"bosan saja. apa aku boleh keluar?"

"sudah larut."

"aku tidak selemah itu, mikey."

"tapi aku khawatir. kau tau betapa bahayanya dunia luar untuk bonten."

ucapan dari pemimpin bonten itu mampu membuat seisi ruangan terkejut.

(nama tersenyum), ia melirik sanzu yang sedari tadi menatapnya marah. (nama) bisa melihat darah yang keluar dari genggaman tangan pria itu. (nama yakin sanzu mengepal tangannya dengan erat sampai kukunya mampu menembus kulit tangannya.

belun puas sampai disitu, ia kembali memprovokasi pria bersurai pink itu. ia menenggerkan kepalanya di bahu mikey dan mencari rasa nyaman disana.

"tapi aku bosan."

"apa harus kutemani? aku tidak ingin kau terluka walau hanya tergores pun."

lagi-lagi, seisi ruangan terkejut. mereka sudah terbiasa melihat mikey yang tanpa emosi selama ini. melihat emosi dan empati dari bosnya itu muncul membuat mereka tak terbiasa.

"tidak perlu. kau harus membicarakan sesuatu dengan akashi-san, bukan?"

"lalu bagaimana denganmu?"

"kalau begitu bolehkah aku ditemani sanzu-san? jika ada dia tidak masalah, bukan? lagipula aku hanya kan bersenang-senang di sekitar markas."

sanzu yang namanya disebut menatap (nama) menyalang. wajah tampannya mengeras, iris cyannya bergetar tanda marah.

"sanzu? yah, baiklah."

"arigatou~!"

(nama) mengecup pelan pipi mikey sebelum bangkit dari duduknya. iris gelapnya beralih ke arah pria bersurai pink.

"ayo, sanzu-san!"






















BRAK!

"apa tujuanmu melakukan itu, brengsek?!"

(nama) melirik tangan sanzu yang sedang mencengkram lehernya dengan kuat. bibirnya menyunggingkan seringai puas.

wanita bermarga sano itu tertawa sangat kencang. iris gelapnya seakan menyala terang di bawah rembulan. sanzu tidak habis pikir dengan sikap (nama) yang menurutnya sangat aneh itu.

sinting.

"ayo, cekik aku lebih kencang lagi, sanzu! cekik aku sampai mati! aku penasaran apa yang akan dilakukan mikey jika tau kau membunuhku. lakukan!"

(nama) menggenggam tangan sanzu di lehernya dan membantu pria itu untuk mencengkram lehernya lebih kuat lagi.

"apa yang kau lakukan?!"

sanzu terkejut, ia buru-buru melepaskan tangannya dari leher (nama). cukup sulit karena ternyata tenaga (nama) sangat kuat untuk ukuran seorang wanita.

"apa? bukannya kau ingin membunuhku? ah, kau takut dibenci oleh mikey? wah~ sungguh freak. kau mengagungkan mikey layaknya raja, ya."

"katakan padaku apa tujuanmu yang sebenarnya! kau menargetkanku, bukan? lalu apa hubunganmu dengan mikey?!"

(nama) smirk dengan matanya yang sedikit menyipit.

"ya, aku memang menargetkanmu. kau tau? aku sangat~ sangat membencimu. akan kubuat kau menderita sampai kau merasakan apa itu putus asa."

sanzu menyipitkan mata geram. tak habis pikir dengan tingkah perempuan gila di hadapannya. amarahnya semakin meluap saat meningat bahwa ia tidak bisa menyentuh wanita ini sembarangan— karena mungkin saja hal itu akan membuat mikey membunuhnya, atau lebih parahnya lagu membuangnya layaknya rongsokan.

"kenapa kau membenciku?"

"kau tidak perlu tahu."

"APA MAKSUDMU TIDAK PERLU TAHU?!"

(nama) terkekeh, menyadari betapa puasnya ia melihat sanzu yang frustasi.

"kau akan tahu nanti, akashi haruchiyo."

sanzu mematung tatkala (nama) menyebut nama aslinya. nama yang paling ia benci, nama yang paling ia hindari.

kenapa.... dia tahu?

"ayo kembali, aku takut mikey akan khawatir jika aku keluar terlalu lama. bagaimanapun, sekarang aku adalah ratu-nya."

ratu-nya....











jadi benar.... rajaku memiliki ratu...?

[ 'HIS' QUEEN ]

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 07, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

'HIS' QUEEN | sanzu haruchiyoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang